Pantai Tanjung Menangis,
Ketapang Pringgabaya, Lombok Timur menjadi pusat ritual adat "Rebo
Buntung/Bontong dan Tetulaq Tamperan" (Rabu Buntung), Rabu (9/1/2013).
Ritual Rebo Buntung, adalah hari
Rabu terakhir dalam bulan Shafar (penanggalan Islam). Pada hari ini, masyarakat
setempat merayakannya dengan menyerahkan sesajian berupa hasil alam dan kepala
kerbau untuk dilarungkan ke laut lepas,
Melarutkan sebagian dari hasil
bumi dan kepala kerbau itu dilakukan sebagai bentuk kesyukuran masyarakat atas
hasil yang diperoleh kepada sang pencipta.
Kepala Dinas Budaya dan
Pariwisata Lombok Timur, Gufranuddin mengatakan Rebo Buntung menurut keyakinan
masyarakat setempat adalah hari Rabu yang akan memberikan keberuntungan dengan
menggelar ritual keluar rumah sehari penuh.
Ia menambahkan, ritual ini
digelar dengan beberapa tujuan diantaranya guna melestarikan budaya tradisional
sebagai bentuk kekayaan budaya nasional yang kian tergerus globalisasi sebagai
akibat semakin majunya ilmu pengetahuan dan teknologi masa kini.
Menurutnya kegiatan ritual
semacam ini juga adalah produk wisaya Lombok Timur. "Kegiatan ini
dihajatkan juga sebagai hiburan bagi masyarakat." ujarnya disela-sela
perayaan.
Ritual ini juga menjadi salah satu agenda pariwisata Nusa Tenggara Barat (NTB) dan menjadi even pertama yang digelar ditahun 2013 ini. Gufran menambahkan, acara ini dibagi menjadi dua bagian yakni satu minggu sebelum acara inti digelar beberapa kegiatan yaitu lomba tari tradisional, pemilihan terune dedare, lomba nyanyi dangdut dan pacuan kuda.
Ritual ini juga menjadi salah satu agenda pariwisata Nusa Tenggara Barat (NTB) dan menjadi even pertama yang digelar ditahun 2013 ini. Gufran menambahkan, acara ini dibagi menjadi dua bagian yakni satu minggu sebelum acara inti digelar beberapa kegiatan yaitu lomba tari tradisional, pemilihan terune dedare, lomba nyanyi dangdut dan pacuan kuda.
Sementara itu Bupati Lombok
Timur, Sukiman Azmy mengatakan selain ritual adat Rebo Buntung di Lombok Timur
ini masih banyak kegiatan dan tempat-tempat bersejarah yang juga harus dijaga
kelestariannya seperti Masjid Tua Songa', Kubur Selaparang dan lain
sebagainya.
"Adat bersendi syara',
syara' bersendi kitabullah." papar Sukiman. (bud)
1. Silahkan masukkan komentar
2. Berkomentar dengan kata-kata yang santun
3. Jangan menggunakan kata-kata kotor
4. Jika anda tidak suka dengan yang kami sajikan, lebih baik jangan di baca
5. Tinggalkan link web/blog anda agar admin bisa visit back
6. Jadilah pengunjung yang baik
7. Kami hanya memberikan informasi dari sumber-sumber yang bisa admin percaya.
8. Maaf jika ada salah satu artikel tidak ada sumbernya.
EmoticonEmoticon