Militer
memang sangat memegang peranan pentinga dalam pertahanan dan keamanan negara,
singkatnya Kedaulatan Negara. karena melalui kekuatan ini lah, sebuah negara
bisa unjuk gigi terhadap negara lain. Apalagi untuk daerah daerah yang sedang
bertikai seperti Korut-Korsel, Pakistan-India….dan negara yang berbatasan
langsung dengan mereka pun, mau tidak mau harus meningkatkan pertahanan militer
mereka. Gimana menilainya, ya alutsista nya lah itu… bahasa kerennya
kedirgantaraan militer… terutama untuk kawasan Asia yang tidak mau ketinggalan
dengan eropa dan amerika…
Menurut
Country Director Frost & Sullivan Indonesia, Eugene van de Weerd,
pendapatan pengadaan kerdirgantaraan militer Asia Pasifik akan tumbuh menjadi
US$ 7064 miliar pada tahun 2016, dengan CAGR 5,8% dari 2010 ke 2016.
Pertumbuhan yang diharapkan dari pengadaan kedirgantaraan militer di Asia
Pasifik selnjutnya akan mendorong pengembangan sarana angkut udara berbaling-baling
dan tanpa awak untuk mendukung tuntutan operasional yang semakin besar di
wilayah ini.
Dipimpin
oleh China, negara-negara seperti India, Australia, dan Singapura semakin
memperluas kemampuan militer mereka. Negara-negara tersebut pada umumnya
memiliki anggaran pertahanan senilai sekitar 2,3% dari PDB mereka
masing-masing. Negara-negara berkembang seperti Malaysia, Thailand, Filipina,
dan Indonesia juga semakin meningkatkan anggaran pertahanan untuk memodernisasi
kekuatan mereka.
Bagaimana
dengan perkembangan militer di Indonesia sendiri?
Kita
ketahui bersama, bahwa Indonesia sejak kepemimpinan pak Susilo Bambang
Yodhoyono sudah mulai menunjukkan keseriusannya terhadap kedirgantaraan militer
indonesia. Terkait kasus perampasan pulau yang dilakukan oleh negara tetangga
kita, dan beberapa kali masuknya pesawat asing ke dalam kedaulatan udara kita…
Dengan ditingkatkannya anggaran untuk militer, maka terlihat jelas kemajuan
yang signifikan tersebut. Pada pertengan Oktober, anggota parlemen Indonesia
menyetujui keinginan untuk menambah anggaran pertahanan negara untuk US $ 6,3
miliar (lebih dari $ 1 miliar yang sebelumnya disetujui) pada tahun 2011, hal
ini disebabkan karena pertumbuhan ekonomi yang kuat sekitar 7% per tahun yang
membuat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berkomitmen meningkatkan anggaran
pertahanan menjadi 1,5% dari PDB pada tahun 2014.
Peningkatan
kedirgantaraan militer Indonesia juga terlihat dari beberapa kerjasama yang
dilakukan dengan sesama penghuni asia pasifik. Kerjasama yang dilakukan dalam
berbagai bidang pertahanan itu, diantaranya mencakup kerjasama di bidang
kelembagaan, kerjasma di bidang teknologi, serta bidang pendidikan dan latihan.
Seperti kerjasama dengan Cina yang diharapkan bisa membantu mengembangkan
teknologi yang ada di PT Pindad, PT PAL Indonesia, serta PT Dirgantara
Indonesia untuk menghasilkan teknologi militer kelas menengah ke atas. Bukan
saja kerjasama memproduksi teknologi militer, tapi dalam kerjasama nanti juga
akan diupayakan kemungkinan Cina ikut memasarkan produk-produk militer yang
dihasilkan oleh Indonesia.
Begitu
pula kerjasama militer dengan Korea Selatan yang telah menyepakati proyek
pengembangan jet tempur KF-X, Korea Selatan, yang tertunda selama beberapa
tahun akibat masalah teknis dan pendanaan. Indonesia akan memperoleh sekitar 50
jet tempur KF-X dengan menanggung 20 persen biaya pengembangan proyek bernilai
miliaran dollar AS. “Pengaktifan kembali proyek itu akan dimulai awal tahun
depan, dan kami berencana memproduksi jet-jet tempur baru setelah studi kelayakan
rampung pada akhir 2012,” kata seorang juru bicara Kementerian Pertahanan
Korsel.
Dan
ternyata perkembangan kemiliteran Indonesia ini diperhatikan khusus oleh AS dan
China sebagaimana bocoran surat kawat rahasia yang dikeluarkan oleh wikileaks.
Dalam memo yang bocor itu, direkam pembicaraan antara Asisten Menteri Luar
Negeri (Menlu) China, Cui Tiankai, beserta Direktur Jenderal urusan Asia, Hu
Zhengyue, dengan kolega mereka dari AS, Deputi Asisten Menlu AS urusan Asia
Timur dan Pasifik, Eric John, di Beijing pada 5 Maret 2007.
Mereka
membicarakan isu-isu di Asia Tenggara, seperti masalah demokrasi Myanmar dan
keamanan di kawasan itu. Para pejabat dari kedua negara juga membicarakan
situasi di Indonesia. John menekankan kepada Hu bahwa AS dan China harus
bekerja sama untuk mendorong demokratisasi, pertumbuhan ekonomi, dan anti
terorisme di Indonesia.
1. Silahkan masukkan komentar
2. Berkomentar dengan kata-kata yang santun
3. Jangan menggunakan kata-kata kotor
4. Jika anda tidak suka dengan yang kami sajikan, lebih baik jangan di baca
5. Tinggalkan link web/blog anda agar admin bisa visit back
6. Jadilah pengunjung yang baik
7. Kami hanya memberikan informasi dari sumber-sumber yang bisa admin percaya.
8. Maaf jika ada salah satu artikel tidak ada sumbernya.
EmoticonEmoticon