Jumat, 29 Maret 2013

MANAJEMEN DAKWAH MAULANA SYAIKH TGKH. ZAINUDDIN ABDUL MAJID



 Beliau adalah sosok ulama karismatik yang berasal dari Indonesia bagian timur. Kedalaman ilmu yang dimilikinya menjadikannya beliau sosok ulama yang cukup di segani dan termasyhur serta menjadi kebanggaan indonesia bahkan dunia. Ulama Ahli Hadist Mekkah Habib Muhammad Alwi al maliki bahkan pernah mengatakan ” Tidak ada para ulama dan Pelajar di Mekkah yang tidak mengenal Syech Zainuddin , beliau adalah ulama besar yang memiliki segudang ilmu bukan hanya milik bangsa Indonesia tapi milik umat islam sedunia. Ucapan Habib Muhamad alwi almaliki tersebut bukan tanpa alasan. Sosok Zainuddin bin Abdul madjid sudah terkenal memiliki kecerdasan yang luar biasa sejak usia remaja. Para guru-gurunya pun mengakui kelebihan yang dimiliki oleh Zainuudin.

Ulama asal Lombok ini terkenal dengan sebutan Tuang Guru Zainuddin bin Abdul Madjid Al amfani Al Fancuri, Lahir di Desa Pancor lombok timur tangal 11 may 1906. Ayah beliau KH. Abdul Madjid seorang ulama dan pejuang yang cukup di segani di lombok . Menjelang kelahiran Putranya, ayahnya bermimpi didatangi Waliyulloh dari Tarim Hadromaut , dalam mimpi tersebut di beri pesan agar anaknya di beri Nama ”Saqqap” yang artinya “Orang yang memperbaiki atap” Orang Indonesia menyebutnya “assegap” dan secara kebetulan Waliyulloh tersebut bernama “Saqqop”. Sejak kecil Zainuddin dipanggil dengan dialek sasak dengan sebutan “Segep” atau “gep”. Setelah Menunaikan Ibadah Haji baru Namanya di ganti dengan Haji Zainuudin bin Abdul Madjid.

Sejak kecil Tuan Guru ZAinuddin belajar kepada ayahnya dan ulama ulama di Lombok. Menginjak usia Remaja Tuan Guru Zainuddin di kirim ayahnya untuk belajar di Mekkah. Kecerdasan yang dimilki Tuan Guru Zainuddin mampu menyerap ilmu-ilmu yang di berikan gurunya. Diantara guru -guru beliau di Mekkah adalah Syech Hasan Muhamad Al masysyat, Al alamah Syech Salim rahmatulloh dan lain-lain. Kejeniusan Tuan Guru Zainuddin sangat di kagumi oleh guru guru beliau.

Bahkan ketika masuk di Madrasah Al-Shaulatiyah sebagaimana lazimnya setiap pelajar yang akan belajar di sana harus melalui tes, dan yang memberikan tes tersebut adalah direktur Al Shaulatiyyah sendiri Al alamah Syaikh Salim Rahmatullah dan Syaikh Hasan Muhammad Al-Masysyath. Dan hasilnyapun sungguh mencengangkan, Tuan Guru Zainuddin lulus tes dan ditempatkan langsung di tingkat tiga. Namun dengan kerendahan hatinya Tuan Guru Zainuddin meminta agar dirinya masuk ke tingkat 2 saja dengan alasan untuk memperdalam ilmu Nahwu Shorof. Dengan demikian akhirnya Zainuddin belajar di Madrasah Al Shaulatiyyah langsung ke tingkat 2. Tuan Guru Zainuddin tak menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan kepadanya untuk belajar dengan sungguh sungguh.

Dengan di temani oleh ibunya selama di Mekkah, Tuan Guru Zainuddin selalu minta Ridho dan do’a dari ibunya demi kesuksesannya dalam belajar. Dan terbukti Tuan guru Zainuddin lulus dengan predikat “Mumtaz” (camlaude). Sebagai penghargan atas prestasinya Direktur Madrasah Al-Shaulatiyah Syaikh Salim Rahmatullah mengundang Ahli Kaligrafi terbaik di Mekkah untuk menulis Ijazah Tuan guru Zainuddin, bahkan Beliau mengatakan bahwa “Madrasah Al shaulatiyah tidak perlu memiliki murid banyak , cukup satu orang saja asalkan memilki prestasi dan berkualitas seperti ZAinuddin”. Prestasi yang didapat oleh Tuan guru Zainuddin bukan tanpa pengorbanan, Ibunda yang selalu mendampingi dan mendo’kannya telah meninggal dunia di Makkah.

Hampir 13 tahun Ta’lim di Makkah Tuan Haji Zainuddin kembali ketanah air. Suasana konflik di tanah air dengan Belanda , telah membangkitkan semangat beliau untuk berdakwah dan melakukan perlawanan terhadap penjajah. Beliau melakukan dakwah ke berbagai plosok daerah dan terkenal dengan sebutan “Guru Bajang” . Tahun 1934 Tuan Guru Haji Zainuddin mendirikan Pesantren bernama “Al Mujahidin” yang merupakan Cikal bakal berdirinya “Nahdlatul Wathon” yang di didirikan tgl 22 Agustus 1937 . Pembawaanya yang berwibawa dan keluasan ilmu yang mendalam menjadikan beliau sosok ulama yang menjadi panutan dan rujukan para ulama, sikapnya yang sederhana tak menunjukan bahwa beliau seorang ulama. Selalu mendengar keluh kesah warganya dan mencoba di carikan jalan keluarnya. Maka beliau begitu sangat di cintai murid dan warganya. Perkembangan Nahdlatul Wathon sangat pesat sampai saat ini telah memilki hampir 1000 cabang di seluruh nusantara, perkembangan tersebut tak lepas dari peran para muridnya yang membuka cabang di daerah tinggalnya masing masing.

Jaringan Intelektual
TGH Muhammad Zainuddin AM memiliki jaringan intelektual yang luar biasa, terutama silsilah guru-guru yang didapatinya selama di Makkah al-Mukarromah. Jaringan ini mencerminkan betapa luasnya pengembaraan mencari ilmu dan matangnya keilmuwan TGH Muhammad Zainuddin AM. Silsilah keilmuwan yang diperolehnya tidak dalam satu mata rantai dalam setiap cabang keilmuwan, melainkan beberapa guru yang memiliki kemampuan dan pengetahuan agama yang luas.

Guru-guru yang mengajarkan al-Qur’an dan kitab melayu:
1.      T.G.H. Abdul Majid
2.      T.G.H. Syarafuddin Pancor Lombok Timur
3.      T.G.H. Abdullah bin Amak Dulaji Kelayu Lombok Timur
4.      Al ‘Alim al-‘Allamah al-Syaik al-Kabir al-Arifubillah Maulana Syaikh Hasan Muhammad al-Mahsyat
5.      Al ‘Alim al-‘Allamah al-Faqih Maulana al-Syaikh Umar Bajunaid al- Syafi’i
6.      Al ‘Alim al-‘Allamah al-Faqih Maulana Syaikh Muhammad Syaid al-Yamani al-Syafi’i
7.      Al ‘Allim al-‘Allamah al-Mutaffanin Sibawaihi Zanamihi Maulana Syaikh Ali al-Maliki
8.      Maulana Syaikh Abu Bakar al-Falimbangi
9.      Maulana Syaikh Hasan Jambi al-Syafi’i
10.  Al ‘Allim al-‘Allamah al-Muffasir Maulana al-Syaikh Abdul Qadir al-Mandili al-Syafi’i
11.  Al ‘Allim al-‘Allamah al-Shufi Maulana Syaikh Muhtar Betawi al-Syafi’i
12.  Al ‘Allim al-‘Allamah al-Muhaddis Maulana Syaikh Umar Hamdan al Mihrasi al-Maliki
13.  Al ‘Allim al- ‘Allamah al-Muhaddis Maulana Syaikh Abdul Qadir al-Syibli al-Hanafi
14.  Al ‘Allim al-‘Allamah al-Adib al-Shufi Maulana Syaikh al-Syayid Muhammad Amin al-Kuthbi al-Hanafi
15.  Al ‘Allim al-‘Allamah Maulana Syaikh Muhsin al-Musahwa al-Syafi’i
16.  Al ‘Allim al-‘Allamah al-Falaqi Maulana Syaikh Khalifah al-Maliki
17.  Al ‘Allim al-‘Allamah Maulana Syaikh Jamal al-Maliki
18.  Maulana Syaikh al-Shahih Muhammad Shalih Mukhtar al-Makhdum al-Hanafi
19.  Al-‘Allim al-‘Allamah al-Syafi’i Maulana Syaikh Mukhtar al-Makhdum Al Hanafi
20.  Maulana Syaikh al-Syayid Ahmad Dahlan Sadakah al-Syafi’i
21.  Maulana Syaikh Salim Cianjur al-Syafi’i
22.  Al-‘Allim al-‘Allamah al-Muarrikh Maulana Syaikh Salim Rahmatullah al-Maliki
23.  Maulana Syaikh Abdul Gani al-Maliki
24.  Maulanasyaikh al-Syayid Muhammad Arabi al-Tubani al-Jasairi al-Maliki
25.  Maulana Syaikh al-Faruq al-Maliki
26.  Maulana Syaikh al-Wa’id al- Syaikh Abdullah al-Farisi
27.  Maulana Syaikh Mala Musa
Guru Ilmu Tajwid, al-Qur’an dan Qiraat Sab’ah:
1.      Al-Syaikh Jamal Mirdad (Imam dimakam Imam Hanafi di Masjidil Haram)
2.      Al-Syaikh Umar Arba’in (Ahli Qur’an dan Qasidah yang sangat terkenal)
3.      Al-Syaikh Abdul Latif Qari (Guru besar di Qiraat Sab’ah di Madrasah 4. Ashaulatiyah)
4.      Al-Syaikh Muhammad Uba’id (kepala guru/Guru besar dalam bidang Tajwid dan Qiraat yang sangat terkenal di Makkah).

Ilmu Fiqih, Tasawuf, Tajwid, Usulul Fiqih dan Tafsir:
1.      Al-‘Alamah ‘al-Syaihk Umar Bajunaid al-Syafi’i
2.      Al-‘Alimul al-Alamah al-Syaikh Muhammad Said al-Yamani
3.      Al-‘Alamah al-Syaikh Muhtar Betawi
4.      Al-‘Alamah al-Syaihk Abdul Qadir al-Mandili (Murid Khusus dari al- Allamah
5.      Syaikh Ahmad Hamud Minangkabau Sumatera Barat)
6.      Al-‘Alamah al-Faqih Abdul Hamid Abdur Rabb al-Yamani
7.      Al-‘Mutaffanin al-‘Allamah al-Syayid Muhsin al-Musawa (Musisi Pendiri Darul Ulum al-Diniyah Makkah Mukarramah)
8.      Al-‘Allamah al-Adib al-Syaikh Abdullah al-Lajahi al-Farisi (Pengarang Yang Sangat Terkenal.

Guru Ilmu Arud (Syair Bahasa Arab):
1.      Al-‘Allim al-‘Allamah al-Syaikh Abdul Qani al-Qadli
2.      Al-‘Allim al-‘Allamah al-Adib al-Sayyid Muhammad Amin al-Kutbi

Guru Ilmu Falak:
1.      Maulana Syaihk Cianjur (Jawa Barat)
2.      Al-‘Allim al-‘Allamah al-Falaki Maulana Syaikh Khalifah al-Makki
3.      Al-‘Allim al-‘Allamah al-Sayyid Ahmad Dahlan Sadakah al-Syafi’i

Guru Ilmu Hadits, Mustalahul Hadits, Mustahul Tafsir, Ilmu Fara’id, Sirah (Tarikh) dan Berbagai Ilmu Alat (Nahu-Syaraf):
1.      Al-‘Allamah al-Qabir Sibawaihi Zamanihi al-Syaikh al-Maliki
2.      Al-‘Allamah al-Jalil Asyaikh Jamal al-Maliki
3.      Al-‘Allim al-‘Allamah al-Kabir al-Muhaddist Maulana Syaihk Umar Hamdan al-Mihrazi al-Syafi’i
4.      Al ‘Allimul ‘Allamah al-Kabir al-Muhaddist Maulana Syaikh Abdullah al-Buhari al-Syafii (Mufti Istanbul)
5.      Maulanna Wamurabbi Abil Barokah al-‘Allim al-‘Allamah al-Ushuli al-Muhaddist al-Shufi al-‘Arifubillah Maulana Syaikh Hasan Muhammad al-Mahsyat al-Maliki
6.      Al-‘Allim al-‘Allamah al-Shorfi Maulana Syaikh Muftar Makdum al-Hanafi
7.      Al-‘Allim al-‘Allamah Maulana Syaikh al-Sayyid Muhsin al-Musawa
8.      Al-‘Allim al-‘Allamah al-Adeb al-Shufi Maulana Shaihk al-Sayyid Muhammad Amin al-Kutbi al-Hanafi
9.      Al-‘Allim al-‘Allamah al-Syaikh Umar al-Faruk al-Maliki
10.  Al-‘Allim al-‘Allamah al-Kabier al-Syaikh Abdul Qadir al-Syalabi al-Hanafi

Guru Ilmu Arwad (Ahzab):
1.      Al-‘Allim al-‘Allamah (Kyai Falaj) (Bogor Jawa Barat)
2.      Maulana Syaihk Malla Musa al-Maqribi

Guru Khat (Kaligrafi):
1.      Al-Khattah al-Syaikh Abdul Aziz Langkat
2.      Al-Khattah al-Syaihk Dau al-Rumani al-Fhatani
3.      Al-Khattah al-Syaihk Muhammad al-Ra’is al-Maliki

Dari semua guru TGH Muhammad Zainuddin AM, ada lima guru/ulama yang sangat berjasa dalam membimbing dan mendidiknya di Mekah: Syaikh Hasan Muhammad al-Mahsyat al-Maliki, Syaikh al-Sayyid Muhammad Amin al-Kutbi al-Hanafi, Syaikh Umar al-Faruk al-Maliki, dan Syaikh al-Sayyid Umar Hamdan al-Mihrasi al-Syafi’i.

Kiprah Sosial-Keagamaan
Melihat kondisi masyarakat Lombok yang masih terbelenggu oleh kebodohan dan keterbelakangan, TGH Muhammad Zainuddin AM merasa tertantang untuk membenahi masyarakatnya yang masih dalam jajahan Belanda, Jepang, Hindu Bali (Anak Agung Karangasem) melalui pencerdasan agama. Kepulangannya dari Mekah pada tahun 1934 ketika terjadi peperangan antara Raja Syarif Husein dengan Raja Abdul Aziz bin Abdurrahman sehingga ia kembali ke Lombok untuk membuka pengajian pemula untuk masyarakat dengan sistem halaqah (Abdul Hayyi Nu’man, 1998).

Pondok Pesantren yang didirikan diberi nama Pondok Pesantren Nahdlatul Wathan (membela tanah air) sesuai dengan obsesinya untuk membela tanah air dari kaum penjajah. Dengan berbekal ilmu yang dimiliki, ia mampu tampil sebagai seorang ulama yang mempunyai kompetensi besar dalam membentuk kader ulama. jenjang pendidikan yang khusus untuk mencetak kader ulama diberi nama Ma’had Darul Qur’an Wal Hadits. Sebagai seorang Mujahid, TGH Muhammad Zainuddin AM berupaya melakukan inovasi untuk meningkatkan pengetahuan agama masyarakat. Itu sebabnya, ia membuat rintisan dengan memperkenalkan sistem madrasi dalam penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran agama di NTB, membukan lembaga pendidikan khusus bagi wanita, mengadakan Syafatul Qubra, meciptakan hizib tarekat Nahdaltul Wathan, membuka sekolah umum di samping sekolah agama, menyususn nazham berbahasa Arab bercampur bahasa Indonesia.

Artikel Terkait

1. Silahkan masukkan komentar
2. Berkomentar dengan kata-kata yang santun
3. Jangan menggunakan kata-kata kotor
4. Jika anda tidak suka dengan yang kami sajikan, lebih baik jangan di baca
5. Tinggalkan link web/blog anda agar admin bisa visit back
6. Jadilah pengunjung yang baik
7. Kami hanya memberikan informasi dari sumber-sumber yang bisa admin percaya.
8. Maaf jika ada salah satu artikel tidak ada sumbernya.
EmoticonEmoticon