Thomas Jefferson lahir di Shadwell, Gloochland
(sekarang Albemarle), Virginia, AS pada 13 April 1743. Anak dari Peter dan Jane
Randoph Jefferson, pasangan keluarga berada. Ayahnya, Peter, meninggal pada
saat ia berumur 14 tahun dan mewarisinya tanah seluas 2,750 acre dan sejumlah
budak belian. Jefferson belajar di perguruan tinggi William dan Mary selama dua
tahun, tetapi entah mengapa keluar begitu saja sebelum dapat gelar apa pun.
Sesudah itu dia pelajari ilmu hukum selama beberapa tahun dan tahun 1767 dia
ditempatkan di badan pengadilan Virginia.
Tujuh tahun lamanya Jefferson mempraktekkan kebiasaan
hukumnya seraya bergelimang di bidang pertanian. Bersamaan dengan itu dia juga
jadi anggota "Burges", dewan perwakilan Virginia.
Esai penting pertama Jefferson A Summary View of
Rights of British America, tentang pandangan selintas kilas ihwal hak-hak
Amerikanya Inggris. Esai itu ditulisnya tahun 1774. Tahun berikutnya dia
dipilih jadi anggota delegasi Virginia untuk hadiri Kongres Kontinental kedua,
dan tahun 1776 mulailah ia membuat corat-coret rancangan Deklarasi Kemerdekaan.
Di penghujung tahun itu pula dia kembali ke dewan perwakilan Virginia dan main
perananlah dia di situ dalam hal pelbagai keputusan penting yang menyangkut
perobahan-perobahan masalah besar. Dua dari usul-usulnya adalah Statute of
Virginia for Religion Freedom dan Bill for More General Diffusion of Knowledge.
Yang pertama menyangkut perundangan perihal kebebasan beragama di Virginia dan
yang kedua menyangkut perundangan tentang penyebaran ilmu pengetahuan secara
umum. Yang kedua ini jelas berkaitan dengan keperluan pendidikan masyarakat.
Usul-usul Jefferson perihal pendidikan antara lain:
pemberian pendidikan dasar kepada semua orang; pendirian sebuah universitas
pemerintah buat mereka yang berbakat layak mendapat pendidikan tinggi; adanya
sistem beasiswa. Rencana pendidikan Jefferson ini tidak diterima oleh negara
bagian Virginia saat itu, kendati rencana serupa belakangan dilaksanakan oleh
lain-lain negara tanpa kecuali.
Perundang-undangan menyangkut kemerdekaan beragama
sungguh mengesankan bahkan mengagumkan karena didalamnya terkandung toleransi
agama dan sekaligus ketegasan adanya pemisahan antara agama dan negara.
(Sebelumnya, Gereja Anglikan merupakan agama resmi di Virginia). Memang ada
penentangan terhadap usul Jefferson ini tetapi ujung-ujungnya disetujui juga
oleh dewan perwakilan Virginia (1786). Gagasan serupa juga segera disetujui
dalam UU tentang hak-hak asasi oleh lain-lain negara bagian, dan akhirnya
disetujui pula dalam UUD Amerika Serikat sendiri.
Jefferson jadi Gubernur Virginia dari tahun 1779
sampai 1781. Lantas dia "pensiun" dari kehidupan politik. Selama masa
ngaso ini dia menulis satu-satunya bukunya Notes on the State of Virginia,
ihwal negara bagian Virginia. Buku ini antara lain memuat sikap Jefferson yang
tegas dan terang-benderang tentang anti perbudakannya. Tahun 1782 isteri
Jefferson tutup usia sesudah kawin sepuluh tahun dan beranak enam. Walaupun si
duda Jefferson masih cukup muda, tetapi dia tidak kawin lagi sesudah itu.
Kemudian dia lekas-lekas berhenti dari ngasonya dan
menceburkan diri dalam Kongres. Di situ usulnya tentang hal-ihwal pembagian
mata uang dari sudut berat maupun ukurannya (ini terjadi sebelum adanya rencana
sistem ukuran metrik, yaitu panjang dinilai dengan meter, berat dinilai dengan
gram, isi dinilai dengan liter dan sebagainya) ditolak. Dia juga mengajukan
usul pelarangan perbudakan di seluruh negara bagian, tetapi usul ini tertolak
hanya karena selisih satu suara!
Tahun 1784 Jefferson mengunjungi Perancis dalam sebuah
misi diplomatik. Begitu sampai di sana begitu dia gantikan Benjamin Franklin
jadi Duta Besar Amerika untuk Perancis. Lima tahun lamanya dia menetap di
Perancis, karuan saja dia absen dari kegiatan politik dalam negeri Amerika
Serikat termasuk tatkala konstitusi disusun dan disahkan. Jefferson menyambut
baik pengesahan konstitusi itu, dan seperti para pemuka lainnya, dia yakin
seyakin-yakinnya undang-undang yang menjamin hak asasi harus dicantumkan
didalam konstitusi.
Jefferson kembali ke negerinya di penghujung tahun
1789 dan segera ditunjuk menduduki korsi Menteri Luar Negeri. Di forum kabinet
berkembang perbedaan sengit antara Jefferson dengan Menteri Keuangan Alexander
Hamilton. Mereka berbeda faham tentang pandangan politik.
Dalam skala nasional pendukung politik Hamilton bergabung
membentuk Partai Federal, sedangkan pendukung politik Jefferson bergabung
membentuk Partai Republik-Demokratis yang kemudian berkembang menjadi Partai
Demokrat yang kita kenal sekarang.
Tahun 1796 Jefferson jadi calon Presiden tetapi orang
kedua sesudah John Adams. Di bawah ketentuan-ketentuan konstitusi yang berlaku
saat itu, dengan sendirinya dia hanya menduduki Wakil Presiden. Baru pada tahun
1800 dia maju lagi dan menanglah dia jadi Presiden mengalahkan John Adams.
Selaku Presiden, Jefferson moderat berbuat baik-baik
saja terhadap bekas lawan-lawan politiknya, dan dengan demikian menanamkan
tradisi politik yang membudaya buat Amerika Serikat di masa-masa berikutnya.
Puncak dari puncak peninggalan abadi yang diberikannya selama dalam masa
jabatan presiden adalah langkah pembelian Louisiana, yang berakibat membuat
wilayah Amerika Serikat hampir dobel luasnya. Pembelian Louisiana mungkin
merupakan perpindahan pemilikan daerah terbesar secara damai sepanjang sejarah.
Ini pada gilirannya membuat Amerika Serikat sebuah
negara besar dan kuat di dunia, walhasil punya arti penting berjangka jauh.
Andaikata Jefferson seorang yang bertanggung jawab atas ihwal pembelian
Louisiana itu, bisa jadi saya tempatkan dia lebih atas dalam urutan daftar
sekarang. Tetapi, saya percaya, pemimpin Perancis Napoleon Banaparte, dalam
pengambilan langkah dan keputusan yang ruwet menjual daerah kepada Amerika
Serikat adalah orang yang paling pegang peranan.
Bukannya Jefferson. Kalau toh ada orang Amerika yang
punya peranan besar dalam transaksi penjualan ini, itu pun bukannya Jefferson,
karena Jefferson tidak pernah punya angan-angan melakukan pembelian tanah
begitu luas. Yang-paling mendekati adalah perutusan Amerika Serikat di Paris,
Robert Livingstone dan James Monroe yang begitu mencium kesempatan bagus dan
menguntungkan untuk melakukan perundingan jual-beli, dia melesat melewati
instruksi-instruksi diplomatik yang ada padanya dan terjun dalam persetujuan
jual-beli. (Adalah menarik bahwa pada catatan yang dipasang pada batu nisan,
Jefferson tidak memasukkan pembelian Louisiana sebagai salah satu dari hasil
prestasinya, padahal catatan itu dia sendiri yang tulis).
Jefferson terpilih lagi jadi
Presiden tahun 1804 tetapi tahun 1808 dia berkeputusan tidak mau jadi Presiden
untuk ketiga kalinya. Berarti dia memperkokoh langkah yang pernah diambil oleh
George Washington. Jefferson pensiun pada tahun 1809 dan satu-satunya langkah
berikutnya yang bersifat kegiatan pemerintahan adalah mendirikan Universitas
Virginia (diresmikan tahun 1819). Dengan begitu dia bisa saksikan sebagian dari
rencana yang pernah diusulkannya didalam dewan perwakilan Virginia walaupun
baru terealisir empat puluh tiga tahun kemudian. Jefferson wafat tanggal 4 Juli
1826, pada hari ulang tahun kelima Deklarasi Kemerdekaan, sesudah perjalanan
hidup yang penuh dengan pergulatan --dan juga kebahagiaan-- selama lebih dari
delapan puluh tiga tahun.
Bakatnya banyak sekali disamping
bakat politik. Dia kuasai lima atau enam bahasa asing, dia peminat serius
pengetahuan alam dan matematik, dia petani yang berhasil yang bergelimang
dengan cara pertanian ilmiah. Dan juga dia produser barang-barang, seorang
penemu walau dalam ukuran kecil dan juga seorang arsitek yang pandai.
Berhubung bakat dan kualitas
pribadinya yang begitu menonjol, sering orang berlebih-lebihan menilainya,
melampaui pengaruh yang sesungguhnya yang dia punyai dalam sejarah. Jika kita
mau secara cermat menilai arti pentingnya, mungkin kita mesti berangkat dari
ihwal Deklarasi Kemerdekaan, karena pada tingkat perencana dianggap itu sebuah
hasil kerja Jefferson yang besar. Pertama yang perlu dicatat Deklarasi
Kemerdekaan itu bukanlah bagian dari hukum pemerintahan Amerika Serikat karena
arti pentingnya terletak pada kenyataan bahwa deklarasi itu merupakan cetusan dari
cita-cita Amerika. Lebih dari itu, cita-cita yang terkandung didalamnya
tidaklah asli buah pikiran Jefferson melainkan sebagian terbesar berasal dari
tulisan-tulisan John Locke. Deklarasi Kemerdekaan bukanlah sebuah falsafah yang
tulen asli, dan juga memang tidak dimaksud begitu melainkan sebuah pernyataan
ringkas tentang keyakinan yang sudah jadi anutan banyak orang Amerika.
Juga bukanlah karena kehebatan
Jefferson dalam penyusunan kalimat-kalimat deklarasi yang mendorong bangsa
Amerika memproklamirkan kemerdekaannya. Perang Revolusioner pada hakikatnya
pecah bulan April 1775 (lebih dari setahun sebelum Deklarasi Kemerdekaan) yang
bermula dari pertempuran Lexington dan Concord. Di bulan-bulan sesudah
pertempuran itu, daerah jajahan Amerika menghadapi keputusan kritis: haruskah
mereka sebaiknya menuntut langsung kemerdekaan ataukah harus berkompromi dengan
pemerintah Inggris? Pada musim semi tahun 1776, gairah memilih alternatif
pertama tumbuh makin kuat di Kongres Kontinental. Dan bukan pula Jefferson melainkan
Richard Henry Lee dari Virginia yang pada tanggal 7 Juni secara resmi
mengusulkan agar Amerika yang dijajah menyatakan dirinya merdeka dari Inggris.
Kongres mengambil keputusan menunda
pemungutan suara atas usul resolusi Lee beberapa minggu dan membentuk sebuah
panitia dibawah pimpinan Jefferson untuk menyusun sebuah pernyataan kepada umum
alasan-alasan menyatakan kemerdekaan. (Anggota-anggota panitia lainnya dengan
bijak mempersilahkan Jefferson menyusun rancangan deklarasi sendirian). Kongres
menyidangkan lagi acara resolusi Lee tanggal 1 Juli dan di hari berikutnya
ketika pemungutan suara usul itu diterima bulat. Pada pemungutan suara tanggal
2 Juli itulah keputusan kritis menyangkut pernyataan kemerdekaan dipecahkan.
Baru sesudah resolusi itu diterimalah rancangan susunan Jefferson untuk
diperdebatkan. Resolusi itu diterima Kongres (dengan beberapa perubahan) dua
hari kemudian tanggal 4 Juli 1776.
Apabila Deklarasi Kemerdekaan
dianggap tidak begitu penting seperti umumnya dikira orang, apakah ada
karya-karya lain yang bisa menempatkannya dalam kedudukan tinggi dalam daftar
urutan buku ini? Dalam catatan di batu nisannya, Jefferson menyebut dua hasil
karya yang dia harap bisa dikenang orang. Pertama, peranannya dalam kaitan
pendirian Universitas Virginia meski sebetulnya tidaklah begitu menentukan, ini
toh belum memadai syarat pencantumannya dalam daftar urutan ini. Kedua,
karyanya selaku penulis Statute of Virginia for Religions Freedom yang mampu
cukup berbobot dan punya makna. Tentu saja, gagasan umum mengenai kebebasan
beragama telah pernah dicetuskan oleh pelbagai filosof kenamaan sebelum
Jefferson, termasuk John Locke dan Voltaire. Tetapi perundang-undangan lebih
maju dari gagasan yang dianjurkan Locke. Lebih jauh dari itu, Jefferson seorang
politikus yang aktif yang berhasil merealisir pikirannya ke dalam bentuk
undang-undang, dan usul Jefferson mempengaruhi negara-negara bagian lain
tatkala mereka membuat perundang-undangan mengenai hak-hak asasi.
Hal itu menggoda pertanyaan lebih
lanjut: sampai sejauh mana saham yang disumbangkan Jefferson dalam hal
pengesahan undang-undang tentang hak asasi federal? Jefferson memang wakil dari
mereka yang menggandrungi jaminan hak-hak asasi dan memang dia salah seorang
dari pemuka intelektual dari kelompok itu. Tetapi, Jefferson tidak berada di
dalam negeri antara tahun 1784 hingga akhir 1789, sehingga tentu saja tidak
terlibat tatkala perdebatan pembicaraan hak-hak asasi di masa sulit-sulitnya
menjelang konvensi konstritusi. James Madison-lah yang pegang peranan kunci dan
berhasil melakukan amandemen lewat Kongres. (Kongres mengesahkan amandemen itu
tanggal 25 September 1789, sebelum Jefferson kembali ke Amerika Serikat).
Dapatlah dikatakan, bukanlah
langkah tindakan resini Jefferson, melainkan sikap-sikapnya yang paling dalam
mempengaruhi Amerika Serikat. Tetapi, masih bisa diragukan sejauh mana
gagasan-gagasan Jefferson diterima oleh rakyat Amerika. Orang banyak yang
menyanjung nama Thomas Jefferson, mendukung kebijaksanaan politik, yang justru
bertentangan dengan pendapat Jefferson sendiri. Misalnya, Jefferson yakin betul
dengan apa yang sekarang kita sebut "pemerintahan kecil."
Suatu ungkapan karakteristik
(berasal dari pidato pelantikannya): "... yaitu sebuah pemerintahan yang
bijak dan ekonomis yang akan mencegah orang menyakiti lainnya, yang akan
memberikan keleluasaan bebas mengatur hasrat industri dan perbaikan hidup
..." Mungkin titik tolak Jefferson benar, tetapi pemilihan umum dalam masa
empat puluh tahun terakhir menunjukkan bahwa kata-katanya tidak meyakinkan
mayoritas rakyat Amerika. Misal kedua. Jefferson menentang mati-matian
pandangan bahwa kekuasaan terakhir menafsirkan konstitusi terletak pada tangan
Mahkamah Agung, yang bisa pula dengan demikian mengeluarkan hukum yang tidak
konstitusional kendati sudah disepakati Kongres. Pendapat macam ini, dia pikir,
bertentangan dengan prinsip pemeritahan demokratis.
Kalimat-kalimat sebelumnya mungkin
lebih memperjelas bahwa Jefferson sesungguhnya pengaruhnya kecil dan tak layak
punya tempat di buku ini.
Tetapi jika orang terlampau
terpukau oleh pohon-pohon, dia akan kehilangan gambaran tentang hutan secara
keseluruhan. Kalau orang mau mundur agak selangkah dan mencoba menilai karier
Jefferson dalam skala yang lebih besar, orang akan segera dapat melihat mengapa
Jefferson dilukiskan sebagai "juru bicara kebebasan manusia yang
menonjol."
Mestikah Thomas Jefferson
ditempatkan lebih tinggi atau lebih rendah ketimbang George Washington?
Kemerdekaan Amerika dan lembaga-lembaga demokratisnya didirikan oleh usaha
bersama orang-orang yang penuh ide dan orang-orang yang kerja keras. Jika
keduanya sama pentingnya, saya percaya secara umum ide merupakan faktor
sumbangan yang lebih penting. Di segi eksekutif, George Washington nyata-nyata
memainkan peranan dominan. Penghargaan kepada mereka yang mencetuskan ide harus
--mau tidak mau--dibagi diantara sejunilah besar orang, termasuk orang-orang
Amerika seperti Jefferson dan James Madison dan orang-orang Eropa seperti John
Locke, Voltaire dan banyak lagi lainnya. Atas dasar alasan itu, Thomas
Jefferson di samping bakatnya yang besar dan bobotnya, ditempatkan dalam urutan
di bawah George Washington di buku ini.
1. Silahkan masukkan komentar
2. Berkomentar dengan kata-kata yang santun
3. Jangan menggunakan kata-kata kotor
4. Jika anda tidak suka dengan yang kami sajikan, lebih baik jangan di baca
5. Tinggalkan link web/blog anda agar admin bisa visit back
6. Jadilah pengunjung yang baik
7. Kami hanya memberikan informasi dari sumber-sumber yang bisa admin percaya.
8. Maaf jika ada salah satu artikel tidak ada sumbernya.
EmoticonEmoticon