Manshur bin Ammar melihat
seorang pemuda sedang melaksanakan shalat seperti shalatnya orang-orang yang
takut, lalu ia memanggil pemuda tersebut, “Hai anak muda! Apakah engkau pernah
membaca firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
“Wahai orang-orang yang
beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya
adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan
tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan
selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At-Tahrim: 6)
Tatkala ia mendengar ayat ini,
maka ia langsung jatuh pingsan. Ketika telah siuman ia berkata, “Berilah aku
tambahan lagi.” Lantas Manshur berkata, “Bukankah engkau tahu bahwa di Neraka
Jahannam terdapat jurang yang disebut api yang bergejolak yang mengelupaskan
kulit kepala, yang memanggil orang yang membelakangi dan yang berpaling (dari
agama).” Maka, ia pun tidak mampu memikul nasihat ini, lalu ia jatuh dan
meninggal dunia.
Selanjutnya dadanya dibuka.
Ternyata ditemukan dadanya bertuliskan, “Sesungguhnya dia berada dalam
kehidupan yang diridhai, dalam surga yang tinggi, buah-buahannya dekat.”
Manshur melanjutkan ceritanya,
“Lalu saya tidur sambil memikirkan kondisi pemuda tersebut. Di dalam tidur,
saya melihatnya sedang berjalan dengan lagak yang bagus di dalam surga. Di atas
kepalanya terdapat mahkota kehormatan. Kemudian saya bertanya kepadanya,
“Dengan apa engkau dapat memperoleh derajat seperti ini?” lalu ia berkata
kepadaku, “Bukankah engkau pernah membaca firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
“Sesungguhnya orang-orang
yang bertakwa itu di dalam taman-taman dan sungai-sungai, di tempat yang
disenangi di sisi Tuhan Yang Berkuasa.” (QS. Al-Qamar: 54-55)
Wahai Ibnu Ammar! Sungguh, Allah
Subhanahu wa Ta’ala telah memberikan kepadaku pahala pasukan Badr,
bahkan lebih banyak lagi. Lalu saya bertanya kepadanya, “Mengapa bisa seperti
itu?” Ia menjawab, “Karena pasukan Badr gugur dengan pedang orang-orang kafir.
Sedangkan saya meninggal dunia dengan pedang Dzat Yang Maha Merajai dan Maha
Perkasa, yaitu Alquran Al-Karim.”
Dihikayatkan dari Masruq radhiyallahu
‘anhu bahwa ia pernah mendengar seseorang sedang membaca ayat berikut:
“(Ingatlah) hari (ketika)
Kami mengumpulkan orang-orang yang takwa kepada (Allah Subhanahu wa Ta’ala)
Yang Maha Pengasih sebagai perutusan yang terhormat, dan Kami akan menghalau
orang-orang yang durhaka ke neraka Jahannam dalam keadaan dahaga.” (QS.
Maryam: 85-86)
Lantas ia bergetar, menangis,
dan berkata kepada orang yang membaca ayat tersebut, “Ulangi lagi untukku!”
Maka, ia pun terus-menerus mengulangi ayat tersebut, sementara Marsuq menangis
sehingga ia jatuh dan meninggal dunia. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala
merahmatinya. Ia termasuk orang-orang yang meninggal dunia lantara Alquran.
Manshur bin Ammar berkata, “Saya
memasuki kota Kufah. Pada saat saya sedang berjalan di kegelapan malam,
tiba-tiba saya mendengar tangisan seseorang dengan suara yang penuh gelisah
dari dalam rumah. Orang tersebut berkata, “Wahai Rabbku! Demi kemuliaan dan
keagungan-Mu, saya tidak bermaksud menentang-Mu dengan berbuat maksiat
kepada-Mu. Akan tetapi, saya berbuat maksiat karena kebodohanku. Lantas
sekarang siapa lagi yang dapat menyelamatkanku dari siksa-Mu? Dengan tali siapa
saya berpegang teguh jika Engkau memutus tali-Mu dari diriku. Aduh alangkah
banyak dosaku.. Aduh tolonglah… Ya Allah!” Manshur bin Ammar berkata,
“Ucapan orang tersebut membuatku
menangis, lalu saya berhenti dan membaca ayat berikut:
‘Wahai orang-orang yang
beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya
adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan
tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan
selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.’ (QS. At-Tahrim: 6)
Tiba-tiba saya mendengar
teriakan keras dan gemetar lelaki tersebut. Saya pun berhenti hingga suara
lelaki itu pun terputus dan saya pun berlalu. Di pagi harinya saya mendatangi
rumah lelaki tersebut, ternyata saya mendapatinya telah meninggal dunia dan
orang-orang sedang merawat jenazahnya. Di sana terlihat seorang nenek yang
sedang menangis, lalu saya menanyakan tentang siapakah perempuan tua tersebut.
Ternyata ia adalah ibunya, kemudian saya menghampirinya dan saya bertanya
mengenai tingkah laku anaknya, lalu perempuan tua tersebut menjawab, “Dia
berpuasa di siang hari, beribadah di malam hari, dan bekerja mencari rezeki
yang halal. Lalu ia membagi tiga hasil dari kerjanya. Sepertiga untuk dirinya
sendiri, sepertiga lagi untuk membiayaiku, dan sepertiga lainnya ia sedekahkan.
Tadi malam ada seseorang melewatinya sambil membaca suatu ayat, ia pun
mendengar ayat tersebut lalu meninggal dunia.”
Diriwayatkan bahwa Mudhar ia
adalah seorang qari sedang membaca ayat ini:
(Allah berfirman): “Inilah
kitab (catatan) Kami yang menuturkan kepadamu dengan sebenar-benarnya.”
(QS. Al-Jatsiyah: 29)
Lantas Abdul Wahid bin Zaid
menangis ketika mendengar ayat tersebut sampai pingsan. Ketika telah siuman, ia
berkata, “Demi kemuliaan-Mu dan keagungan-Mu saya tidak akan berbuat maksiat
kepada-Mu dengan segenap kemampuanku untuk selamanya. Oleh karena itu, berilah
saya pertolongan untuk melakukan ketaatan kepada-Mu dengan pertolongan-Mu.”
Kemudian ia mendengar seseorang
membaca ayat berikut:
“Wahai jiwa yang tenang!
Kembalilah kepada Rabbmu dengan hati yang ridha dan diridhai-Nya.” (QS.
Al-Fajr: 27-28)
Lalu ia meminta agar si pembaca
ayat tersebut mengulangi kembali dan bertanya, “Berapa kali saya mengucapkan
irji’i.” Ia pun pingsan lantaran takut kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala
dan siksa-Nya. Ia bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan
memperbaiki diri setelah itu. Maha benar Allah Subhanahu wa Ta’ala
yang telah berfirman:
“Sekiranya Kami turunkan
Alquran ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah
belah disebabkan ketakutannya kepada Allah.” (QS. Al-Hayr: 21)
Zirarah bin Auf menjadi iman
bagi orang banyak saat shalat Subuh. Tatkala ia membaca ayat:
“Maka apabila sangkakala
ditiup, maka itulah hari yang serba sulit.” (QS. Al-Muddatstsir: 8)
Maka, ia terjatuh dalam keadaan
telah meninggal dunia. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala merahmatinya.
Dan ketika firman Allah Subhanahu
wa Ta’ala berikut ini telah diturunkan:
“Dan sungguh, Jahannam itu
benar-benar (tempat) yang telah dijanjikan untuk mereka (pengikut setan)
semuanya.” (QS. Al-Hijr: 43)
Maka, Salman Al-Farisi radhiyallahu
‘anhu menjerit satu jeritan, lalu ia meletakkan tangan di atas kepalanya
dan pergi tak tentu arah selama tiga hari.
1. Silahkan masukkan komentar
2. Berkomentar dengan kata-kata yang santun
3. Jangan menggunakan kata-kata kotor
4. Jika anda tidak suka dengan yang kami sajikan, lebih baik jangan di baca
5. Tinggalkan link web/blog anda agar admin bisa visit back
6. Jadilah pengunjung yang baik
7. Kami hanya memberikan informasi dari sumber-sumber yang bisa admin percaya.
8. Maaf jika ada salah satu artikel tidak ada sumbernya.
EmoticonEmoticon