Jumat, 29 Maret 2013

KISAH INVASI PASUKAN MONGOL KE KERAJAAN ISLAM (BAGIAN 1)



SIAPAKAH ORANG-ORANG MONGOL...?

 
Dalam khazanah sejarah dunia, tercatat bahwasanya bangsa Mongol mulai muncul pada akhir abad ke-12 atau awal abad ke-13 M. Pada mulanya, orang-orang Mongol adalah sekumpulan masyarakat nomad yang mendiami daerah hutan Siberia dan Mongolia luar. Mereka menempati daerah antara gurun pasir Gobi dan danau Baikal. Mereka hidup sebagai pengembara dan tinggal di perkemahan.

Kehidupan orang-orang Mongol dikenal dengan kehidupan bar-bar; mereka tidak mengenal kebersihan dan memakan semua daging binatang. Mereka menyembah matahari di saat terbit dan ada pula yang menganut cabang Nestoria dan Sammaniah yang mempertahankan kepercayaan kuno terhadap kesucian berbagai peristiwa dan benda alam. Sungai, mata air, Guntur , api, dll mereka anggap sebagai ruh-ruh suci, sementara kekuatan teritngginya adalah Langit Biru atau Khokh Tenger. Di sisi lain orang-orang Mongol juga dikenal pemberani, sabar, dan kuat menahan rasa sakit ketika diintimidasi oleh musuh.

Sama seperti orang-orang Arab, Mongol pun menganut paham tribalisme (kesukuan) yang kental. Mereka sangat patuh dan menjunjung tinggi kepala suku mereka.

Para sejarawan Arab sering menyebut mereka dengan orang-orang Tartar, memang demikianlah, orang-orang Mongol ini memang satu anak rumpun dengan bangsa Tartar.

Jenghis Khan
Jenghis Khan adalah tokoh sentral dalam sepak terjang perjalanan sejarah bangsa Mongol. Berkat kepemimpinannya bangsa Mongol yang awalnya hanyalah orang-orang sabana yang tidak mengenal dan dikenal oleh peradaban luar, kemudian menjadi bangsa penakluk yang disiplin dan memiliki keterampilan perang yang sangat diperhitungkan.

Ia lahir pada tahun 1162 M di wilayah Daeliyun Buldagha, Mongolia. Ia merupakan anak dari seorang kepala suku yang bernama Ishujayi dan nama kecilnya adalah Temujhin yang berarti besi atau baja yang kuat.



Kehidupan Temujhin cukup keras dan hal ini tentu saja berpengaruh dalam pembentukan karakter dan kepribadiannya. Saat berumur 13 tahun, terjadi perselisihan dan perpecahan di dalam suku Kiyat, keluarga Temujhin pun menjadi tawanan perang. Dari sinilah kemudian dia bangkit dan menjadi seseorang yang memiliki karakter yang keras dan kuat.

Ia menggantikan ayahnya sebagai kepala suku saat berusia 13 tahun. Awal kepemimpinannya dimulai dengan tantangan berat, yakni mempersatukan suku-suku Mongol yang terpecah-pecah. Setelah orang-orang Mongol bersatu, ia berhasil memimpin rakyatnya menaklukkan beberapa daerah di sekitar wilayah China.

Pada tahun 1211 M, Jenghis Khan dan pasukannya yang berjumlah 100.000 prajurit yang ia bagi menjadi 10 kelompok, berangkat menuju China untuk menaklukkan daerah tersebut. Mereka membuka kemenangan dengan berhasil menaklukkan wilayah Xi Xia. Kemudian ekspansi dilanjutkan menuju Beijing yang diperintah oleh Dinasti Jin pada tahun 1214 M. Mereka mengepung Beijing yang memiliki tembok pertahanan terkokoh di masa itu. Dengan pengepungan yang semakin ketat dan menyulitkan, akhirnya Kaisar Jin menyerah dan bersedia menjadi negara koloni Mongol di bawah kepemimpinan Jenghis Khan. Kaisar Jin menyerahkan seorang puteri untuk diperistri Jenghis Khan, 500 bocah laki-laki dan perempuan, 3000 kuda, dan 10.000 gulungan sutra.

Yang menjadi perhatian dari penaklukkan Jenghis Khan bukan hanya kekejamannya dalam berperang, yang memanfaatkan para tawanan sebagai tameng pelindung di saat menyerang, tapi juga bagaimana ia menaklukkan dengan menebarkan sebuah teror yang sangat menakutkan. Apabila sebuah negeri menyerah, maka ia akan meminta upeti dan negeri tersebut harus bersedia menjadi wilayah koloni yang harus menaati perintah-perintahnya. Namun apabila sebuah negeri ditaklukkan dengan cara berperang, maka ia akan membantai semua orang yang ada di dalam negeri tersebut meskipun mereka adalah warga sipil bahkan wanita dan anak-anak. Sebagai contoh adalah penyerangan terhadap wilayah-wilayah Khawarezm, lebih dari 2,5 juta jiwa dibantai oleh pasukan-pasukannya.

Ekspansi ke Kerajaan Islam
Kisah ekspansi bangsa Mongol ke kerajaan-kerajaan Islam adalah sebuah kisah pilu yang begitu mengerikan. Salah seorang sejarawan ketika hendak mengisahkan ekspansi Mongol ke wilayah Islam, ia mengatakan, belum pernah ada sebelumnya sebuah budaya yang menggunakan kekuatan untuk membinasakan seperti bangsa Mongol, dan belum pernah sebelumnya sebuah budaya menderita sebagaimana yang tak lama lagi akan diderita dunia muslim.

Sebelumnya kabar tentang jatuhnya Beijing ke tangan Mongol sempat terdengar oleh seorang duta dari Khawarezm. Ia pun merasakan keheranan yang sangat, bagaimana bisa kota yang sangat hebat dan terlindungi dengan sangat baik telah jatuh ke tangan kaum yang semata-mata adalah pengembara. Ia mengabarkan bahwa tulang-belulang orang-orang yang dibantai telah membentuk gunungan-gunungan dan tanahnya berminyak karena lemak-lemak dari jasad-jasad tersebut. Ia bahkan membenarkan sebuah cerita gila yang mengatakan bahwa 60.000 gadis menjatuhkan diri dari atas tembok demi menghindarkan diri jatuh ke tangan orang-orang Mongol. Dan sebentar lagi bangsa Mongol akan masuk ke wilayah Islam dan menorehkan kengerian yang lebih dari apa yang terjadi sebelumnya.

Ada beberapa alasan yang ditengarai menjadi latar belakang Jenghis Khan mengekspansi negeri-negeri Islam. Pertama, alasan yang terpenting melebihi segalanya adalah penaklukkan tersebut merupakan takdir yang dibebankan oleh langit kepada dirinya tanpa disertai alasan yang jelas. Sementara penghancuran adalah hanya masalah strategi dan pembantaian adalah ekses dari peperangan.

Kedua, masalah ideologi.  Orang-orang Mongol termasuk Jenghis Khan adalah penganut ajaran Shammaniah yang mempertahankan kepercaaan kuno terhadap kesucian berbagai peristiwa dan benda alam, diantaranya: air, api, hujan, dan petir. Sementara umat Islam menggunakan benda-benda suci tersebut, dalam hal ini air, sebagai perantara dalam ritual ibadah dan Islam pun memerangi keyakinan paganisme dan animism yang masih dipercayai oleh orang-orang Mongol. Hal ini turut memotivasi bangsa Mongol memerangi Islam.

Ketiga, penyeragannya dilatarbelakangi keinginan untuk membalas dendam. Menurut sejarawan Barat, Jenghis Khan pernah mengutus delegasi dagangnya ke kerajaan Khawarezm, lalu Shah Muhammad sebagai penguasa Khawarezm menilai delegasi tersebut sebagai mata-mata dan membunuh mereka semua. Shah Muhammad khawatir tentang sifat bar-bar dan kekejaman orang-orang Mongol seperti kabar yang ia terima melalui dutanya sebagaimana yang telah kami sampaikan.

Sementara menurut sumber lainnya perselisihan tersebut terjadi karena orang-orang Mongol yang masih liar dan biadab belum pernah mengenal dunia luar kecuali di era Jenghis Khan, merampok dan menyiksa tiga pedagang kain muslim dari Bukhara (1212 M). Lalu orang-orang Mongol tersebut tertarik untuk mendapatkan harta yang lebih banyak lagi, mereka pun mengutus 150 orang dari kalangan mereka ke wilayah teritorial muslim. Mengetahui kedatangan orang-orang Mongol ini,  Gubernur Ghayar Khan menagkap dan meng-qishahs mereka semua, namun satu orang berhasil meloloskan diri dan mengabarkan peristiwa di Utrar ini hingga sampailah kepada Jenghis Khan.

Tahun 1219 M, Jenghis Khan membawa 200.000 pasukannya bergerak ke Barat melalui Transoxiana.  Ia berhasil menduduki kota-kota yang makmur seperti Bukhara dan Samar Khand dan membunuh semua penduduknya sebagai pembalasan dendam. Kemudian mereka berangkat ke kota-kota lainnya hingga korban tewas mencapai angka 2,5juta jiwa lebih. Inilah awal mula penderitaan umat Islam disebabkan invansi orang-orang Mongol.

Artikel Terkait

1. Silahkan masukkan komentar
2. Berkomentar dengan kata-kata yang santun
3. Jangan menggunakan kata-kata kotor
4. Jika anda tidak suka dengan yang kami sajikan, lebih baik jangan di baca
5. Tinggalkan link web/blog anda agar admin bisa visit back
6. Jadilah pengunjung yang baik
7. Kami hanya memberikan informasi dari sumber-sumber yang bisa admin percaya.
8. Maaf jika ada salah satu artikel tidak ada sumbernya.
EmoticonEmoticon