Selasa, 26 Maret 2013

BUDIDAYA IKAN PAPUYU/ IKAN BETOK




Ikan papuyu, mungkin tidak semua orang mengenalnya, ikan papuyu tersebar luas di berbagai daerah mungkin di seluruh indonesia. Semasa kecil kami sering memancing dan mendapat ikan papuyu, didaerah saya ikan ini sering disebut ikan betok atau bahasa lomboknya "Empak Betok".

Namun sayang, ikan yang bernama latin Anabas testudneus ini populasinya semakin berkurang, akibat penangkapan yang tidak selektif dan adanya penduduk yang menangkap dengan bahan peledak. Karena populasinya semakin berkurang, maka usaha budidaya mulai dikembangkan. Salah satu institusi yang telah berhasil adalah Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Mandiangin. Artikel inipun diambil dari salah satu leafletnya.

Beda jantan dan betina
Jantan dan betina ikan papuyu dapat dibedakan dari tanda tubuhnya. Tanda induk betina : tubuh memanjang; warna agak kusam; perut agak gendut, gerakan lamban, lubang kelamin membulat dan berukuran 100 gram. Tanda induk jantan : tubuh membulat; warna cerah; gerakan lincah, lubang kelamin memanjang, dan berukuran antara 100 gram. 

Pemijahan
Pemijahan ikan papuyu dilakukan secara semi buatan, induced spawning. Caranya, siapkan akuarium ukuran panjang 60 cm, lebar 50 cm dan tinggi 45 cm; keringkan selama 3 hari; isi air setinggi 30 cm; hidupkan dua titik aerasi dan biarkan hidup selama pemijahan; suntik 2 ekor induk betina sore hari dengan ovaprim dosis 0,5 ml/kg dan masukan ke dalam akuarium; suntik 8 ekor induk jantan dan satukan dengan induk betina; biarkan memijah. Perbandingan antara jantan dan betina 4 : 1. Pemijahan akan terjadi pada tengah malam hingga pagi hari dan telur-telur akan menempel pada dinding akuarium.

Penetasan dan pemeliharaan larva
Penetasan dilakukan dalam akuarium pemijahan. Yaitu dengan menangkap induk-induk yang telah memijah, kemudian dipindahkan ke kolam pematangan gonad. Dalam suhu 29 – 30 O C, telur akan menetas antara 20 – 24 jam. Larva tersebut dipelihara selama 3 hari hingga kuat untuk berenang. Selama di akuarium itu diberi pakan tambahan berupa naupli artemia secukupnya atau secara adlibitum. Setiap ekor induk betina bisa menghasilkan larva sebanyak 13.500 ekor. 

Pendederan I
Pendederan I dilakukan dalam hapa yang dipasang di kolam. Caranya, siapkan sebuah kolam berukuran 200 m2, keringkan selama 4 – 6 hari; isi air setinggi 40 – 60 cm; tebarkan 4 karung kotoran ayam atau puyuh dan biarkan selama 4 – 5 hari; pasang 4 – 10 buah hapa ukuran panjang 2 m, lebar 1 m dan tinggi 80 cm dengan tiang-tiang bambu; masukan 2.000 ekor larva; beri pakan tambahan berupa pelet halus. Pemeliharaan ini dilakukan selama seminggu. Pada saat itu, larva sudah berukuran 0,5 cm. 

Pendederan II dan III
Pendederan II dilakukan di kolam. Caranya, siapkan sebuah kolam berukuran 200 m2, keringkan selama 4 – 6 hari; isi air setinggi 40 – 60 cm; tebarkan 4 karung kotoran ayam atau puyuh dan biarkan selama 4 – 5 hari; tebar benih yang berasal dari tempat pendederan I (hapa) dengan kepadatan 200 – 300 ekor/m2; beri pakan tambahan berupa pelet halus sebanyak 500 gram/hari diawal pemeliharaan, 750 gram pada minggu kedua, 1000 gram (1 kg) pada minggu ketiga atau sesuai dengan kebutuhan. Pendederan II berlangsung selama 30 hari. Pada saat itu, benih papuyu sudah mencapai 1 – 3 cm. Pendederan III dilakukan di kolam lain dengan perlakuan sama dengan pendederan II. Pendederan ini dilakukan selama sebulan dan benih sudah mencapai ukuran 3 – 5 cm.

Pembesaran
Pembesaran dilakukan di kolam. Caranya, siapkan sebuah kolam berukuran 500 m2, keringkan selama 4 – 6 hari; isi air setinggi 40 – 60 cm; tebarkan 6 karung kotoran ayam atau puyuh dan biarkan selama 4 – 5 hari; tebar benih yang berasal dari tempat pendederan II dengan kepadatan 50 ekor/m2; beri pakan tambahan berupa pelet butiran sebanyak 5 persen/hari. Pembesaran berlangsung selama 6 bulan. Saat itu, ikan papuyu sudah mencapai berat antara 60 – 75 gram.

Pembesaran di jaring tancap
Pembesaran papuyu bisa juga dilakukan dalam jaring tancap. Caranya, pilih lokasi di pinggir perairan yang memiliki kedalaman 1 – 1,5 m; siapkan sejumlah jaring berukuran panjang 4 m, lebar 3 m dan 1 m dengan mess 0,5 cm; pasang jaring dengan mengikatkan pada tiang-tiang yang tahan air, seprti kayu ulin; tebarkan benih papuyu yang berasal dari pendederan III dengan kepadatan50 – 100 ekor/m2; beri pakan tambahan berupa pelet sebanyak 5 persen/hari dengan frekwensi pemberian 4 kali. Pembesaran di jaring tancap berlangsung selama 6 bula. Pada saat itu, ikan papuyu sudah berukuran 65 – 75 gram.

Sumber :
Internetlah pokoknya, lupa ane nama websitenya.

Artikel Terkait

1 comments so far

Bray ikan papuyu / bethik tersebar hampir disluruh indonesia baray .. bagian jawa,sumatera,dan sulawesi ... lain tempat lain nama jadi anda jangan asal . ikan tersebut hanya da di kalsel

1. Silahkan masukkan komentar
2. Berkomentar dengan kata-kata yang santun
3. Jangan menggunakan kata-kata kotor
4. Jika anda tidak suka dengan yang kami sajikan, lebih baik jangan di baca
5. Tinggalkan link web/blog anda agar admin bisa visit back
6. Jadilah pengunjung yang baik
7. Kami hanya memberikan informasi dari sumber-sumber yang bisa admin percaya.
8. Maaf jika ada salah satu artikel tidak ada sumbernya.
EmoticonEmoticon