Rasulullah SAW bersabda : “ Segala sesuatu selain
dzikrullah adalah permainan dan kesia-siaan kecuali terhadap empat hal :
Yaitu seorang suami yang mencandai isterinya, seseorang yang melatih kudanya,
seseorang yang berjalan menuju dua sasaran (memanah) dan seorang yang
berlatih renang ( HR An- Nasai )
Subhanallah. Hadits di atas memberikan legitimasi
secara penuh tentang bolehnya bercanda dengan pasangan kita. Ia bukanlah
permainan sia-sia yang akan dengan mudah menghabiskan waktu kita.
Bercanda secara umum mampu mengurangi kepenatan fikiran kita, apalagi jika
bercanda dan bermain-main dengan istri ? Insya Allah bukan sekedar mengurangi,
namun justru memberi energi dan semangat baru dalam menjalani aktifitas kita
selanjutnya. Bahkan jauh-jauh hari Rasulullah SAW telah merekomendasikan untuk
memilih istri yang perawan agar lebih fleksibel dan elegan ketika bermain dan
bercanda bersama. Dari Jabir bin Abdullah, Rasulullah SAW bersabda : Mengapa
tidak seorang perawan (yang engkau kawini) ? sehingga engkau bisa bermain
dengannya dan ia juga bisa bermain denganmu. (HR Bukhori 5367 dan Muslim)
Bercanda dan bermain bersama pasangan akan
menghasilkan senyum manja dan tawa yang riang. Dua hal ini sangat kita butuhkan
untuk menghias hari-hari kita serta menjadikan hidup lebih bersemangat. Kita
bisa bayangkan rumah yang lampu penerangannya redup dengan rumah yang terang,
pasti akan mempengaruhi semangat hidup penghuninya. Maka, senyum dan sedikit
tawa riang benar-benar menjadi sebuah kebutuhan bagi umumnya manusia. Lebih
jauh lagi, Dr. Yusuf Qaradhawi mengatakan dalam Fatwa Kontomporer 1
Tertawa adalah ciri khas manusia yang membedakannya dengan binatang !
Canda Rasulullah SAW bersama istrinya
Nah saatnya mengintip rumah tangga kenabian dengan
segenap program romantisnya. Beberapa riwayat menangkap secara utuh sebagian
candaan Rasulullah SAW bersama para istri-istrinya. Seperti biasa, kami
paparkan utuh untuk menjadi inspirasi tersendiri bagi Anda dan pasangan.
1.
Mengoleskan
makanan di wajah
Dari Aisyah ra, ia berkata : Rasulullah berada di tempatku bersama Saudah, lalu
aku membuat jenang. Aku bawa (jenang itu) kepada beliau, kemudian aku berkata
pada Saudah : Makanlah ! Akan tetapi, ia menjawab : Saya tidak menyukainya. Aku
pun berkata : Demi Allah, kamu makan atau aku oleskan ke wajahmu ? Ia berkata :
Saya tidak berselera memakannya (Kata Aisyah) : Lalu aku ambil sedikit,
kemudian aku oleskan ke wajahnya, sedangkan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi
Wassalam ketika itu duduk di tengah-tengah antara aku dan dia. Kemudian beliau
merintangi dengan lututnya supaya dia dapat membalasku, lalu ia mengambil
jenang dari piring tersebut, kemudian dia (saudah) membalas mengoleskannya
kepadaku dan Rasulullah tertawa . (HR Ibnu Najjar)
2.
Sering bercanda
dengan Saudah Dari
Ibnu Suad, beliau meriwayatkan Saudah berkata pada Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi Wassalam : Tadi malam aku mengerjakan shalat dibelakangmu, kemudian
engkau ruku’ denganku hingga aku menahan hidungku karena khawatir darah
mengucur. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam pun tertawa. Dalam berbagai
kesempatan, Saudah membuat Rasul Shallallahu ‘Alaihi Wassalam tertawa dengan
sesuatu.} ( Ath-Thobaqot VIII/5 dan Al-Ishobah VII/721)
3.
Bermain
Kuda-kudaan dan Boneka bersama
Pada suatu hari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam bertanya kepada Aisyah
: Apa ini ? Aisyah menjawab : Anak-anak perempuan (boneka perempuan) ku. Beliau
bertanya lagi : Apakah yang ditengah ini ? Aisyah menjawab : Kuda. Beliau
bertanya lagi : Dan apa yang ada di atasnya ini ? Aisyah menjawab : Itu dua
sayapnya. Beliau bertanya lagi : Kuda yang mempunyai dua sayap ? Aisyah
menjawab dengan nada tanya : Apakah engkau tidak mendengar bahwa Sulaiman bin
Dawud mempunyai kuda yang memiliki beberapa sayap ? Lalu Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi Wassalam tertawa hingga tampak gigi serinya. ( HR Abu Dawud)
Ada batasan dalam canda-canda kita
Terakhir meskipun ada legalitas untuk bermain dan
bercanda bersama pasangan, tetap saja di sana ada serangkaian aturan yang harus
di taati. Agar candaan kita menjadi berkah saat tetap berada di jalurnya. Yang
paling utama, pastikan tidak ada dusta dalam candaan kita. Tidak ada cerita
bualan yang hanya untuk memuaskan tawa kita. Dari Abu Hurairah ra, ia
berkata, bahwa sekelompok orang bertanya pada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi
Wassalam : Ya Rasulullah sesungguhnya engkau juga bercanda kepada kami “ Beliau
bersabda : Tapi saya tidak mengatakan kecuali benar. ( HR Tirmidzi )
Hadits lain yang menegaskan tentang hal ini adalah, Rasulullah SAW bersabda :
Celakalah orang yang mengada-adakan sebuah cerita agar orang lain tertawa,
sementara dia berdusta. Celakalah ia.. celakalah ia ( HR Tirmidzi, Abu Dawud,
An-Nasa’I dan Baihaqi )
Selanjutnya, ketika bercanda dengan pasangan
kita, jangan mudah untuk menyebut kata cerai, meski hanya sekedar bercanda.
Dalam pandangan syariat itu bisa berarti sangat serius konsekuensinya. Dari Abu
Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda : “ Tiga hal yang apabila dilakukan dengan
sungguh-sungguh maka berguraunya pun dinilai sebagai sesuatu yang
sungguh-sungguh, yaitu ; nikah, talak, dan rujuk “ ( HR Abu Dawud (1920))
1. Silahkan masukkan komentar
2. Berkomentar dengan kata-kata yang santun
3. Jangan menggunakan kata-kata kotor
4. Jika anda tidak suka dengan yang kami sajikan, lebih baik jangan di baca
5. Tinggalkan link web/blog anda agar admin bisa visit back
6. Jadilah pengunjung yang baik
7. Kami hanya memberikan informasi dari sumber-sumber yang bisa admin percaya.
8. Maaf jika ada salah satu artikel tidak ada sumbernya.
EmoticonEmoticon