Merpati Putih (MP)
merupakan salah satu perguruan pencak
silat bela diri Tangan
Kosong (PPS Betako) dan merupakan
salah satu aset budaya bangsa, mulai terbentuk aliran jenis
beladiri ini pada sekitar tahun 1550-an
dan perlu dilestarikan serta dikembangkan selaras dengan perkembangan dan kemajuan
ilmu pengetahuan serta teknologi dewasa ini. Saat ini MP merupakan salah satu
anggota Ikatan Pencak
Silat Seluruh Indonesia (IPSI)
dan Martial Arts Federation For World Peace (MAFWP) serta Persekutuan Pencak Silat Antar
Bangsa atau PERSILAT (International Pencak Silat Federation).
Arti Nama dan Moto
Arti
dari Merpati Putih itu sendiri adalah suatu
singkatan dalam bahasa Jawa,
yaitu:
Mersudi Patitising Tindak Pusakane Titising Hening yang dalam bahasa Indonesia berarti "Mencari sampai mendapat Kebenaran dengan Ketenangan" sehingga diharapkan seorang Anggota
Merpati Putih akan menyelaraskan hati dan pikiran dalam segala tindakannya.
Selain itu PPS Betako Merpati Putih mempunyai motto: "Sumbangsihku tak berharga, namun Keikhlasanku nyata".
Sejarah
Merpati putih (MP) merupakan warisan budaya peninggalan nenek
moyang Indonesia yang pada awalnya merupakan ilmu keluarga Keraton yang
diwariskan secara turun-temurun yang pada akhirnya atas wasiat Sang Guru ilmu
Merpati Putih diperkenankan dan disebarluaskan dengan maksud untuk
ditumbuhkembangkan agar berguna bagi negara.
Awalnya aliran ini dimiliki oleh Sampeyan Dalem Inkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan Pangeran Prabu Mangkurat
Ingkang Jumeneng Ing Kartosuro kemudian ke BPH Adiwidjojo (Grat I).
Lalu setelah Grat ke tiga, R. Ay. Djojoredjoso ilmu yang diturunkan dipecah
menurut spesialisasinya sendiri-sendiri, seni beladiri ini mempunyai
dua saudara lainnya. yaitu bergelar Gagak Samudro dan Gagak Seto.
Gagak Samudro diwariskan ilmu pengobatan, sedangkan Gagak Seto ilmu sastra.
Dan untuk seni beladiri diturunkan kepada Gagak Handoko (Grat IV).
Dari Gagak Handoko inilah akhirnya turun temurun ke Mas Saring lalu Mas Poeng
dan Mas Budi menjadi PPS Betako Merpati Putih. Hingga kini, kedua saudara
seperguruan lainnya tersebut tidak pernah diketahui keberadaan ilmunya dan
masih tetap dicari hingga saat ini ditiap daerah di tanah air guna
menyatukannya kembali.
Pada awalnya
ilmu beladiri Pencak Silat ini hanya khusus diajarkan kepada Komando Pasukan
Khusus ditiap kesatuan ABRI dan Polisi serta Pasukan
Pengawalan Kepresidenan (Paspampres).
Didirikan pada tanggal 2 April 1963 di Yogyakarta,
mempunyai kurang lebih 85 cabang dalam negeri dan 4 cabang luar negeri dengan
jumlah kolat (kelompok latihan) sebanyak 415 buah (menurut data tahun 1993)
yang tersebar di seluruh Nusantara dan saat ini mempunyai anggota
sebanyak kurang lebih dua setengah juta orang lulusan serta yang masih aktif
sekitar 100 ribu orang dan tersebar di seluruh Indonesia.
Sang Guru Merpati Putih adalah Bapak Saring Hadi Poernomo, sedangkan
pendiri Perguruan dan Guru Besar sekaligus pewaris ilmu adalah Purwoto
Hadi Purnomo (Mas Poeng) dan Budi Santoso Hadi Purnomo (Mas
Budi) sebagai Guru Besar terakhir yaitu generasi ke sebelas (Grat XI).
PPS Betako Merpati Putih berasal dari seni beladiri keraton.
Termasuk diantaranya adalah Pangeran Diponegoro.
Berikut
Silsilah Turunan aliran PPS Betako Merpati Putih:
o BPH ADIWIDJOJO: Grat-I
o PH SINGOSARI: Grat-II
o R Ay DJOJOREDJOSO: Grat-III
o GAGAK HANDOKO: Grat-IV
o RM REKSO WIDJOJO: Grat-V
o R BONGSO DJOJO: Grat-VI
o DJO PREMONO: Grat-VII
o RM WONGSO DJOJO: Grat-VIII
o KROMO MENGGOLO: Grat-IX
o SARING HADI POERNOMO: Grat-X
o POERWOTO HADI POERNOMO dan BUDI
SANTOSO HADI POERNOMO: Grat-XI
Pewaris
muda: NEHEMIA BUDI SETIAWAN (putra Mas Budi) dan AMOS PRIONO TRI NUGROHO (putra
Mas Poeng)
Amanat Sang
Guru, seorang Anggota Merpati putih haruslah mengemban amanat Sang Guru
yaitu :
o Memiliki
rasa jujur dan welas asih
o Percaya pada
diri sendiri
o Keserasian
dan keselarasan dalam penampilan sehari-hari
o Menghayati
dan mengamalkan sikap itu agar menimbulkan Ketaqwaan kepada Tuhan.
Pada tahun 1995, seorang anggota PPS Betako Merpati Putih cabang Jakarta
Selatan, Mas Eddie Pasar mendapat piagam penghargaan Rekor dari Musium Rekor
Indonesia (MURI) karena mendemonstasikan menyetir mobil terjauh dari Bogor ke Jakarta dengan
mata tertutup.
Hingga tahun 1998 PPS Betako Merpati Putih masih hanya untuk Warga
Negara Indonesia saja. Namun karena minat dari luar negeri sangat banyak
dan antusias, MP mulai membuka diri untuk menerima anggota dari luar negeri.
Adalah Nate Zeleznick dan Mike Zeleznick sebagai orang berkulit putih pertama
yang diajarkan pencak silat ini pada tahun 1999 dan menjadi
Pelatih Merpati Putih Pertama di Amerika untuk umum. Pada awal bulan Oktober 2000 Mas Pung dan Mas
Budi meresmikan American School of Merpati Putih yang pertama
berlokasi di Ogden City Mall, Utah. MP adalah satu-satunya Pencak Silat yang
diselidiki secara ilmiah mengenai masalah adanya tenaga dalam.
Ketua Umum Merpati Putih periode sekarang adalah Dr. Ing. Fauzi Bowo (gubernur DKI
Jakarta) yang merupakan pesilat Merpati Putih tingkat Khusus 2.
Partisipasi di JREF
Pada tanggal 7 Oktober 2000, bertempat di Salt Lake City USA, Merpati putih
yang dipimpin oleh Ketuanya, mengikuti sayembara yang diadakan oleh JREF (James
Randy Educational Fondation) yang berhadiah 1.000.000 dollar, merpati putih
mendemonstrasikan ilmu yang dinamakan vibravision (getaran).
Pada demo pertama menggunakan tutup mata yang dibawa sendiri. Kontestan
dari merpati putih yang merupakan murid senior yang telah berpengalaman selama
20 tahun dalam bidang ini, unjuk gigi dengan berhasil mencari warna bendera
yang sesuai dengan yang ditunjukkan dengan tingkat akurasi 100 persen, akan
tetapi keesokan harinya ketika tes dimulai oleh pihak JREF dengan menggunakan
tutup mata yang disediakan oleh panitia, akurasi dari kontestan Merpati Putih
turun drastis hingga mendekati 0 persen yaitu hanya 3 yang benar dari 19
percobaaan.
Acara utama sesungguhnya adalah meresmikan cabang MP di Utah, Amerika
Serikat. Penandatanganan akte notaris, mencoba bentuk/model
organisasi/perguruan pencaksilat yg di manage modern, lengkap dengan paten,
perizinan, rancangan kerja yang bisa menghidupi perguruan dan juga para
pelatihnya. Juga sekaligus mengunjungi pusat pelayanan tunanetra di San
Fransisco.
Bonusnya mencoba tantangan James Randy. Pelaksanaannya di Weber University,
Ogden, Utah. Bertempat di laboratorium fisika (unggulan Weber University pada
fakultas fisika). Bentuk bangunan mirip planetarium, tapi pendek. Atapnya
setengah bola, dari beton tebal. Kalau di dalam, handphone mati signal. Betul-betul
kedap suara dan kedap gelombang elektronikFrekuensi berapapun tidak akan bisa
keluar masuk lab. Letak lab itu agak jauh dari gedung kampus, dekat dengan
pangkalan pelatihan F-16, yang dijamin tidak kelihatan di peta.
Masuk lab melalui pintu dan dinding berlapis. Ditengah ruangan ada kotak yg
dijadikan meja, ukurannya sekitar lebar 1 meter, tinggi 90 cm, panjang 4-5
meter. Ujung-ujung meja ditutup logam selebar 60 cm. Meja tersebut bermuatan
listrik statis yg cukup kuat. Ada yg seperti berdengung dibawah kotak. Tidak
diduga, pesilat yg di test akan duduk disitu. Menjelang pelaksanaan test,
kecuali para pesilat dan Nate Zelesnick sebagai saksi, disamping para
"sarjana fisika" sebagai petugas yang melakukan pengetesan, semua
harus meninggalkan gedung lab. Setelah selesai, mereka keluar, dan dinyatakan
gagal.
Terjadi keributan kecil karena Nate protes keras. Tissue basah yang dipakai
membersihkan seputar mata terasa amat pedas, sangat mengganggu konsentrasi,
protes di dalam lab tidak diterima. Anggota tim, dokter Heru (mahasiswa super
spesialis bedah pita suara di fakultas kedokteran Utah university, pelatih MP),
masuk untuk melihat sampel tissue. Ternyata yg dipakai adalah tissue basah
antiseptic yang dipakai dokter bedah militer untuk membersihkan sekitar luka
sebelum operasi darurat. Sangat pedas Apalagi
kelopak mata belum kering langsung ditempel semacam lakban kedap sinar.
Karena ujicoba adalah jenis paling mudah dibanding kualifikasi pesilat yg
diuji (hanya mendeteksi warna-warna potongan kain yg diacak diatas kotak/meja),
padahal kualifikasi kemampuan deteksi lebih dari itu, misal mendeteksi urutan
setumpuk kartu bridge tanpa salah, mendeteksi narkoba yang disembunyikan, dan
sebagainya). Merpati Putih kecolongan tidak waspada karena ada jebakan pada
pasal-pasal yg ditandatangani.
Kesimpulan, protes ditolak. Meski esok sorenya, mata para pesilat baru bisa
sembuh dari merah gatal.
Atas bantuan dari seorang informal leader di Utah yang sekaligus sahabat
dari (alm) Gus Dur, pesilat Merpati Putih diuji coba sekali lagi di bagian
kedokteran mata Universitas Utah. Hasilnya berhasil 100%.
Beladiri Tangan Kosong (BETAKO)
Latihan Merpati Putih mementingkan aspek beladiri tanpa
senjata/tangan kosong. Bagian-bagian tubuh manusia dapat digunakan sebagai
senjata yang tak kalah ampuhnya dengan senjata sesungguhnya. Tetapi walaupun
begitu pada anggota Merpati Putih secara ekstra kurikuler (bukan
kurikulum latihan) diperkenalkan senjata, sifat dan karakteristik senjata, cara
menghadapi dan sebagainya.
Karena bagaimana mungkin bisa mengalahkan lawan bersenjata apabila tidak
memahami karakteristik dari senjata seperti bentuk, lintasan, alat penyasar,
target sasaran senjata, dan sebagainya. Untuk itulah teknik penggunaan senjata
juga dipelajari.
Senjata khas Merpati Putih adalah TEKBI dan KUDI dan akan diajarkan secara
wajib pada pesilat secara bertahap pada tingkatan tertentu.
KUDI Merpati Putih berbentuk sangat khas, dan diciptakan oleh Mas Poeng
(Guru Besar MP). Memiliki dimensi horizontal dan dimensi vertikal. Sarat dengan
nilai-nilai dan falsafah. Mas Poeng (Guru Besar MP) sudah bertransformasi
menjadi seorang MPU yang membuat senjata khas.
Tujuan
PPS Betako Merpati Putih adalah salah satu warisan ilmu beladiri karya
nenek moyang Indonesia asli, dan bertujuan menempa kepribadian
anggota-anggotanya agar berwatak dan berkepribadian luhur, berbudi, kuat,
harmonis, dinamis serta patriotis, sesuai filsafat Indonesia, yaitu Pancasila.
Seni beladiri adalah seperti pisau bermata dua, dapat digunakan untuk
menolong maupun melukai. Untuk itulah suatu seni beladiri harus memiliki
dasar-dasar filosofi yang kuat di dalam pengajarannya, agar tidak salah dan
tidak disalahgunakan. Pada akhirnya, apapun yang dicapai oleh praktisi beladiri
akan mengarah pada aspek vertikal terhadap Tuhan Sang Maha Pencipta.
Jurus dan Tenaga Dalam
Merpati Putih menggunakan tenaga dalam asli manusia, dengan
teknik olah napas. Pada orang biasa, tenaga asli tersebut dapat dilihat dan
digunakan hanya pada saat orang bersangkutan dalam kondisi terdesak saja.
Misal: melompat pagar saat anjing mengejarnya di jalan yang buntu. Dalam
keadaan kembali normal / tidak terdesak, orang tersebut serasa tidak percaya
telah melompati pagar yang tinggi tersebut. Maka di dalam Pencak Silat ini,
bagaimana menggunakan tenaga ekstra asli manusia tersebut pada saat normal,
kapanpun dan dimanapun.
Secara normal sel dalam tubuh manusia menghasilkan zat yang
bernama Adenosine Triphospate (A.T.P) yang merupakan cadangan
energi dalam tubuh. Maka dengan bantuan teknik olah napas, tenaga tersembunyi
manusia itu dapat di latih untuk diperoleh dan dikumpulkan di dalam tubuh. Ada
banyak teknik olah napas di dalam Pencak Silat ini diantaranya
Pernapasan Pembinaan dan Pernapasan Pengolahan. Juga Ada beberapa Teknik jurus
(disebut dengan rangkaian gerak) diantaranya adalah Rangkaian Gerak Praktis (RGP),
Rangkaian Gerakan Terikat (RGT) dan Rangkaian Gerakan Bebas (RGB).
Hasil olah
gerak dan olah napas ini kemudian dapat diolah menjadi tenaga 'getaran'.
Urutan
pemahaman gerakan pada Merpati Putih adalah: Gerak Dasar --> Gerak
Pengarahan --> Gerak Naluri (plus getaran).
Selain dari Diri Sendiri (energi badan), pengambilan energi getaran
di Pencak Silat Merpati Putih ini dapat pula diambil dari alam seperti dari Bumi (energi tanah juga pohon yang
berusia amat tua), atau bahkan energi dari Angkasa (energi bintang, matahari ataupun bulan.
Beberapa tahun belakangan, ilmu tenaga dalam Merpati Putih yang mengandung
energi dan getaran ini telah diselidiki lebih jauh secara ilmu pengetahuan dan
dikembangkan juga untuk pengobatan serta untuk kepentingan orang tuna
netra, agar mereka bisa membaca, membedakan dan mengenali warna serta dapat
mempermudah segala aktivitas lainnya sehari-hari.
Pola latihan Merpati Putih sudah diteliti oleh ilmuwan sejak mulainya
Operasi Seta I (1972) bersama dengan para Taruna Militer dengan hasil bahwa
metode latihan Merpati Putih menghasilkan pola yang hampir sama dengan aerobik
plus ditambah munculnya tenaga tambahan. Secara aktif diteliti efeknya pada
tubuh manusia oleh para dokter-dokter spesialis di Yayasan Jantung Sehat.
Getaran juga diujicobakan pada Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN) untuk
mendeteksi radiasi nuklir. Hasilnya, getaran Merpati Putih dapat lebih cepat
digunakan untuk mendeteksi radiasi nuklir dibanding alat yang digunakan oleh
BATAN. Pada Markas Polisi Daerah Khusus Ibukota Jakarta (Mapolda MetroJaya)
getaran Merpati Putih diujicobakan untuk mendeteksi narkoba yang disembunyikan
pada mobil, kantong perorangan, lemari, dan banyak tempat.
Hasilnya, pesilat berhasil menunjukkan dengan sempurna lokasi penyimpanan
narkoba tersebut. Belum lama ini (2009), bekerja sama dengan Pemerintah
Propinsi DKI Jakarta, getaran Merpati Putih digunakan untuk mendeteksi
kerusakan Daerah Aliran Sungai (DAS) di sepanjang Ciliwung. Tahun 2010 sedang
diupayakan kerjasama dengan Palang Merah Internasional untuk masuk di dalam tim
bantuan pencarian korban bencana alam.
Hingga kini
terus dikembangkan untuk masuk pada aspek-aspek kemanusiaan lainnya.
Tingkatan dan Latihan
Ada dua belas tingkatan di dalam PPS Betako Merpati Putih ini.
Tingkatan-tingkatan dalam PPS Betako Merpati Putih dimulai dengan:
o Tingkat Dasar I, tingkatan pertama masih berstatus calon anggota,
walaupun telah berseragam baju atau kaos berwarna putih, celana hitam, kerah
baju merah dengan label nama diri di dada namun sabuk masih putih polos.
o Tingkat Dasar II, tingkatan kedua dan seterusnya telah memakai seragam
anggota tanpa nama diri dengan lambang IPSI dan lambang Merpati Putih
di dada serta bersabuk merah polos.
o Tingkat Balik I, sabuk merah (tanpa strip) dengan lambang Merpati
Putih di salah satu ujungnya.
o Tingkat Balik II, sabuk merah dengan lambang Merpati Putih dan
berstrip merah di salah satu ujungnya.
o Tingkat Kombinasi I, sabuk merah dengan lambang Merpati Putih dan
berstrip jingga di salah satu ujungnya.
o Tingkat Kombinasi II, sabuk merah dengan lambang Merpati Putih dan
berstrip kuning di salah satu ujungnya.
o Tingkat Khusus I (Khusus Tangan), sabuk merah dengan lambang
Merpati Putih dan berstrip hijau di salah satu ujungnya.
o Tingkat Khusus II (Khusus Kaki), sabuk merah dengan lambang
Merpati Putih dan berstrip biru di salah satu ujungnya.
o Tingkat Khusus III (Khusus Badan), sabuk merah dengan lambang
Merpati Putih dan berstrip nila di salah satu ujungnya.
o Tingkat Penyegaran, sabuk merah dengan lambang Merpati Putih dan
berstrip ungu di salah satu ujungnya.
o Tingkat Inti I, sabuk merah dengan lambang Merpati Putih dan
berstrip putih di
salah satu ujungnya.
o Tingkat Inti II, sabuk merah dengan lambang Merpati Putih dan
berstrip merah dan putih di salah satu ujungnya.
Para anggota berlatih paling tidak dua kali dalam seminggu di suatu
Kelompok Latihan atau biasa disebut Kolat. Setiap kali latihan memakan waktu
sekitar kurang-lebih dua jam. Pada tiap tahun, yaitu tepatnya setiap Tahun
Baru 1 Suro atau 1 Muharam, seluruh anggota
dari Sabang sampai Merauke diperbolehkan mengikuti dan
berkumpul bersama-sama anggota lainnya di Yogyakarta, tepatnya di pantai Parang
Kusumo untuk latihan bersama dari semua Tingkatan. Juga diadakan Napak
Tilas di daerah Bukit Manoreh. Acara ini sudah merupakan tradisi di
dalam perguruan pencak silat ini yang berguna untuk mengetahui dan dapat
bertukar pikiran antar anggota satu dengan anggota lainnya.
Ujian Kenaikan Tingkat (UKT) pada tiap tingkatan dibedakan berdasarkan
wilayah. Pada tingkat Dasar I hingga Balik II dilaksanakan di Cabang (Pengcab).
Pada UKT Tingkat Kombinasi I menuju Kombinasi II dilaksanakan di Daerah
(Pengda). Sedangkan UKT untuk tingkat Kombinasi 2 keatas dilaksanakan di Pusat
(Parangkusumo, Yogyakarta) baik anggota dalam negeri maupun luar negeri.
Sikap Hormat Perguruan
"Mengangkat
dua jari tangan kiri (telunjuk dan jari tengah) di depan kening. Bersamaan itu
pula sambil menarik napas halus disertai tangan kanan mengepal di depan dada
agak ke kiri (di depan jantung) tidak menempel, badan tegak, pandangan lurus ke
depan, muka tegak, kaki terbuka (selebar sikap sempurna)"
Artinya :
1.
Dua jari di depan kening
o Anggota
Merpati Putih selalu mengutamakan pemikiran terlebih dahulu daripada bertindak
o Dua jari
juga merupakan lambang perdamaian (kode etik internasional) sehingga anggota
Merpati Putih harus selalu mengutamakan, menjunjung tinggi menghormati, serta
mencintai perdamaian
o Dua jari
juga mengingatkan kita bahwa di dunia ini ada dua hal yang selalu ada baik-buruk,
siang-malam, ayah-ibu, pria-wanita, untung-rugi, ada penciptaan-ada ciptaan.
2.
Tangan mengepal
o Melambangkan
keteguhan hati (waktu menghirup napas) menyatukan dengan alam, dengan
kehendak-Nya, berpasrah diri, menyadari sedalam-dalamnyabahwa kita hamba Tuhan.
3.
Bentuk kaki (sikap sempurnya)
o Melambangkan
sikap mandiri, kokoh, tegak, tegap, tegas dengan sikap memandang lurus ke
depan.
Arti Baju seragam merpati putih
1.
Baju, terdapat
lubang 3 pasang di dekat leher. Warna putih dengan leher warna merah berbentuk
segi lima dengan garis - garis jahitan berjumlah 5 buah pada bagian setiap
ujung lengan.
Artinya :
o Warna putih
menunjukkan kesucian, ketulusan hati, kepasrahan, keterbukaan hati serta
menjunjung tinggi arti perdamaian.
o Leher
berbentuk segi lima menggambarkan Pancasila, terdapat juga jumlah jahitan pada
leher tersebut. Ini berarti anggota Merpati Putih menjunjung tinggi dasar
negara Indonesia yaitu Pancasila.
o Lubang tali
kancing mengingatkan kita agar selalu ingat bahwa di dalam hidup ini
terdapat :
TUHAN YME
(sang pencipta), ALAM (sumber hidup), DUNIA (kehidupan). Selain itu juga
menggambarkan jumlah janji anggota Merpati Putih yang sering disebut TRI
PRASETYA.
2.
Celana, berwarna
hitam menggambarkan ciri khas Pencak Silat indonesia dan merupakan pakaian khas
masyarakat (petani). Warna hitam juga melambangkan keteguhan hati.
3.
Sabuk, berwarna
merah dengan jumlah jahitan 5 jalur menggambarkan Pancasila. Dalam menggunakan
seragam yang telah dilengkapi dengan menggunakan sabuk merah berarti telah siap
sebagai anggota Merpati Putih yang mengerti makna baik dan buruk serta
bertanggung jawab dalam melaksanakan dan mengamalkan ajaran perguruan yaitu
MERSUDI PATITISING TINDAK PUSAKANE TITISING HENING. Anggota yang sudah bersabuk
merah sebenarnya memiliki beban tanggung jawab yang besar. Anggota yang sudah
diakui penuh, disumpah melalui janji Anggota. Disitulah perguruan mulai
menanamkan sesuatu yang harus dilaksanakan anggota yaitu :
1.
Kepada Tuhan
Yang Maha Esa.
2.
Kepada negara dan bangsa sebagai perwujudan alam
seisinya.
3.
Kepada perguruan sebagai wadah penggaliannya.
Anggota yang masih bersabuk putih merupakan ujian semakin dijiwainya gerak
dalam berlatih pencak silat dan olah napas. Maka akan muncul semangat dari
anggota bersabuk putih untuk mendapat pengakuan dari Keluarga Besar Perguruan
Pencak Silat Merpati Putih.
Arti Lambang
PPS Betako Merpati Putih
1.
Bentuk segi lima, PPS Betako
Merpati Putih berasaskan Pancasila dan UUD 1945.
2.
Garis segi lima berwarna
merah,
melammbangkan persatuan dan kesatuan seluruh Keluarga Besar PPS Betako Merpati
Putih dalam mengembangkan dan melestarikan budaya bangsa.
3.
Warna dasar biru,
melambangkan sikap dan watak perdamaian sebagai pesilat, baik di tingkat lokal,
regional, nasional, maupun internasional.
4.
Tulisan Betako dan Merpati
Putih Bermotif Aksara Jawa, melambangkan sumber ilmu Merpati Putih berasal dari
tanah Jawa yang merupakan budaya asli bangsa indonesia.
5.
Gambar tangan berwarna hitam
(telapak tangan), melambangkan keteguhan hati bagi setiap anggota
Merpati Putih.
6.
Warna kuning melingkari
tangan,
melambangkan kejayaan dari ilmu Merpati Putih.
7.
Burung merpati dengan kepala
tunduk,
melambangkan sikap dan watak anggota Merpati Putih, semakin memiliki ilmu
semakin mencapai ketenangan lahir dan batin, seperti falsafah padi (semakin
berisi semakin merunduk).
8.
Pita berwarna merah
bertuliskan Merpati Putih berwarna putih, melambangkan warna bendera Pusaka
Merah Putih yang melambangkan keberanian dan kesucian.
Guru dan pewaris
Sang Guru :
Saring Hadi
Poernomo (Ayah Mas Poeng dan Mas Budi)
Guru Besar :
Poerwoto
Hadi Poernomo (Mas Poeng)
Budi Santoso
Hadi Poernomo (Mas Budi)
Dewan Guru :
Yadi
Mintorogo (Mas Yadi)
Soenarjo
(Mas Nardjo)
Mulyanto
Tambak (Mas Mul)
M. Poerwono
(Mas Poer)
Pewaris Muda :
Amos Priono
Tri Nugroho (putra dari Mas Poeng)
Nehemia Budi
Setyawan (putra dari Mas Budi)
Perkembangan merpati putih
Perkembangan
Merpati Putih dari sejak berdiri tanggal 2 April 1963 sampai saat ini dapat
dicatat sebagai berikut:
§
Tahun 1968 mendapat kehormatan melatih anggota seksi I
Korem 072 dan Anggota Bataliyon 403/ Diponegoro di Yogyakarta
§
Tahun 1973 bekerja sama dengan AKABRI udara dan
beberapa tenaga ahli dari fakultas kedokteran Universitas Gajah Mada dipimpin
oleh Prof .Dr .Achmad Muhammad, mengadakan penelitian dari segi-segi yang
menyangkut metode latihan Betako Merpati Putih. Hasil penelitian ini mendorong
pengembangan yang lebih luas wawasan Merpati Putih.
§
Tahun 1976 mendapat kehormatan melatih para Anggota
Pasukan Pengawal Presiden ( PASWAPRES ).
§
Tahun 1977 Terbentuk Cabang Jakarta dan sekaligus
mendapat peluang melatih para anggota Koppasandha di Cijantung.
§
5 oktober 1978 peragaan hasil latihan oleh Anggota
Koppasandha tersebut pada perayaan HUT ABRI.
§
Tahun 1983 kerja sama dengan pusat jasmani Militer
Komando Pengembangan Pendidikan dan latihan TNI AD
§
Tahun 1984 kerja sama dengan Rumah Sakit Pusat
Pertamina Jakarta mengadakan penelitian tentang Manfaat latihan Merpati Putih.
§
Tahun 1987 kerja sama dengan yayasan jantung sehat dan
Rumah Sakit Harapan Kita Jakarta, dipimpin oleh Dr.Dede Kuswara.
§
Tahun 1987 Tour bersama IPSI ke Eropa dalam misi
Budaya Bangsa
§
Tahun 1989 Partisipasi dalam pembukaan SEA GAMES di
Jakarta
§
Tahun 1990 bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia
§
Tahun 1991 pelatihan Tuna Netra
§
Tahun 1992 Membawa dan memperkenalkan Tuna Netra hasil
latihan ke Eropa .
§
Tahun 1992 Partisipasi latihan untuk Tim PSSI Yunior
(Kejuaraan Yunior Asia 1992 ) dan Tim PSSI PRA PIALA DUNIA 1992
§
Tahun 1994 Tour persahabatan ke Belanda
§
Tahun 1994 bersama KADIN peragaan di Brunei Darussalam
§
Tahun 1994 Melatih Tuna Netra Kerajaan Oman
§
Tahun 1995 kerja sama dengan yayasan Kartika Destarata
(Yayasan Tunanetra Persit Kartika Chandra Kirana TNI AD ) melatih Tuna Netra
se-Indonesia
§
Tahun 2009 bekerja sama dengan PEMPROV DKI Jakarta
dalam upaya penyelamatan Sungai Ciliwung dari kerusakan
§
Tahun 2010 Pemantapan dan Penyeragaman Pelatih Se
Jabotabek dan sekitarnya.
§
Tahun 2010 Program Pelatihan Ekskul SD, SMP, SMA
§
Tahun 2010 sedang diupayakan kerjasama dengan Palang
Merah Internasional untuk tergabung dalam tim pencari korban bencana alam.
Getaran akan digunakan untuk deteksi lokasi korban bencana alam (banjir,
kebakaran, tanah longsor, dsb)
§
Tahun 2011 melakukan pagelaran teater silat berbasis
gerakan dan keilmuan Merpati Putih (tata gerak, power, dan getaran tutup mata)
di Gedung Kesenian Jakarta dengan tema "PENDEKAR KELANA".
Selanjutnya dari Tahun ke Tahun PPS Betako Merpati Putih berkembang ke
seluruh pelosok Tanah Air bahkan Manca Negara. Sampai saat ini telah terbentuk
10 PENGDA dan 85 Cabang di seluruh Indonesia dan 4 Cabang di luar negeri.
Merpati Putih adalah salah satu perguruan silat yang mendapatkan akses pada
militer khusus dengan dilatihnya para special force Indonesia seperti Kopassus
(TNI-AD), Marinir, Kopaska (TNI-AL), Paskhas (TNI-AU), Brimob (Kepolisian).
Pelatihan ini menunjukkan tidak adanya unsur klenik atau magis di dalamnya.
Merpati Putih juga aktif berpartisipasi di dalam event-event nasional dan
internasional seperti World Martial Arts Festival dan International Martial
Arts.
Para Dewan Guru, Guru Besar, Pewaris, dan Senior senantiasa mengembangkan
secara aplikatif beragam aspek dari getaran. Beberapa hasil aplikatif dari
getaran (vibravision) yang berhasil dikembangkan oleh Merpati Putih:
§
Program Normalisasi Diabetes
§
Program Pelatihan Tuna Netra (atau siapa saja yang
kehilangan daya lihat karena kecelakaan atau disebabkan oleh penyakit seperti
Glukoma, Retinitis Pigmentosa dan lain-lain)
§
Program Pelatihan Tuna Netra yang buta total akibat
kerusakan pada mata yang akut
§
Program Kecantikan Kulit
§
Program 'Lepas Kacamata' bagi mata yang minus, plus,
atau silinder
§
Program Penghancuran Batu Ginjal (masih tahap riset)
§
Regenerasi sel-sel tubuh (program kebugaran untuk
manula dan yang menderita penyakit)
§
Deteksi radiasi nuklir (bekerja sama dengan BATAN).
Hasilnya, getaran Merpati Putih lebih cepat mendeteksi keberadaan radiasi
dibanding alat dari BATAN
§
Deteksi narkoba di Mapolda Metro Jaya (Jakarta,
bekerja sama dengan Brimob DKI Jakarta). Hasilnya, getaran Merpati Putih dapat
menunjukkan lokasi penyimpanan narkoba meski disembunyikan pada mobil, kantong,
jaket, lemari, sepatu, dan yang lainnya.
Pesilat Nasional dan Dunia
Merpati Putih ikut memberikan sumbangsih terhadap bangsa dan negara dengan
beberapa anggota yang menjadi pesilat nasional dan dunia seperti:
§
Joko Suprihatno (Juara Dunia)
§
Haris Nugroho (Juara Dunia)
§
Dian Kristanto (Juara Dunia, Kejuaraan Dunia Pencak
Silat 2010 di Padepokan Taman Mini Indonesia Indah)
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Merpati_Putih