Al-Qur'an
diturunkan pada 14 abad yang lalu oleh Allah. Al-Qur'an bukan buku ilmiah. Akan
tetapi, kitab ini mencakup beberapa penjelasan ilmiah dalam tautan
keagamaannya. Penjelasan ini tidak pernah bertentangan dengan temuan-temuan
ilmu modern. Sebaliknya, fakta-fakta tertentu yang baru ditemukan dengan
teknologi abad ke-20 itu sebenarnya telah diungkapkan dalam Al-Qur'an 14 abad
silam. Ini menunjukkan bahwa Al-Qur'an merupakan salah satu bukti terpenting
yang menegaskan keberadaan Allah.
MEMANDANG
ALAM SEMESTA DENGAN KACAMATA AL-QUR'AN
Menurut data
yang diperoleh pada abad ke-20, ternyata bahwa alam semesta ini menjadi ada
secara tiba-tiba setelah sebelumnya tidak ada. Teori ini dikenal sebagai teori
Ledakan Dahsyat (Big Bang) yang berpandangan bahwa alam semesta ini pada
mulanya terjadi dengan peledakan. Kita mengkaji teori ini dalam konteks
historisnya yang terdukung dengan bukti-bukti ilmiah pada Bab Dua yang berjudul
"Ada dari Tiada". Pada bab ini, kita akan mengamati bagaimana Allah
menyatakan kepada kita beberapa fakta ilmiah mengenai penciptaan alam semesta
dalam Al-Qur'an.
Ada bukti
yang sangat kuat yang mendukung teori Ledakan Dahsyat. Meluasnya alam semesta
merupakan salah satunya dan bukti yang paling signifikan mengenai hal ini
adalah saling menjauhnya galaksi-galaksi dan benda-benda langit. Untuk memahami
dengan lebih baik, alam semesta bisa dibayangkan sebagai permukaan balon yang
digelembungkan. Seperti halnya bagian-bagian permukaan balon yang saling
menjauh ketika balon digelembungkan, begitu jugalah angkasa yang saling menjauh
tatkala alam semesta meluas.
Dalam hal ini, mari kita rujuk ke
ayat Al-Qur'an yang relevan. Pada satu ayat, berikut ini dinyatakan mengenai
penciptaan alam semesta:
Dengan kekuasaan Kami membangun
cakrawala, dan Kami yang menciptakan angkasa luas. (Surat adz-Dzaariyaat, 47)
Pada ayat lain yang mengacu pada
langit, difirmankan:
Tidakkah orang-orang kafir mengerti
bahwa langit dan bumi semula terpadu (sebagai satu kesatuan dalam penciptaan),
lalu keduanya Kami pisahkan? Dan dari air Kami jadikan segalanya hidup.
Tidakkah mereka mau beriman juga? (Surat al-Anbiyaa', 30)
Kata-asal "ratk" tang
diterjemahkan sebagai "terpadu" di ayat ini, berarti "sesuatu
yang tertutup, padat, kedap, bergabung menjadi satu dalam massa yang
berat" menurut kamus-kamus Arab. Maksudnya, ini dipakai untuk dua potong
yang berlainan yang membentuk entitas. Pernyataan "pisahkan" adalah
kata-kerja "fatk" dalam bahasa Arab dan ini berarti memecah obyek
dalam keadaan "ratk". Sebagai misal, penumbuhan benih dan tampilan
pucuk-pucuknya di bumi diungkapkan dengan kata-kerja ini. Kini, mari kita lihat
kembali ayat yang menunjukkan bahwa langit dan bumi itu dalam keadaan
"ratk", lalu keduanya diartikan "dipisahkan" dalam artian
katakerja "fatk". Maksudnya, yang satu menerobos yang lain dan membuat
jalan keluarnya. Sungguh, bila kita mengingat kejadian pertama Ledakan Dahsyat,
kita lihat bahwa bintik yang disebut telur kosmik itu mengandung semua bahan
alam semesta. Segala sesuatu, bahkan "langit dan bumi" yang belum
tercipta pun, terkandung di bintik ini dalam keadaan "ratk". Sesudah
itu, telur kosmik ini meledak, kemudian semua zat menjadi "fatk".
Bila kita bandingkan
ungkapan-ungkapan di ayat ini dengan bukti ilmiah, kita lihat bahwa
ungkapan-ungkapan ini sangat bersesuaian. Yang cukup menarik, temuan-temuan ini
belum ada sebelum abad ke-20.
Steven Weinberg, pengarang buku The
First Three Minutes, pernah menegaskan bahwa sepintas lalu, tampaknya langit
mungkin merupakan suatu "alam tak berubah" yang kokoh. Sesungguhnya,
awan-awan berarak-arakan mengejar bulan, kolong langit biru mengelilingi bintang
kutub, bulan itu sendiri membesar dan mengecil dalam waktu yang lebih lama, dan
bulan dan planet-planet bergerak melalui suatu bidang yang ditentukan oleh
bintang-bintang. Akan tetapi, kita tahu bahwa semua ini kejadian setempat yang
disebabkan oleh pergerakan dalam sistem matahari kita. Weinberg juga
menambahkan bahwa di belakang planet-planet, bintang-bintang tampaknya tidak
bergerak.
![]() | |
Terdapat banyak ayat di Al-Qur'an
yang mengacu pada langit, kebanyakan dalam bentuk jamak. Kata
"samawat", yang bermakna "langit-langit", dalam bahasa Arab
berarti angkasa dan atmosfir bumi.
Hal pertama yang akan kita bahas di
sini adalah penggunaan kata "langit" dengan bentuk jamak. Penggunaan
bentuk jamak ini merupakan salah satu dari mukjizat Al-Qur'an. Sekarang mari
kita jelaskan mengapa.
Bayangkan bahwa anda keluar di udara
terbuka dan mengarahkan kepala anda menujui langit. Apa yang anda lihat? Jika
musim panas, anda akan melihat langit biru cerah atau beberapa awan melayang di
langit; dan jika musim dingin, langit abu-abu berkabut tertutup oleh awan. Apa
pun yang anda lihat, anda tidak akan mampu melihat atmosfir yang mengelilingi
bumi. Anda tak akan pernah tahu bahwa atmosfir ini tersusun dari beberapa
lapisan. Bahwa Al-Qur'an membuat acuan rinci ini yang tak teramati dengan mata
telanjang itu merupakan sepotong bukti besar bahwa inilah kata-kata Allah:
Dia yang menciptakan tujuh langit
berlapis-lapis; tak akan kau lihat ketidakseimbangan dalam ciptaan (Allah) Yang
Maha Pemurah. Balikkanlah pandanganmu sekali lagi, tampakkah olehmu ada yang
cacat? Lalu ulanglah pandanganmu sekali lagi; pandanganmu akan berbalik
kepadamu, letih dan membingungkan. (Surat al-Mulk, 3-4) Angkasa bisa
dibayangkan sebagai rongga besar : rongga amat besar yang tak berbatas, suatu
rongga yang mengandung bintang-bintang, planet-planet, dan benda-benda yang
bergerak. Akan tetapi, angkasa itu bukan rongga itu sendiri. Angkasa merupakan
suatu "sistem" yang terdiri atas berbagai bintang, sistem matahari,
planet, satelit, dan komet yang semuanya tak terhitung banyaknya. Telah
dinyatakan dalam Al-Qur'an bahwa langit dan angkasa diciptakan tanpa cacat
dalam "tatanan besar":
Tidakkah mereka melihat langit di
atas mereka? Bagaimana Kami membuatnya dan menghiasinya, dan tiada cacat
padanya? (Surat Qaaf, 6)
BINTANG DAN
PLANET
Mari kita amati maksud kata
"bintang" dalam Al-Qur'an. Bintang-bintang yang ditunjukkan dengan
kata "najm" (bintang) dan "kandil" (pelita) mempunyai dua
fungsi utama seperti yang tersirat dalam ayat-ayat. Mereka sumber cahaya dan
dimanfaatkan untuk navigasi.
Terutama dalam ayat-ayat yang
menggambarkan hari kebangkitan, ditekankan bahwa cahaya bintang keluar dan
menjadi mengecil. Untuk matahari, yang merupakan bintang juga, dipakai kata
"kandil". Kata "kandil" digunakan juga bila mengacu pada
bintang-bintang yang menghiasi langit. Sekalipun demikian, ada perbedaan yang
amat penting ketika kata "nur" (sinar) dipakai untuk bulan. Dengan
cara ini, bintang dan bukan bintang saling berbeda. Fakta ini, yang tidak
mungkin diketahui 14 abad silam, merupakan satu mukjizat Al-Qur'an.
Kita telah menyebutkan bahwa
fungsi-kedua bintang-bintang sebagaimana yang dirujuk dalam ayat-ayat itu
merupakan pedoman navigasi. Ayat ini menjelaskan bahwa manusia dapat menentukan
arah dengan bantuan bintang di langit. Di semua ayat ini, kata "najm"
digunakan. Sungguh, sebelum penemuan kompas, yang mempunyai peran yang sangat
penting pada awal-mula penemuan geografis pada Zaman Pertengahan, navigasi
hanya bisa terwujud dengan bantuan bintang-bintang pada perjalanan malam hari.
Bagaimana mungkin bahwa
bintang-bintang menunjukkan arah? Ini mungkin hanya jika tersusun dalam suatu
tatanan di tempat tinggal tetap mereka. Jika suatu bintang terlihat di suatu
tempat pada suatu malam, dan di tempat lain pada malam lain, maka dengan ini
mustahil mendapatkannya. Dalam komnteks ini, tempat tertentu yang di situ
bintang-bintang muncul di langit menjadi sangat penting. Dalam Al-Qur'an, Allah
berfirman:
Selanjutnya,
Aku bersumpah demi tempat-tempat terbenamnya bintang-bintang, dan itu sungguh
suatu sumpah yang amat besar kalau kamu tahu. (Surat al-Waaqi'ah, 75-76)
MATAHARI DAN
BULAN
Ada banyak ayat dalam Al-Qur'an yang
menyebut matahari dan bulan. Bila kata-kata Arab ini diselidiki, terungkaplah
sifat yang menarik. Pada ayat-ayat ini, kata "siraj" (lampu) dan
"wahhaj" (terang-membara) dipakai untuk matahari. Untuk bulan, kata
"munir" (cerah berbinar-binar) digunakan. Sungguh, manakala matahari
menghasilkan panas dan cahaya yang amat besar sebagai akibat dari reaksi nuklir
di dalam, bulan hanya memantulkan cahaya yang diterimanya dari matahari.
Ayat-ayat yang menunjukkan perbedaan ini adalah:
Tidakkah
kamu lihat bagaimana Allah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis, dan membuat
bulan yang bercahaya di antaranya, dan membuat matahari sebagai pelita (yang
cemerlang)? (Surat Nuuh, 15-16).
Telah Kami
bangun di atas kamu tujuh cakrawala dan menempatkan (di situ) cahaya yang
cemerlang. (Surat an-Nabaa', 12-13)
Mahasuci Dia Yang telah menjadikan
gugusan bintang di langit dan menempatkan sebuah pelita (yang cemerlang) dan
sebuah bulan yang memberi penerangan. (Surat al-Furqaan, 61)
Perbedaan antara matahari dan bulan
itu sungguh merupakan bukti di ayat ini. Yang satu dilukiskan sebagai sumber
cahaya dan yang lain sebagai pemantul cahaya. Mustahil rincian seperti itu
telah diketahui pada waktu itu. Baru berabad-abad kemudian manusia mulai
mempunyai pengetahuan ini. Karena itu, fakta bahwa informasi ini telah diberikan
di Al-Qur'an merupakan satu bukti bahwa Al-Qur'an diwahyukan oleh Tuhan.
Sekarang, mari kita alihkan
perhatian kita ke karakteristik hebat lainnya yang terdapat pada benda-benda
langit-yang merupakan pergerakan mereka di angkasa.
ORBIT YANG
TERPAPAR DI AL-QUR'AN
Di atas, kita telah menyatakan bahwa
benda-benda langit bergerak di angkasa. Pergerakan-pergerakan ini terkendali
sepenuhnya dan semua benda bergerak dalam suatu orbit yang terhitung. Dalam
Al-Qur'an, ayat-ayat tertentu mengacu pada pergerakan matahari dan bulan
sebagai berikut: "Matahari dan bulan beredar menurut perhitungan
(secara eksak)." (Surat ar-Rahmaan, 5). "Tiada semestinya matahari
menyusul bulan, dan malam tak akan mendahului siang. Masing-masing berenang
dalam garis edarnya." (Surat Yaasiin, 40). Sebuah ayat lain menyatakan
efek yang sama :
Dialah Yang
menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing berenang dalam
garis edarnya. (Surat al-Anbiyaa', 33)
Menurut sebuah teori mutakhir yang
terakui, benda-benda yang padat dan sangat besar di alam semesta memaksakan
kekuatan gravitasi terhadap benda-benda yang lebih kecil. Sebagai misal, bulan
membuat orbit mengelilingi bumi, yang mempunyai volume yang lebih besar. Bumi
dan planet-planet lain di tatasurya ini bergerak di suatu orbit mengelilingi
matahari. Masih ada sistem besar lain yang dikelilingi oleh matahari di suatu
orbit. Hal terpenting di semua rincian ini adalah bahwa tak satu pun dari
bintang, planet, dan benda-benda lainnya di angkasa bergerak secara tak
terkendali, memotong orbit lain, atau pun saling berbenturan.
Al-Qur'an mengisyaratkan pergerakan
benda-benda secara serasi ini sebagai berikut:
Demi langit
yang pebuh jalan-jalan. (Surat adz-Dzaariyaat, 7)
Matahari, sebagai salah satu dari
trilyunan bintang di alam semesta, melakukan perjalanan lebih dari 17 juta
kilometer per hari di angkasa. Perjalanan matahari ini ditunjukkan oleh Allah
sebagai berikut:
Dan matahari
beredar menurut waktu yang sudah ditentukan baginya; itulah ketentuan Yang
Mahaperkasa, Mahatahu. (Surat Yaasiin, 38)
ATAP YANG
TERJAGA BAIK
Kami jadikan
langit sebagai atap yang terjaga baik, tetapi mereka berpaling dari tanda-tanda
yang ada. (Surat al-Anbiyaa', 32)
Hampir semua orang pernah melihat
gambar permukaan bulan. Struktur permukaan ini sangat tidak rata karena
kejatuhan meteor-meteor yang tak terhitung jumlahnya. Besarnya kawah-kawah yang
terbentuk dengan meteor-meteor ini merupakan karakter bulan yang paling khas.
Segala stasiun angkasa atau tempat tinggal yang didirikan di permukaan bulan tanpa
dengan perisai khusus akan sangat berkemungkinan untuk rata dengan tanah.
Satu-satunya cara untuk mencegahnya adalah "menjaga"-nya dengan
berbagai cara.
Rincian ini, yang hampir tidak
pernah kita pikirkan, disediakan bagi bumi dengan cara yang sangat alamiah.
Karena itu, orang-orang tidak perlu mengambil tindakan ekstra untuk bertahan
hidup. Atmosfer bumi menghancurkan semua meteor besar dan kecil yang mendekati
bumi, menyaring sinar yang berbahaya di angkasa dan, dengan demikian,
melaksanakan proses yang vital demi kelangsungan hidup manusia.
Banyak sinar yang berbahaya-dan
bahkan fatal-mencapai bumi dari matahari dan bintang-bintang lain. Sumber utama
sinar-sinar yang berbahaya ini terutama adalah ledakan energi,
"kobaran" di matahari, bintang terdekat dengan bumi.
Selama matahari ini bersorot, suatu
awan plasma terlempar ke angkasa dengan kecepatan 1.500 km/detik. Awan plasma
ini, yang tersusun dari proton yang bermuatan positif dan elektron yang
bermuatan negatif, menghantarkan listrik. Ketika awan itu mendekati bumi dengan
kecepatan 1.500 km/detik, awan ini mulai menghasilkan arus listrik di bawah
pengaruh bidang magnet di sekeliling bumi. Di sisi lain, bidang magnetik bumi
itu mengerahkan gaya pendorong terhadap awan plasma tersebut yang mengalir langsung
melalui ini. Gaya ini menghentikan pergerakan awan itu dan menjaganya pada
jarak tertentu. Kini, mari kita amati daya awan plasma yang
"dihentikan" sebelum mencapai bumi.
Walaupun awan plasma itu tertahan
oleh bidang magnetik bumi, pengaruhnya masih tercerap dari bumi. Dengan
mengikuti kobaran kuat tersebut, transformer-transformer bisa meledak di
saluran-saluran yang bertegangan tinggi, jaringan komunikasinya bisa putus atau
gabungan jaringan listriknya bisa berhamburan.
Di suatu ledakan bintik-matahari,
energi yang diluncurkan akan terhitung sama dengan 100 trilyun kali energi bom
atom yang dijatuhkan di Hiroshima. Limapuluh-delapan jam sesudah kobaran,
aktivitas yang menonjol bisa diamati pada jarum kompas, dan panasnya melonjak
sampai 2.500 C pada ketinggian sekitar 250 kilometer di atas atmosfir.
Sekalipun demikian, arus partikel
lain disebarkan dari matahari dengan kecepatan yang relatif lebih rendah,
kira-kira 400 km/detik. Ini disebut "angin matahari." Angin matahari
dikendalikan dengan lapisan partikel bermuatan yang disebut "Lajur Radiasi
Van Allen" yang dihasilkan di bawah pengaruh bidang magnetik bumi dan,
dengan demikian, tidak membahayakan bumi. Pembentukan lapisan ini dimungkinkan
karena karakteristik inti bumi. Inti ini mengandung logam-logam magnetik
seperti besi dan nikel. Yang lebih penting adalah bahwa nukleusnya tersusun
dari dua struktur yang berbeda.
Inti dalamnya padat, sedangkan inti
luarnya cair. Dua lapisan inti ini masing-masing berputar. Pergerakan ini
menciptakan efek magnetik di logam-logam yang mengarah pada pembentukan bidang
magentik. Lajur Van Allen itu merupakan perpanjangan dari bidang magnetik ini
yang merentang ke jangkauan atmofir terluar. Bidang magnetik ini melindungi
bumi terhadap bahaya-bahaya yang mungkin berasal dari angkasa. Angin-angin
matahari tidak bisa lewat melalui Lajur Van Allen, 40.000 mil dari bumi. Bila
dalam bentuk partikel-partikel yang bermuatan listrik, mereka menjumpai bidang
magnetik ini, terurai dan tersebar di sekitar lajur ini.
Tepat seperti Lajur Van Allen,
atmosfir bumi juga melindungi bumi dari efek-efek angkasa yang merusak. Kami
menyebutkan bahwa atmosfir melindungi bumi dari meteor. Akan tetapi, ini bukan
hanya ciri atmosfir. Sebagai misal, suhu minus 273 di angkasa luar, yang disebut
"nol mutlak" yang akan berdampak fatal bagi orang-orang, sedangkan
suhu di atmosfir bumi lebih tinggi secara permanen.
Yang lebih menarik adalah bahwa
atmosfir hanya membiarkan masuk sinar-sinar, gelombang-gelombang radio, dan
cahaya-cahaya yang tidak berbahaya, karena ini merupakan unsur-unsur yang vital
bagi kehidupan. Sinar ultraviolet, yang hanya dibiarkan masuk sebagian oleh
atmosfir, sangat penting untuk fotosintesis tanaman dan untuk kelangsungan
hidup semua makhluk hidup. Pancaran ini, yang terpancar dengan sangat kuat dari
matahari ke bumi, disaring melalui lapisan ozon atmosfir dan hanya sebagian
yang diperlukan saja yang mencapai bumi. Sinar matahari adalah salah satu
persyaratan hidup yang paling mendasar.
Singkatnya, terdapat suatu sistem
hebat yang berfungsi di bumi yang mencakup-diri dan melindunginya dari bahaya
luar. Dalam Al-Qur'an, keadaan bumi yang berperisai diungkapkan dengan ayat
berikut ini :
Dan Kami
telah menjadikan langit (sebagai) atap yang terjaga baik; (namun) mereka
berpaling dari ayat-ayat ini. (Surat al-Anbiyaa', 32)
Tiada keraguan bahwa pada abad ke-7,
mengetahui perlindungan atmosfir atau pun keberadaan Lajur Van Allen adalah
mustahil. Sekalipun begitu, ungkapan "atap yang terjaga baik"
menjelaskan dengan sempurna perantara-perantara pelindung di sekitar bumi yang
belum ditemukan hingga zaman modern. Jadi, ayat tersebut yang menyebut langit
sebagai "atap yang terjaga baik" menunjukkan bahwa al-Qur'an dikirim
oleh Sang Pencipta Yang berpengetahuan atas segala sesuatu.
RELATIVITAS
WAKTU
Relativitas waktu adalah fakta
ilmiah yang terbukti saat ini. Akan tetapi, hingga Einstein mengetengahkan
"teori relativitas" pada awal abad 20, tak seorang pun mengira bahwa
waktu bisa relatif dan bergantung pada kecepatan dan massa.
Namun ada pengecualian! Al-Qur'an
telah mengeluarkan informasi tentang relativitas waktu! Tiga ayat mengenai hal
ini ialah :
Mereka
meminta kepadamu supaya azab dipercepat, tetapi Allah tidak akan menyalahi
janji-Nya. Sungguh, satu hari menurut Allah seperti seribu tahun dalam
perhitungan kamu. (Surat al-Hajj, 47)
Ia mengatur
semua urusan dari langit sampai ke bumi, kemudian (semua itu) kembali
kepada-Nya dalam satu hari, yang kadarnya seribu tahun menurut perhitungan
kamu. (Surat as-Sajdah, 5)
Para malikat
dan roh naik kepada-Nya pada suatu hari yang ukurannya limapuluh ribu tahun.
(Surat al-Ma'aarij, 4)
Sebagai kitab yang diwahyukan
pertama kali pada 610, Al-Qur'an yang menyiratkan relativitas yang sangat dini
merupakan bukti lain bahwa inilah kitab ilahi.
PERPUTARAN
BUMI
Bahasa Arab, bahasa pewahyuan
Al-Qur'an, merupakan bahasa yang maju dan sangat kaya. Kosakatanya sangat luas
dan variasi kata-katanya banyak. Karena alasan ini, beberapa kata verbal Arab
tidak bisa diterjemahkan ke berbagai bahasa dengan kata tunggal. Sebagai
contoh, kata "hasyiya" berarti "takut yang disertai takjub"
(untuk berbagai jenis rasa takut lain dipakai kata-kata lain). Contoh lain,
kata "karia" dipakai untuk mengacu pada "kemalangan yang menohok",
yakni Hari Pembalasan.
Salah satu kata verbal adalah
"takwir". Dalam bahasa Indonesia, ini berarti "menumpuk
benda-benda seperti menumpuk kain yang terhampar". Sebagai misal, dalam
kamus-kamus Arab kata ini dipakai untuk tindakan saling membungkus, dengan cara
seperti surban. Sekarang mari kita lihat sebuah ayat yang menggunakan kata
"takwir" :
Dialah Yang
menciptakan langit dan bumi dengan sebenarnya. Dia menutupkan malam ke atas
siang dan menutupkan siang ke atas malam. (Surat az-Zumar, 5)
Informasi yang terdapat di ayat
tersebut yang mengenai saling-bungkus antara siang dan malam itu mencakup
informasi yang akurat tentang bentuk bumi. Situasi ini bisa benar hanya jika
bumi ini bundar. Ini berarti bahwa dalam Al-Qur'an, perputaran bumi telah
diisyaratkan.
Akan tetapi, paham astronomi tentang
waktu, mencerap dunia secara berbeda. Sebagaimana yang telah kami sebutkan,
lalu dikira bahwa dunia adalah planet datar dan semua penjelasan dan
perhitungan ilmiah didasarkan pada kepercayaan ini. Akan tetapi, karena
Al-Qur'an itu firman Allah, kata-kata yang paling benarlah yang dipakai dalam
memerikan alam semesta.
FUNGSI
GUNUNG
Menurut temuan-temuan geologis,
pegunungan itu muncul sebagai hasil dari pergerakan dan perbenturan pelat
raksasa yang merupakan kerak bumi. Pelat-pelat ini amat besar dan membawa semua
benuanya. Bila dua pelat bertabrakan, yang satu biasanya tergelincir di bawah
yang lain dan puing-puing di antara keduanya terangkat. Tonjolan besar di
puing-puing yang terpadatkan ini membentuk pegunungan dengan terangkat lebih
tinggi daripada sekelilingnya. Sementara itu, tonjolan yang merupakan
pegunungan bergerak di bawah tanah selain di atas tanah. Ini berarti bahwa
pegunungan mempunyai bagian yang terseret ke bawah sebesar bagiannya yang
terlihat. Perpanjangan pegunungan di bawah tanah ini mencegah kerak bumi dari
tergelincie pada lapisan magma atau antara lapisan-lapisannya.
Dengan penjelasan ini, salah satu
dari sifat pegunungan yang paling bermakna adalah formasinya di titik-titik
gabung pada pelat-pelat bumi yang tertekan bersama-sama dengan berdekatan
ketika mendekat dan "memancangkan" diri. Artinya, kita bisa
mempersamakan pegunungan dengan paku-paku yang merekatkan potongan-potongan
kayu.
Selanjutnya, tekanan yang didesakkan
oleh pegunungan terhadap kerak bumi dengan massa yang amat besar itu mencegah
pergerakan magma di inti bumi dari penjangkauan bumi dan penghancuran kerak
bumi. Lapisan tengah bumi, yang disebut inti, merupakan kawasan yang terbuat
dari bahan-bahan yang mendidih di suhu yang mencapai ribuan derajat. Pergerakan
di inti ini menyebabkan pemisahan bagian-bagian untuk tegak di antara
pelat-pelat yang membereskan bumi. Pegunungan yang tegak di bagian-bagian ini
menghalangi pergerakan ke atas dan melindungi bumi dari gempa bumi yang keras.
Sangat menarik untuk dicatat bahwa fakta-fakta
teknis ini yang ditemukan oleh geologi modern di masa kita sekarang telah
terungkap dalam Al-Qur'an ribuan tahun yang lalu. Dalam suatu ayat tentang
pegunungan, dinyatakan dalam Al-Qur'an:
Dia
menciptakan langit tanpa tiang yang dapat kau lihat; Dia memancangkan di atas
bumi gunung-gunung supaya tidak menggoyangkan kamu; dan Dia menebarkan di
dalamnya binatang-binatang dari segala jenis. (Surat Luqman, 10)
Dengan ayat ini, Al-Qur'an menolak
takhyul yang biasanya diakui pada waktu itu. Dengan mempunyai pengetahuan
astronomis primitif seperti masyarakat-masyarakat lain pada waktu itu,
orang-orang Arab mengira bahwa langit terangkat tinggi di atas gunung. (Inilah
kepercayaan tradisional yang kemudian ditambahkan di Perjanjian Lama untuk
menjelaskan alam semesta.) Kepercayaan ini berpendapat bahwa ada pegunungan
tinggi di dua ujung bumi yang datar. Inilah "penopang" langit.
Pegunungan ini dikira sebagai tiang yang menyangga langit di atas tempatnya.
Ayat tersebut menolak hal ini dan menyatakan bahwa langit itu "tanpa
penopang". Fungsi geologis sejati juga diungkapkan: untuk mencegah
getaran. Sebuah ayat lain menekankan hal itu pula:
Dan Kami
jadikan di atas bumi gunung-gunung, supaya bumi tidak bergoyang bersama mereka,
dan Kami jadikan lorong-lorong lebar di antaranya, supaya mereka mendapat
petunjuk. (Surat al-Anbiyaa', 31)
HUJAN
Kini, mari kita periksa informasi
yang tersaji dalam Al-Qur'an perihal hujan.
Proporsi Hujan
Dalam ayat kesebelas Surat
az-Zukhruf, hujan didefinisikan sebagai air yang diturunkan dengan "ukuran
yang sesuai", sebagai berikut:
Ia
menurunkan (dari waktu ke waktu) hujan dari langit sesuai dengan ukuran, dan
Kami hidupkan dengan itu daerah yang sudah mati. Demikian juga kamu akan
dibangkitkan (dari kematian). (Surat az-Zukhruf, 11)
"Ukuran" yang disebutkan
di ayat ini berkaitan dengan sepasang sifat hujan. Pertama, air hujan yang
jatuh di bumi selalu sama. Diperkirakan, dalam satu detik, 16 juta ton air
menguap dari bumi. Angka ini sama dengan curah air yang jatuh ke bumi dalam
satu detik. Ini berarti bahwa air beredar terus-menerus di suatu daur yang
seimbang menurut suatu "ukuran".
Suatu ukuran lain yang terkait
dengan hujan adalah mengenai kecepatan jatuhnya. Ketinggian minimal awan
mendung adalah 1.200 meter. Bila jatuh dari ketinggian ini, suatu obyek yang
bobot dan ukurannya sama dengan air hujan akan semakin cepat dan jatuh ke tanah
dengan kecepatan 558 km/jam. Tentu saja, obyek apa pun yang membentur tanah
dengan kecepatan itu akan menyebabkan kerusakan besar. Jika hujan yang terjadi
itu jatuh dengan cara seperti itu, semua lahan panenan akan hancur, kawasan
pemukiman, perumahan, dan mobil-mobil akan remuk, dan orang-orang tidak bisa
berjalan-jalan tanpa perlindungan ekstra. Padahal, perhitungan ini hanya untuk
awan setinggi 1.200 meter; ada juga awan mendung setinggi 10.000 meter. Air
hujan dari tempat setinggi ini bisa memiliki kecepatan yang amat merusak.
Akan tetapi, kenyataannya tidak
begitu. Dari ketinggian berapa pun, kecepatan air hujan hanya 8-10 km/jam kala
menimpa tanah. Alasan untuk hal ini adalah bentuk istimewa yang mereka ambil.
Bentuk istimewa ini meningkatkan pengaruh pemecah di atmosfir dan mencegah
pemercepatan kala air hujan mencapai "batas" kecepatan tertentu.
(Dewasa ini parasut dirancang dengan menggunakan teknik ini.)
Ini belum semua "ukuran"
hujan. Untuk contoh, di lapisan atmosfir tempat berawalnya hujan, suhunya bisa
turun hingga serendah 400 Celsius di bawah nol. Namun demikian, air hujan tak
pernah menjadi partikel-partikel es. (Ini tentu saja berarti ancaman yang fatal
untuk makhluk hidup di bumi.) Alasannya adalah bahwa air di atmosfir itu air
murni. Sebagaimana yang kita tahu, air murni sulit membeku, di suhu yang sangat
rendah sekalipun.
PEMBENTUKAN
HUJAN
Bagaimana hujan terbentuk masih
merupakan misteri besar bagi orang-orang dalam waktu yang lama. Baru setelah
radar cuaca ditemukan, bisa didapatkan tahap-tahap pembentukan hujan.
Pembentukan hujan berlangsung dalam
tiga tahap. Pertama, "bahan baku" hujan naik ke udara. Lalu awan
terbentuk. Akhirnya curahan hujan terlihat.
Tahap-tahap ini ditetapkan dengan
jelas di Al-Qur'an berabad-abad yang lalu yang memberi informasi yang tepat
mengenai pembentukan hujan:
Dialah Allah
Yang mengirimkan angin yang menggerakkan awan; lalu Ia membentangkannya di
langit sesuai dengan kehendak-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal, lalu kau
lihat air hujan keluar dari celah-celahnya; maka bila Ia menurunkannya kepada
siapa saja dari hamba-hamba-Nya yang Ia kehendaki, mereka pun bergembira ria.
(Surat ar-Ruum, 48)
Kini mari kita amati tiga tahap yang
disebutkan dalam ayat ini.
TAHAP 1: "Dialah Allah Yang mengirimkan angin..."
Gelembung-gelembung udara yang tak
terhitung yang dibentuk dengan pembuihan di lautan yang pecah terus-menerus dan
menyebabkan partikel-partikel air tersembur menuju langit. Partikel-partikel
ini, yang kaya akan garam, lalu diangkut oleh angin dan bergerak ke atas di
atmosfir. Partikel-partikel ini, yang disebut aerosol, membentuk awan dengan
mengumpulkan uap air di sekelilingnya, yang naik lagi dari laut, sebagai
titik-titik kecil dengan mekanisme yang disebut "perangkap air".
TAHAP 2: "...dan yang menggerakkan awan; lalu Ia
membentangkannya di langit sesuai dengan kehendak-Nya, dan menjadikannya
bergumpal-gumpal..."
Awan-awan terbentuk dari uap air
yang mengembun di sekeliling butir-butir garam atau partikel-partikel debu di
udara. Karena air hujan dalam hal ini sangat kecil (engan diamter antara 0,01
dan 0,02 mm), awan-awan itu bergantungan di udara dan terbentang di langit.
Jadi, langit ditutupi dengan awan-awan.
TAHAP 3: "...lalu kau lihat air hujan keluar dari
celah-celahnya."
Partikel-partikel air yang
mengelilingi butir-butir garam dan partikel-partikel debu itu mengental dan
membentuk air hujan. Jadi, air hujan ini, yang menjadi lebih berat daripada
udara, bertolak dari awan, dan mulai jatuh ke tanah sebagai hujan.
Semua tahap pembentukan hujan telah
diceritakan dalam ayat-ayat Al-Qur'an. Selain itu, tahap-tahap ini dijelaskan
dengan urutan yang benar. Sebagaimana fenomena-fenomena alam lain di bumi,
lagi-lagi Al-Qur'an-lah yang menyediakan penjelasan yang paling benar mengenai
fenomena ini dan juga telah mengumumkan fakta-fakta ini kepada orang-orang pada
ribuan tahun sebelum ditemukan oleh ilmu pengetahuan.
Menghidupkan
Negeri Yang Sudah Mati
Dalam Al-Qur'an, terdapat banyak
ayat yang mengundang perhatian kita pada fungsi istimewa hujan, yakni
"memberi kehidupan kepada negeri yang sudah mati":
Kami
menurunkan air bersih dari langit. Dengan itu Kami hidupkan negeri yang sudah
mati, dan Kami beri minum segala yang Kami ciptakan, hewan ternak dan manusia
yang banyak. (Surat al-Furqaan, 48-49)
Di samping menyediakan air untuk
bumi, yang merupakan kebutuhan makhluk hidup yang tak terelakkan, hujan juga
mempunyai pengaruh penyuburan.
Air hujan yang mencapai awan setelah
diuapkan dari laut mengandung zat-zat tertentu "yang menghidupkan"
negeri yang telah mati. Air "pemberi kehidupan" ini disebut " air
tensi permukaan". Air tensi permukaan terbentuk pada tingkat puncak
permukaan laut yang oleh para biolog disebut "lapisan mikro". Di
lapisan ini, yang ketipisannya kurang dari sepersepuluh milimeter, terdapat
banyak sisa organik yang disebabkan oleh polusi zooplankton dan ganggang
mikroskopik. Beberapa sisa ini menyeleksi dan menghimpun dalam lubuk mereka
beberapa unsur yang amat jarang di air laut, seperti fosfor, magnesium,
potasium, dan beberapa logam berat seperti tembaga, seng, kobalt, dan timah.
Air yang bermuatan "penyubur
ini" terangkat ke langit oleh angin dan setelah beberapa saat kemudian
jatuh ke tanah di dalam air hujan. Benih dan tanaman di bumi mendapati banyak
garam metalik dan unsur-unsur yang esensial bagi pertumbuhan mereka di sini di
air hujan ini. Peristiwa ini diungkapkan di sebuah ayat lain dalam Al-Qur'an:
Dan Kami
turunkan dari langit air yang membawa berkah, dan dengan itu Kami tumbukan
kebun-kebunan dan biji-bijian yang dapat dipanen. (Surat Qaaf, 9)
Garam-garam yang jatuh dengan hujan
merupakan contoh kecil unsur-unsur tertentu (kalsium, magnesium, potasiom,
dsb.) yang dipakai untuk menambah kesuburan. Logam-logam berat yang terdapat di
tipe-tipe aerosol ini merupakan unsur lain yang menambah kesuburan dalam
pertumbuhan dan pemproduksian tanaman.
Tanah tandus bisa dilengkapi dengan
semua unsur yang esensial bagi tanaman dalam periode 100 tahun hanya dengan
penyubur yang dicurahkan dengan hujan. Hutan-hutan juga berkembang dan makan
dengan bantuan aerosol yang berbasis-laut. Dengan cara ini, 150 juta ton penyubur
jatuh ke seluruh permukaan tanah setiap tahun. Jika tidak ada penyuburan
alamiah seperti ini, maka tidak akan ada tanaman di bumi, dan keseimbangan
ekologis akan cacat.
Yang lebih menarik adalah bahwa
kebenaran ini, yang hanya bisa ditemukan oleh sains modern, telah diungkapkan
oleh Allah berabad-abad yang lalu.
ANGIN
PENYERBUKAN
Dalam Al-Qur'an, angin dinyatakan
sebagai "penyerbukan":
Dan Kami
tiupkan angin yang "menyerbuki", kemudian Kami turunkan hujan dari
langit, yang dengan itu Kami beri kamu air (yang berlimpah). (Surat al-Hijr,
22)
Dalam bahasa Arab, kata
"penyerbukan" menyiratkan penyerbukan tanaman dan juga awan. Begitu
pula, sains modern telah menunjukkan bahwa angin memang memiliki kedua fungsi
ini. Angin, seperti yang tersebut di atas, menyerbuki awan dengan membawa
kristal-kristal yang akan mengambil bagian dalam pembentukan air hujan. Di sisi
lain, angin juga menyerbuki tanaman.
Tanaman-tanaman melempar benih
serbuk-sari yang mengandung sel sperma ke udara. Kebanyakan tanaman diciptakan
secara ideal untuk menangkap serbuk-sari dari angin. Cemara, bunga yang
bergantungan, dan beberapa tanaman lain membuat terusan yang terbuka terhadap
arus udara, yang membawa benih-benih ini ke tanaman lain yang berspesies sama.
Benih-benih serbuk-sari yang mengandung sel-sel sperma tiba di organ-organ
reproduksi yang mensyukuri kanal-kanal ini. Serbuk-sari yang mencapai sel telur
menyuburkan telur dan sehingga sel telur itu beralih menuju benih.
Kebanyakan tanaman diciptakan secara
ideal untuk menangkap serbuk-sari dari angin. Cemara, bunga yang bergantungan,
dan beberapa lainnya membuat terusan yang terbuka terhadap arus udara.
Serbuk-sari penghasil sperma tiba di kawasan reproduksi yang mensyukuri
terusan-terusan ini. Tanaman-tanaman melempar benih serbuk-sari penghasil
sperma ke udara. Sesudah itu, arus udara membawa benih-benih ini ke tanaman
lain yang berspesies sama. Serbuk-sari yang mencapai sel telur menyuburkan
telur dan sehingga sel telur itu beralih menuju benih.
KEUNIKAN
SIDIK JARI
"Sidik jari" yang
terbentuk pada ujung jari dengan pola nyata pada kulit bersifat sangat unik
bagi si empunya. Setiap orang yang hidup di bumi mempunyai setelan sidik jari
yang berlainan. Semua orang yang hidup sepanjang sejarah juga mempunyai sidik
jari yang berbeda-beda. Sidik ini tak akan berubah selama hayat seseorang
kecuali jika terjadi kecelakaan besar.
Karena itulah sidik jari diterima
sebagai kartu identitas yang sangat penting dan dipakai untuk tujuan ini di
seluruh dunia.
Akan tetapi, dua abad yang lalu,
sidik jari tidak begitu penting, karena baru ditemukan pada akhir abad ke-19
bahwa semua sidik jari saling berbeda. Pada 1880, seorang ilmuwan Inggris yang
bernama Henry Faulds menyatakan dalam suatu artikel yang diterbitkan di Nature
bahwa sidik jari orang-orang tidak berubah sepanjang hayat mereka, dan bahwa
terdakwa-terdakwa bisa diyakinkan dengan sidik jari yang mereka tinggalkan di
permukaan benda seperti kaca.32 Pada 1884, untuk pertama
kalinya seorang pembunuh ditentukan dengan identifikasi sidik jari. Sejak itu,
sidik jari telah menjadi metode yang penting untuk identifikasi. Namun sebelum
abad ke-19, kebanyakan orang mungkin tak pernah mengira bahwa bentuk sidik jari
mereka yang bergelombang itu mempunyai makna atau merupakan catatan yang
berharga
.
Pada abad ke-7, Al-Qur'an
menunjukkan bahwa ujung jari manusia mengandung karakteristik yang penting:
Apakah
manusia mengira bahwa Kami tak akan mengumpulkan tulang-tulangnya? Ya, bahkan
Kami mampu menyusun kembali ujung jari-jarinya. (Surat al-Qiyaamah, 3-4)
KELAHIRAN
MANUSIA
Terdapat banyak pokok-persoalan yang
disebutkan dalam Al-Qur'an yang mengundang manusia untuk beriman. Kadang-kadang
langit, kadang-kadang hewan, dan kadang-kadang tanaman ditunjukkan sebagai
bukti bagi manusia oleh Allah. Dalam banyak ayat, orang-orang diseru untuk
mengalihkan perhatian mereka ke arah proses terciptanya mereka sendiri. Mereka
sering diingatkan bagaimana manusia sampai ke bumi, tahap-tahap mana yang telah
kita lalui, dan apa bahan dasarnya:
Kami telah
menciptakan kamu; maka mengapa kamu tidak membenarkan? Adakah kamu perhatikan
(benih manusia) yang kamu pancarkan? Kamukah yang menciptakannya? Ataukah Kami
Penciptanya? (Surat al-Waaqi'ah, 57-59)
Penciptaan manusia dan
aspek-aspeknya yang luar biasa itu ditegaskan dalam banyak ayat. Beberapa
informasi di dalam ayat-ayat ini sedemikian rinci sehingga mustahil bagi orang
yang hidup di abad ke-7 untuk mengetahuinya. Beberapa di antaranya sebagai
berikut:
1. Manusia
tidak diciptakan dari mani yang lengkap, tetapi dari sebagian kecilnya
(sperma).
2. Yang laki-lakilah yang menentukan jenis kelamin bayi.
3. Janin manusia melekat pada rahim sang ibu bagaikan lintah.
4. Manusia berkembang di tiga kawasan yang gelap di rahim.
Orang-orang yang hidup pada zaman
kala al-Qur'an diturunkan, pasti, tahu bahwa bahan dasar kelahiran berhubungan
dengan mani laki-laki yang terpancar selama persetubuhan seksual. Fakta bahwa
bayi lahir sesudah jangka waktu sembilan bulan tentu saja merupakan peristiwa
yang gamblang dan tidak memerlukan penyelidikan lebih lanjut. Akan tetapi,
sedikit informasi yang dikutip di atas itu berada jauh di luar pengertian
orang-orang yang hidup pada masa itu. Ini baru disahihkan oleh ilmu pengetahuan
abad ke-20.
Sekarang mari kita periksa satu demi
satu.
1.
Air Mani
Selama persetubuhan seksual, 250
juta sperma terpancar dari si laki-laki pada satu waktu. Sperma-sperma
melakukan perjalanan 5-menit yang sulit di tubuh si ibu sampai menuju sel
telur. Hanya seribu dari 250 juta sperma yang berhasil mencapai sel telur. Sel
telur, yang berukuran setengah dari sebutir garam, hanya akan membolehkan masuk
satu sperma. Artinya, bahan manusia bukan mani seluruhnya, melainkan hanya
sebagian kecil darinya. Ini dijelaskan dalam
Al-Qur'an :
Seperti yang telah kita amati,
Al-Qur'an memberi tahu kita bahwa manusia tidak terbuat dari mani selengkapnya,
tetapi hanya bagian kecil darinya. Bahwa tekanan khusus dalam pernyataan ini
mengumumkan suatu fakta yang baru ditemukan oleh ilmu pengetahuan modern itu
merupakan bukti bahwa pernyataan tersebut berasal-usul ilahi.
2.
Campuran di dalam Mani
Cairan yang disebut mani tidak
mengandung sperma saja. Cairan ini justru tersusun dari campuran berbagai
cairan yang berlainan. Cairan-cairan ini mempunyai fungsi-fungsi semisal
mengandung gula yang diperlukan untuk menyediakan energi bagi sperma,
menetralkan asam di pintu masuk rahim, dan melicinkan lingkungan agar
memudahkan pergerakan sperma.
Yang cukup menarik, ketika mani
disinggung di Al-Qur'an, fakta ini, yang ditemukan oleh ilmu pengetahuan
modern, juga menunjukkan bahwa mani itu ditetapkan sebagai cairan campuran:
Sungguh,
Kami ciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur, lalu Kami beri dia
(anugerah) pendengaran dan penglihatan. (Surat al-Insaan, 2)
Di ayat lain, mani lagi-lagi disebut
sebagai campuran dan ditekankan bahwa manusia diciptakan dari "bahan
campuran" ini :
Dialah Yang
menciptakan segalanya dengan sebaik-baiknya, Dia mulai menciptakan manusia dari
tanah liat. Kemudian Ia menjadikan keturunannya dari sari air yang hina. (Surat
as-Sajdah, 7-8)
Kata Arab "sulala", yang
diterjemahkan sebagai "sari", berarti bagian yang mendasar atau
terbaik dari sesuatu. Dengan kata lain, ini berarti "bagian dari suatu
kesatuan". Ini menunjukkan bahwa Al-Qur'an merupakan firman dari Yang
Berkehendak Yang mengetahui penciptaan manusia hingga serinci-rincinya. Yang
Berkehendak ini ialah Pencipta manusia.
3.
Penentuan Jenis Kelamin Bayi
Sampai belum lama ini diperkirakan
bahwa jenis kelamin bayi ditentukan oleh gen-gen laki-laki dan perempuan
bersamaan. Ilmu genetika dan mikrobiologi yang kian maju pada abad ke-20
membuktikan bahwa si perempuan tidak berperan dalam proses ini.
Dua dari 46 kromosom yang menentukan
struktur manusia merupakan kromosom jenis kelamin. Kromosom-kromosom ini
disebut "XY" pada pria dan "XX" pada wanita, karena bentuk
kromosomnya menggambarkan huruf-huruf ini. Kromosom Y adalah kromosom yang pada
khususnya membawa gen-gen laki-laki.
Pembentukan bayi berawal dengan
penyatuan dua kromosom: satu dari si ayah dan satu dari si bunda. Karena yang
perempuan hanya memiliki kromosom X, sel-sel reproduksinya (ova) hanya akan
mengandung kromosom ini. Di sisi lain, yang laki-laki mempunyai kromosom X dan
Y, sehingga setengah dari sel-sel reproduksinya (sperma) merupakan kromosom X
dan setengah lainnya Y. Jika suatu sel telur menyatu dengan sperma yang mengandung
kromosom X, maka keturunannya perempuan; jika penyatuannya dengan sperma yang
mengandung kromosom Y, maka keturunannya laki-laki.
Dengan kata lain, jenis kelamin bayi
ditentukan oleh yang mempunyai kromosom X dan Y, yaitu si laki-laki, yang
menyatu dengan kromosom X dari si perempuan.
Hal ini sama sekali belum diketahui
hingga penemuan genetika pada abad ke-20. Pada banyak budaya, justru diyakini
bahwa jenis kelamin bayi ditentukan oleh kondisi tubuh (kesehatan, dll.) sang
ibu. Itulah mengapa wanita-wanita disalahkan bila mereka mendapatkan anak
perempuan. (Keyakinan primitif ini masih lazim.)
Akan tetapi, tigabelas abad sebelum
gen-gen ditemukan, Al-Qur'an mengungkapkan informasi yang menyangkal hal ini.
Dalam suatu ayat dinyatakan bahwa kepriaan atau kewanitaan itu tercipta dari
air mani; dengan kata lain, sumber jenis kelamin itu bukan perempuan, melainkan
laki-laki.
... Dia Yang
menciptakan berpasangan, jantan dan betina, dari benih kala ditempatkan. (Surat
an-Najm, 45-46)
4.
Segumpal Darah Yang Melekat di Rahim
Ketika sperma pria menyatu dengan
sel telur wanita sebagaimana terpapar di atas, terbentuklah bahan dasar calon
bayi. Sel tunggal ini, yang dalam biologi dikenal sebagai "zigot",
akan mulai berbiak sendiri melalui pembagian dan akhirnya menjadi
"sepotong daging".
Akan tetapi, zigot itu tidak
menjalani masa perkembangannya dalam ruang hampa. Zigot melekat pada rahim
bagaikan akar-akar yang tertancap dengan kokoh di tanah dengan sulur-sulur
mereka. Melalui ikatan ini, zigot bisa memperoleh bahan-bahan yang amat penting
bagi pertumbuhannya dari tubuh ibunya.
Rincian sedetail itu belum bisa
diketahui tanpa pengetahuan yang mantap tentang kedokteran. Tentu saja pada
empatbelas abad yang lalu belum ada orang yang mempunyai pengetahuan semacam
itu. Yang cukup menarik, dalam Al-Qur'an, Allah selalu menyebut zigot yang
berkembang di rahim sang ibu sebagai "segumpal darah":
Bacalah!
Atas nama Tuhanmu yang menciptakan, menciptakan manusia dari segumpal darah
beku. Bacalah! Dan Tuhanmu Maha Mulia. (Surat al-'Alaq, 1-3)
Apakah
manusia mengira akan dibiarkan tak terurus? Bukankah ia hanya setitik mani yang
dipancarkan? Kemudian ia menjadi segumpal darah; lalu (Allah) membuat jadi
bentuk yang serasi. Dan Dia menjadikannya sepasang, jantan dan betina. (Surat al-Qiyaamah,
36-39)
Makna Arab kata "gumpalan"
adalah "sesuatu yang melekat di suatu tempat". Kata ini secara
harfiah dipakai untuk memerikan lintah yang melekat di tubuh untuk menghisap
darah. Tentu saja, inilah kata terbaik yang memungkinkan untuk memaparkan zigot
yang melekat di dinding rahim dan menyerap makanannya dari situ.
Al-Qur'an mengungkap lebih banyak
lagi mengenai zigot. Dengan secara sempurna melekat di dinding rahim, zigot itu
mulai tumbuh. Sementara itu, rahim si ibu terisi dengan suatu cairan yang
disebut "cairan amnion" yang mengitari zigot. Corak terpenting cairan
amnion, tempat pertumbuhan bayi, adalah melindungi bayi dari pukulan-pukulan
yang berasal dari luar. Dalam Al-Qur'an, fakta ini terungkap sebagai berikut:
Bukankah
Kami ciptakan kamu dari cairan yang hina, lalu Kami tempatkan di tempat yang
kukuh terlindung ? (Surat al-Mursalaat, 20-21)
Semua informasi ini yang tersaji
dalam Al-Qur'an mengenai pembentukan menusia itu menunjukkan bahwa Al-Qur'an
berasal dari suatu sumber yang mengetahui pembentukan ini hingga
serinci-rincinya.
sekali lagi membuktikan bahwa
Al-Qur'an merupakan firman Allah. Omong kosong sajalah pernyataan bahwa
informasi yang dihasilkan oleh Al-Qur'an mengenai kelahiran itu kebetulan
belaka: karena terdapat banyak rincian yang terungkap dalam Al-Qur'an dan
catatan serinci itu bagaimanapun tidak mungkin "secara kebetulan"
cocok dengan kebenaran.
Semua paparan Al-Qur'an itu benar
karena semua ayatnya berisi firman Allah. Allah-lah Yang menciptakan dan
membentuk manusia di rahim ibunya, firman-Nya-lah paparan terbaik tentang
proses ini. Allah menciptakan kita semua dengan cara seperti yang terperi di
awal kehidupan kita di ayat lain sebagai berikut:
Kami telah
menciptakan manusia dari saripati tanah liat. Kemudian Kami jadikan dia air mani,
yang tersimpan di tempat yang kukuh sekali. Kemudian mani itu Kami jadikan
segumpal darah; kemudian segumpal darah Kami jadikan tulang-belulang dan tulang
itu Kami bungkus dengan daging, lalu Kami kembangkan menjadi makhluk lain lagi.
Maka Mahasuci Allah, Pencipta terbaik. (Surat al-Mu'minuun, 12-14)

1. Silahkan masukkan komentar
2. Berkomentar dengan kata-kata yang santun
3. Jangan menggunakan kata-kata kotor
4. Jika anda tidak suka dengan yang kami sajikan, lebih baik jangan di baca
5. Tinggalkan link web/blog anda agar admin bisa visit back
6. Jadilah pengunjung yang baik
7. Kami hanya memberikan informasi dari sumber-sumber yang bisa admin percaya.
8. Maaf jika ada salah satu artikel tidak ada sumbernya.
EmoticonEmoticon