1. Manajemen Steve Jobs
Dulu orang membicarakan
baju turtleneck berwarna hitam yang dibilang konyol, jeans dan sepatu ketsnya.
Lalu orang-orang mulai mengejek gaya bicaranya. Kini para eksekutif dan
wirausahawan mencoba meniru gagasan manajemen sang legenda Apple tersebut.
Sayangnya, Anda tidak
bisa sekedar menyalin dan menggandakan bakat, kebijakan atau kepemimpinannya
yang mendobrak. Itu tidak akan berhasil. Sebab Steve Jobs yang orang-orang coba
tiru itu, orang yang melejitkan Apple, adalah Steve Jobs yang berbeda dari
Steve Jobs sebelumnya — yang dipecat dari perusahaan yang ia dirikan sendiri.
Peristiwa tragis dan
menyakitkan tersebut mengubah dirinya. Itu merupakan sebuah proses yang harus
ia lalui. Itulah yang menjadikannya orang yang membuat perusahaan teknologi
terbesar di dunia tersebut menjadi hebat. Hal itu dinamakan pengalaman. Anda tidak
dapat meniru pengalaman.
2.
Keterikatan dengan karyawan
Tentu saja, setiap
eksekutif dan pimpinan bisnis ingin agar para pekerjanya menyukai pekerjaan mereka
dan merasakan bahwa mereka adalah faktor penting dalam penentu kesuksesan
perusahaan. Itu mudah. Itu juga bukan merupakan hal baru.
Cara untuk membuat para
pegawai termotivasi adalah dengan membuat sebuah budaya yang membuat mereka
merasa diberdayakan, yang membuat mereka merasa melakukan hal yang berbeda,
yang membuat mereka merasa tertantang sekaligus mendukung mereka. Itu bukanlah
hal yang rumit dan Anda tidak harus menyewa konsultan pegawai untuk
melakukannya.
3.
Produktivitas individu serta manajamen waktu
Kapan memberdayakan
setiap menit waktu produktif Anda menjadi tujuan utama? Sini saya kasih tahu:
Jika Anda sulit hidup teratur, bukan orang yang rajin, memiliki ruang kerja
yang berantakan, serta tidak rapih bukan berarti bahwa Anda terpuruk dan
mengenaskan. Itu hanya berarti bahwa Anda seperti banyak orang sukses dan
inovatif yang saya kenal selama beberapa tahun.
Dan jika Anda masih
harus mencari sedikit waktu, cukup lakukan seperti apa yang saya lakukan.
Kurangi. Kurangi sama dengan menambah. Prioritaskan hal penting. Anda akan
menjadi lebih sukses dan lebih bahagia. Cukup seperti itu.
4.
Kecerdasan emosional
Gaya kepemimpinan dan
manajemen secara tradisional telah habis. Kini masanya soft skill, siapa yang
tidak ingin menjadi seorang CEO yang memiliki empati dan mawas diri? Masalah
kecerdasan emosional adalah hal yang sulit diukur.
Jika kecerdasan
emosional bisa menjadi alat untuk memprediksi kesuksesan bisnis, lalu bagaimana
Anda bisa menghitung kecerdasan emosional Steve Jobs, Bill Gates, Larry
Ellison, Larry Page, Mark Zuckerberg, serta puluhan wirausahawan dan eksekutif
sukses lainnya?
5.
Kepemimpinan berdasarkan kelebihan
Ini sangat sederhana.
Kita hidup dalam masa yang berubah dengan cepat, dunia bisnis yang terus
mengalami perubahan. Jika Anda memiliki kelebihan maka Anda mampu
mengadaptasinya menjadi keuntungan yang kompetitif, berkonsentrasilah pada hal
itu.
Namun, jika Anda memiliki kelemahan
yang besar yang mungkin bisa saja membuat Anda dan rekan kerja terpuruk, maka
jangan abaikan kelemahan tersebut.
1. Silahkan masukkan komentar
2. Berkomentar dengan kata-kata yang santun
3. Jangan menggunakan kata-kata kotor
4. Jika anda tidak suka dengan yang kami sajikan, lebih baik jangan di baca
5. Tinggalkan link web/blog anda agar admin bisa visit back
6. Jadilah pengunjung yang baik
7. Kami hanya memberikan informasi dari sumber-sumber yang bisa admin percaya.
8. Maaf jika ada salah satu artikel tidak ada sumbernya.
EmoticonEmoticon