Kisahnya.
Sumber cerita adalah dari Ali Hafidz yang merupakan sejarawan islam dalam kitabnya Fusul min Tarikhi Al Madinah Al Munawarah. Peristiwanya terjadi pada tahun 1164 M atau 557 H.
Secara diam-diam, pemerintah Eropa Kristiani telah menyusun rencana untuk mencuri jenazah Nabi Muhammad SAW.
Sumber cerita adalah dari Ali Hafidz yang merupakan sejarawan islam dalam kitabnya Fusul min Tarikhi Al Madinah Al Munawarah. Peristiwanya terjadi pada tahun 1164 M atau 557 H.
Secara diam-diam, pemerintah Eropa Kristiani telah menyusun rencana untuk mencuri jenazah Nabi Muhammad SAW.
Mereka kemudian mengutus dua orang nasrani untuk
menjalankan aksi keji mereka.
Bertepatan pada musim haji, orang-orang tersenut menyamar sebagai jamaah haji.
Keduanya ditugaskan untuk melakukan pengintaian terlebih dahulu, mencari kesempatan yang baik untuk mencuri jasad Nabi Muhammad SAW. Setelah melakukan pengintaian, keduanya memberanikan dirinya untuk menyewa sebuah penginapan di dekat makam Nabi Muhammad SAW.
Bertepatan pada musim haji, orang-orang tersenut menyamar sebagai jamaah haji.
Keduanya ditugaskan untuk melakukan pengintaian terlebih dahulu, mencari kesempatan yang baik untuk mencuri jasad Nabi Muhammad SAW. Setelah melakukan pengintaian, keduanya memberanikan dirinya untuk menyewa sebuah penginapan di dekat makam Nabi Muhammad SAW.
Mereka membuat lubang dari kamar dalam kamar
penginapan tersebut menuju ke makam Rasulullah SAW. Belum sampai pada akhir
penggalian, rencana tersebut digagalkan.
Petunjuk Mimpi.
Petunjuk Mimpi.
Pada suatu hari, Sultan Nuruddin Mahmud bin Zanki
yang merupakan penguasa Islam saat itu telah mendapat petunjuk melalui mimpi.
Sang Sultan bermimpi bertemu dengan Rasulullah SAW sambil menunjuk dua orang
lelaki bermambut pirang dan berjambang.
"Wahai Mahmud, selamatkanlah jasadku dari maksud jahat kedua orang ini," tutur Rasulullah SAW.
"Wahai Mahmud, selamatkanlah jasadku dari maksud jahat kedua orang ini," tutur Rasulullah SAW.
Sultan Mahmud lantas terbangun dalam keadaan
gelisah tiada tara. Ia kemudian melaksanakan shalat malam dan kemudian kembali
tidur. Namun, Sultan Mahmud kembali bermimpi berjumpa dengan Rasulullah SAW
dengan maksud sama sebanyak tiga kali dalam semalam.
Pada malam itu juga Sultan melakukan perjalanan dari Damsyik ke kota Madinah. Sesampainya di Madinah, Sultan langsung menuju Masjid Nabawi untuk melakukan shalat dan berziarah ke makam Nabi SAW.
Pada malam itu juga Sultan melakukan perjalanan dari Damsyik ke kota Madinah. Sesampainya di Madinah, Sultan langsung menuju Masjid Nabawi untuk melakukan shalat dan berziarah ke makam Nabi SAW.
Pagi harinya Sultan berkoordinasi dengan penguasa
Madinah. Saat yang tepatpun datang, ketika Menteri jamaluddin mengumpulkan
seluruh penduduk Madinah untuk menerima sembako.
Kesempatan itu digunakan Sultan untuk mencermati, mencari orang yang ada di lihatnya dalam mimpi. Namun Sultan tak menemukan orang yang ada dalam mimpinya itu.
Menteri Jamaluddin bertanya kepada penduduk, "Apakah di antara kalian ada yang belum mendapatkan sembako dan hadiah dari Sultan?"
"Ada dua orang dari Maghribi yang belum
mendapatkan jatah, keduanya selalu berjamah di Masjid Nabawi," ujar salah
seorang penduduk.
Dihukum Mati.
Kemudian Sultan memrintahkan agar kedua orang itu
dipanggil. Alangkah terkejutnya Sultan ini begitu melihat kedua orang tadi,
ternyata merekalah yang dilihatnya dalam mimpi.
Setelah ditanya, mereka mengaku sebagai jamaah dari Andalusia, Spanyol. Mesli Sultan mendesak bertanya tentang kegiatan meraka di Madinah, namun mereka tetak mau mengaku.
Setelah ditanya, mereka mengaku sebagai jamaah dari Andalusia, Spanyol. Mesli Sultan mendesak bertanya tentang kegiatan meraka di Madinah, namun mereka tetak mau mengaku.
Kemudian Sultan bersama menteri dan pengawal pergi menuju ke penginapan dua orang jamaah dari Andalusia itu. Sesampainya di rumah, mereka menemukan sejumlah buku dalam rak dan dua buah mushaf Al Qur'an. Pada saat itulah Allah SWT memberi ilham, Sultan Mahmud tiba-tiba membuka tikar yang menghampar di lantai kamar tersebut.
Masya Allah...
Sultan menemukan sebuah papan yang di dalamnya
menganga sebuah lorong panjang yang menuju ke makam Nabi SAW. Seketika itu juga
Sultan menghampiri kedua lelaki berambut pirang tersebut dan memukulnya.
Setelah bukti ditemukan, mereka mengaku diutus
Raja Nasrani di Eropa untuk mencuri jasad Nabi Muhammad SAW.
Untuk mempertanggungjawabkan perbuatan mereka,
pada keesokan harinya mereka berdua dijatuhi hukum penggal di dekat pintu timur
makam Nabi Muhammad saw kemudian mayatnya di bakar.