Rabu, 03 April 2013

ROKET KORUT DI KLAIM BISA CAPAI AMERIKA




Perang dingin yang terjadi di Semenanjung Korea sejak 1950-an tak jua mencair. Selasa, 9 Oktober 2012, Pemerintah Korea Utara mengklaim memiliki roket yang bisa menghantam dataran Amerika Serikat. Pengumuman tersebut, menurut Reuters, bertepatan dengan dua hari setelah Korea Selatan menjalin kerjasama penguatan rudal balistik dengan negara Abang Sam.

Saat ini, negeri di bawah pimpinan Kim Jong Un diyakini tengah mengembangkan misil jarak jauh. Roket baru mereka ini bisa menjangkau jarak 6.700 kilometer, sehingga bisa mendarat di Amerika. Jiran Korea Utara, takut negara tertutup ini, menggunakan peluncuran roket sebagai awal perang nuklir.

Komisi Nasional Pertahanan Korea Utara melalui kantor berita resminya, KCNA, menyatakan bahwa negaranya siap menangkis semua ancaman Amerika. "Kami tidak menyembunyikan fakta bahwa angkatan bersenjata kami sudah revolusioner," tulis KCNA.

Senjata milik Korea Utara, KCNA melanjutkan, tak hanya mampu mengawasi pergerakan pasukan boneka dan pangkalan militer negara imperialis yang dijaga ketat. "Tapi juga Jepang, Guam dan daratan Amerika," ujar KCNA.

Korea Selatan pada Ahad lalu telah membuat perjanjian dengan Amerika tentang perpanjangan jarak misil balistik. Kini Korea bisa memiliki misl dengan jarak dua kali dari batas awal yang hanya 800 kilometer. Kesepakatan ini merupakan bentuk perlawanan terhadap Korea Utara.

Adapun Korea Utara kini berada dalam sangsi Perserikatan Bangsa-Bangsa. PBB membuat Korea Utara tak bisa melakukan perdagangan internasional dan memotong sejumlah jaringannya untuk mengisolasi negara ini. Kebijakan dari PBB dibuat setelah Korea Utara gagal dalam uji coba rudal tahun 2009 yang dikritik banyak negara termasuk sekutunya sendiri Cina.

Tak hanya 2009, tahun ini pada bulan April, Korea Utara juga telah meluncurkan roket. Seperti yang dikutip dari BBC, roket ternyata jatuh di perairan sebelah barat Korea Selatan pada 12 April 2012. Laporan kegagalan tersebut diungkap oleh Komando Angkatan Udara Amerika Utara (NORAD). Tak hanya NORAD yang mengamini kegagalan peluncuran roket, tapi pemerintah Jepang pun mengakuinya. Pemerintah Korea Selatan menyebut, serpihan roket bertebaran hingga 20 potong.

Artikel Terkait

1. Silahkan masukkan komentar
2. Berkomentar dengan kata-kata yang santun
3. Jangan menggunakan kata-kata kotor
4. Jika anda tidak suka dengan yang kami sajikan, lebih baik jangan di baca
5. Tinggalkan link web/blog anda agar admin bisa visit back
6. Jadilah pengunjung yang baik
7. Kami hanya memberikan informasi dari sumber-sumber yang bisa admin percaya.
8. Maaf jika ada salah satu artikel tidak ada sumbernya.
EmoticonEmoticon