Selasa, 30 April 2013

FACEBOOK SEMAKIN DITINGGALKAN PENGGUNANYA




Jejaring sosial Facebook mencapai titik kehilangan penggunanya paling banyak di pasar.
Data independen perusahaan menunjukkan, kebanyakan pengguna bermigrasi ke jaringan sosial lainnya dan menemukan teman online yang lebih baru dan segar.

Bulan lalu, jaringan sosial terbesar di dunia ini telah kehilangan enam juta pengunjungnya di Amerika Serikat (AS) atau jatuh empat persen. Di Inggris, Facebook kehilangan 1,4 juta pengguna dan menurun 4,5 persen secara berkelanjutan. Dalam enam bulan terakhir, Facebook telah kehilangan pengunjung bulanan hampir sembilan juta akun di AS dan dua juta akun di Inggris.

Hasil analisis SocialBakers menunjukkan ekspansi pengguna Facebook di AS, Inggris, dan negara-negara besar Eropa sudah mencapai puncaknya dan sekarang menurun ke titik jenuh. "Ada faktor kebosanan dan orang ingin mencoba sesuatu yang baru," kata analis SocialBakers, dilansir dari the Guardian, Selasa (30/4).

Namun, Facebook masih berkembang pesat di Amerika Selatan. Pengunjung bulanan Brasil naik enam persen pada Maret 2013 menjadi 70 juta pengunjung. Pengguna di India juga meningkat empat persen menjadi 64 juta pengunjung.

Ponsel mewakili hampir seperempat dari pendapatan iklan Facebook diakhir 2012. Ini memperluas jaringan Facebook sehingga bisa diakses total 680 juta pengguna di seluruh dunia per bulan pada Desember lalu.

Facebook selalu diperingatkan waspada terhadap persaingan dari jasa yang diciptakan untuk ponsel daripada PC. Pendiri Facebook, Mark Zuckerberg, mendorong serangkaian inisiatif baru untuk menarik pengguna Facebook dari pengguna Smartphone. Khususnya Facebook Home, software yang dapat diunduh untuk ponsel android tertentu. Aplikasi ini bisa melayani pemilik android untuk menyaksikan berita dan foto-foto terbaru langsung ke layar pemilik akun.

Sumber :
http://www.republika.co.id/berita/trendtek/internet/13/04/30/mm1lqn-facebook-semakin-ditinggalkan-penggunanya

CARA BIKSU MIYANMAR SEBARKAN KHOTBAH KEBENCIAN TERHADAP MUSLIM




Seorang tokoh biksu Myanmar Wirathu menyebarkan ajakan kekerasan kepada umat Buddha di Myanmar. Dia menggunakan DVD, media sosial, dan You Tube untuk memuat 'khotbah'-nya dan menyebarkannya ke seantero Myanmar.

Wirathu kerap disebut Bin Ladin dari Birma. Dia memperingatkan kepada para pengikutnya bahwa Muslim kerap menargetkan perempuan muda Myanmar untuk diperkosa. 

Untuk pendengar yang belum terbiasa dengan bahasa Myanmar, khotbahnya terasa tenang dan datar. Akan tetapi, dia mulai menggetarkan khalayak dengan isi pidatonya.

"Kita mulai diperkosa di setiap kota, dilecehkan secara seksual di setiap kota, dan dikeroyok di setiap kota," ujar Wirathu seperti dikutip oleh The Guardian.

Khotbahnya ini dibumbui oleh perkataan stereotipe yang merujuk ke arah rasis dan rumor-rumor tidak jelas. Dengan pidato yang penuh misinformasi, dia memicu kekerasan dalam negara yang baru saja bertransformasi menjadi demokrasi.

Sumber :
http://www.republika.co.id/berita/internasional/asean/13/04/30/mm1u3a-cara-biksu-myanmar-sebarkan-khotbah-kebencian-kepada-muslim

SEORANG MUSLIM BELANDA AJAK RATU BEATRIX PELUK ISLAM



Kejadian mengejutkan dialami Ratu Beatrix ketika menghadiri satu acara. Ketika selesai pertunjukan, ada seorang Muslim Belanda mengajak sang ratu untuk memeluk Islam.

Mendengar hal itu, Ratu Beatrix sumringah. Selesai bicara, pria tersebut segera dibawa ke belakang panggung. Tidak ada yang tahu akan nasib pria Muslim tersebut.

Sumber :
http://www.republika.co.id/berita/video/ficer/13/04/18/mlftwp-seorang-muslim-belanda-ajak-ratu-beatrix-peluk-islam

GEJOLAK UMAT ISLAM DI KAZAKHSTAN



Usai shalat Jumat, suasana masjid Atyaru ramai seketika. Sebagian besar jamaah yang datang merupakan anak muda berusia 30 tahun.

Kebanyakan dari mereka mengenakan celana panjang yang menggantung di atas telapak kaki dan berjenggot panjang. Sepanjang jalan, kamera yang berada di tiang telepon mengawasi gerak-gerik mereka.

Namun, mereka tak peduli. Mereka justru mencoba untuk bersikap biasa kendati rasa emosi tertahan dalam dada. Sejak beberapa tahun silam, Kazakhstan memberlakukan kebijakan pengawasan ketat terhadap umat Islam.

Kendati mengalami perlakuan tidak adil, umat Islam Kazakhstan tidak putus asa dengan kondisi itu. Mereka justru optimis Islam akan bangkit di Kazakhstan. Tanda-tanda Itu terlihat dari antusisme Muslim dalam memakmurkan masjid.

Itu terlihat dari, banyaknya jamaah yang menghadiri shalat Jumat. Yang membahagiakan, jamaah yang datang merupakan generasi muda. Satu dekade lalu, mungkin hanya lima atau enam orang yang menghadiri shalat Jumat. Itupun dari kalangan orang tua.

Azamat Maitanov, editor Majalah Mingguan Aq Zhayik, seperti dikutip Eurasianet.org, mengatakan kondisi yang menimpa Muslim akan menjadi bumerang bagi pemerintah. Alasannya, Muslim Kazakstan sangat mungkin dipengaruhi pergerakan kelompok Muslim di negeri tetangga. Itu karena, negeri tetangga Kazakstan, seperti Irak, Afghanistan, dan Chehcnya tengah mengalami gejolak akibat kebijakan tidak populer dari pemerintah.

Sumber :
http://www.republika.co.id/berita/video/umat/13/04/30/mm23jb-gejolak-umat-islam-di-kazakhstan

ISLAM BERKEMBANG PESAT DI EROPA




Jika Kekhalifahan Umayyah pernah menorehkan peradaban di Eropa selatan, pada era yang lebih maju, Turki Utsmani (Ottoman) pun melakukan hal sama di Eropa Tenggara dan Tengah.

Beberapa wilayah Eropa menjadi bagian dari imperium Islam terbesar sepanjang masa itu. Hanya, tak banyak pengaruh budaya Islam yang dibawa ke Eropa, kecuali di wilayah Konstantinopel yang saat ini merupakan negara Turki.

Salah satu pembukaan Islam (fath al-Islam) terbesar sepanjang sejarah, yakni pembukaan Konstantinopel. Sejak itu, Turki Utsmani mulai merambah ke Benua Eropa.

Pada abad ke-16, Hungaria jatuh ke tangan Turki Utsmani. Menyusul kemudian, Albania, Bulgaria, Serbia, Makedonia, Rumania, Bosnia, hingga Yunani. Seabad setelahnya, sebagian besar Balkan sudah tunduk.

Dengan kekuasaan Turki Utsmani di beberapa wilayah Eropa, menjadi jalur migrasi Muslimin ke Benua Biru tersebut. Tak heran jika wilayah-wilayah tersebut dihuni banyak Muslim hingga kini.

Bulgaria, misalnya. Hingga 1878, negara kecil tersebut berada di bawah kepemimpinan Turki Utsmani. Saat ini, populasi Muslim di sana lebih dari 130 ribu.

Hal serupa juga terjadi di Bosnia, Albania, dan Kosovo. Albania bahkan saat ini memiliki populasi mayoritas Muslim, padahal sebelumnya negara ini menganut Katolik Roma dan Kristen.

Jika dihitung secara umum, wilayah Eropa yang memiliki banyak populasi Muslim, yakni Eropa Timur dan Tengah.

Sementara, di Eropa Barat, sebagian besar Muslim merupakan imigran yang relatif baru atau anak-anak para imigran dari Turki, Afrika Utara, dan Asia Selatan.

Adapun di Albania, Kosovo, Bosnia-Herzegovina, dan Bulgaria, Muslimin telah lama berada di sana sejak masa Turki Utsmani. Sehingga, Muslimin di negara-negara tersebut sebagian besar lahir di sana atau merupakan penduduk asli.

Negara-negara yang pernah dijajaki Islam tersebut tak banyak memiliki populasi Muslim yang besar. Namun, sebagian negara memiliki Muslim sebagai etnis mayoritas.

Beberapa negara yang memiliki konsentrasi tinggi Muslim tersebut, yakni Kosovo dengan 90 persen populasinya merupakan Muslim, Albania dengan 80 persen populasinya merupakan Muslim.

Bosnia-Herzegovina 40 persen, dan Republik Makedonia memiliki 33 persen. Adapun Yunani hanya sekitar tiga persen Muslim, sementara Spanyol hanya sekitar satu persen Muslim.

Sedangkan, jumlah Muslimin terbanyak Eropa berada di Jerman, sebanyak empat juta. Angka tersebut cukup fantastis karena jumlahnya lebih besar dari Muslim Lebanon dan termasuk 10 besar negara dengan jumlah Muslim terbanyak. Padahal, Jerman bukanlah wilayah yang pernah terjamah kekhalifahan Islam.

Mantan presiden Jerman Christian Wulff pernah mengatakan, pada 2010, Islam, seperti halnya Kristen, merupakan bagian dari Jerman. Ucapan sang presiden sempat menjadi kontroversi di Jerman.

Perdebatan Islam di Jerman pun sempat mencuat. Kemudian, Presiden Joachim Gauck mengatakan pada tahun lalu ia tidak mendukung pernyataan Wulff, tetapi menghormatinya.

“Yang benar adalah banyak Muslim yang tinggal di negara ini. Apa yang akan saya katakan adalah Muslim yang hidup di sini merupakan bagian dari Jerman,” kata Gauck dalam sebuah wawancara dengan majalah Jerman Die Zeit dikutip dari Hurriyet Daily.

Paling cepat
Setelah Jerman, Prancis juga memiliki populasi Muslim yang juga besar. Sebanyak 3,5 juta Muslim tinggal di Negara Eiffel tersebut. Inggris juga menjadi negara yang memiliki populasi Muslim tinggi.

Bahkan, berdasarkan sensus Pemerintah Inggris terbaru, dikabarkan oleh Reuters, Islam menjadi agama yang paling cepat perkembangannya di Inggris dan Wales.

Dibanding agama lain, persentase peningkatan Muslimlah yang tertinggi. Sementara, agama mayoritas Inggris, Kristen, justru mengalami penurunan sangat besar dalam sensus nasional negara tersebut.

Sensus tersebut menyebutkan, selama satu dekade terakhir, peningkatan jumlah Muslim amat signifikan, yakni mencapai 80 persen. Pada 2001, Muslim Inggris hanya berjumlah 1,5 juta. Pada 2011, jumlahnya meningkat menjadi 2,7 juta jiwa.

Saat ini, satu dari 20 orang di Inggris menganut agama Islam. Dengan angka tersebut, Islam merupakan agama non-Kristen terbesar di Inggris. Islam juga menduduki agama terbesar kedua setelah Kristen.

Akhir tahun lalu, Vatikan sempat heboh karena seorang kardinal memublikasikan sebuah video bertajuk Muslim Demographics. Pasalnya, video yang juga heboh di Youtube tersebut menggambarkan populasi Muslim yang meningkat tajam di Eropa.

Islam diprediksi mendominasi Benua Biru tersebut. Bahkan, terdapat prediksi yang sangat mengagetkan, yakni dalam 39 tahun, Prancis akan menjadi negara Islam.

Saat ini, Prancis bersama Harvard University AS mensponsori penelitian tentang Islam di Eropa. Keduanya membentuk Euro-Islam yang menampung banyak penelitian komparatif tentang Islam dan Muslim di Barat. Mereka pun menjadi sumber informasi bagi media, masyarakat, hingga politikus.

Dengan perkembangan jumlah Muslim yang amat pesat tersebut, beragam simbol Islam pun bermunculan di Eropa. Masjid banyak berdiri di setiap negara, bahkan hampir di setiap ibu kota. Muslimah berjilbab berjalan nyaman di jalan-jalan meski beberapa negara masih melarangnya.

Sumber :
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-mancanegara/13/04/26/mltsge-islam-berkembang-pesat-di-eropa