Rabu, 17 April 2013

CERITA WANITA YANG TERSIKSA SAAT BERCINTA KARENA ALERGI SPERMA SUAMINYA




Bercinta seharusnya jadi momen yang membahagiakan dan menyehatkan. Namun untuk wanita ini justru sebaliknya. Seks adalah mimpi buruk untuknya karena dia alergi pada sperma sang suami.

Clara, demikian nama wanita alergi pada sperma suaminya. Dia mengalami kondisi seminal plasma hypersensitivity, suatu reaksi alergi pada protein yang ada di semen atau air mani suaminya, Jeff. Walau menggunakan kondom sekalipun saat bercinta, alergi tetap dialaminya.

"Aku merasakan reaksi aneh. Aku mengalami bengkak, seperti terbakar dan kemerahan, yang memang sangat tidak biasa. Aku pikir aku terkena penyakit seksual," ujarnya dalam wawancara dengan ABC.

Setelah beberapakli memeriksakan diri ke ginekolog dan mencari tahu lewat internet, Clara tahu apa yang terjadi pada dirinya. Kenyataan dia mengalami alergi pada sperma Jeff, membuat kehidupan seks mereka terancam karena mau tidak mau harus menghindari keintiman.

"Ini menjadi masalah karena selain seks semuanya baik-baik saja. Kami benar-benar saling mencintai," kata Jeff.

Sebagai pasangan pengantin baru, pasangan asal North Carolina, AS, jadi terpaksa tidak bercinta. Jeff mengaku libidonya menurun drastis.

"Kami sudah 10 bulan ini tidak bercinta. Level keintiman menurun drastis. Bukannya hidup sebagai sepasang suami-istri, kami lebih mirip teman sekamar," ujar Jeff lagi.

Cara pun mengakui apa yang dikatakan Jeff. Dia benar-benar tersiksa. Apalagi kondisi alergi yang dialaminya ini juga membuatnya mengalami infeksi jamur.

Dr. Jonathan Bernstein, profesor di Universitas Cincinnati, yang mendalami alergi dan imunologi, memaparkan ada 40 ribu wanita di AS yang mengalami kondisi seperti Clara. Kondisi tersebut sebenarnya tidak mempengaruhi kesuburan seseorang, tapi memang membuat wanita menderita.

"Wanita bisa merasa seperti ada jarum di vaginanya," jelar Dr Bernstein seperti dikutip Daily Mail.

Pakar kesehatan lainnya, Dr. Andrew Goldstein yang merupakan direktur di Centers for Vulvovaginal Disorders di Washington, D.C. dan New York City menambahkan kondisi alergi sperma memang cukup langka. Sejauh ini dia baru mengobati sekitar selusin kasus serupa dalam 10 tahun terakhir.

Seringkali wanita yang mengalami alergi sperma ini tidak mendapatkan diagnosa tepat. Beberapa dokter hanya akan mengatakan penderita mengalami infeksi jamur atau vagina. Namun ketika sudah berhasil didiagnosa, pengobatan akan tidak terlalu menyakitkan.

Dokter akan memisahkan protein yang terkandung di dalam sperma pria dan melakukan tes pada kulit wanita untuk mengetahui protein mana yang menyebabkan alergi. Kemudian wanita tersebut akan diimunisasi pada apa yang menyebabkan dia alergi.

Baru dua minggu lalu Clara menjalani pengobatan tersebut. Dia bisa bercinta dengan Jeff, 12 jam setelah proses imunisasi. Dan hasilnya alergi yang dialami tidak separah sebelumnya.

"Ada sedikit pembengkakan, namun dibandingkan sebelumnya, ini jauh berkurang," jelasnya. Clara pun diminta untuk bercinta selang beberapa hari untuk mengetahui apa yang terjadi pada tubuhnya. Ternyata setiap bercinta, kondisinya makin membaik.

Sumber : http://wolipop.detik.com/read/2013/04/11/113512/2217419/227/cerita-wanita-yang-tersiksa-saat-bercinta-karena-alergi-sperma-suami

Artikel Terkait

1. Silahkan masukkan komentar
2. Berkomentar dengan kata-kata yang santun
3. Jangan menggunakan kata-kata kotor
4. Jika anda tidak suka dengan yang kami sajikan, lebih baik jangan di baca
5. Tinggalkan link web/blog anda agar admin bisa visit back
6. Jadilah pengunjung yang baik
7. Kami hanya memberikan informasi dari sumber-sumber yang bisa admin percaya.
8. Maaf jika ada salah satu artikel tidak ada sumbernya.
EmoticonEmoticon