Sejumlah hewan sungguh berjasa dalam penelitian luar
angkasa. Para ilmuwan Rusia, milsanya, mengirimkan tikus ke sana. Dalam misi
yang menghabiskan waktu satu bulan, para ilmuwan itu akan mempelajari apakah
perjalanan ke luar angkasa akan mempengaruhi kesehatan hewan.
Misi peluncuran hewan ke luar angkasa dilakukan pada
19 April 2013, dengan menggunakan roket Rusia Soyuz 2 yang diluncurkan dari Baikonur
Cosmodrome, Kazakhstan.
Sebagaimana ditulis Space, 22 April 2013,
roket ruang angkasa itu membawa kapsul Bion-M1 yang ditumpangi oleh 45 tikus,
delapan tikus Gerbil -tikus padang pasir-, 15 tokek, dan beberapa spesies
lainnya.
Hewan-hewan itu nantinya akan menghabiskan waktu
satu bulan di luar angkasa, tepatnya pada ketinggian 357 mil, atau 575
kilometer di atas Bumi.
Menurut Nicole Rayl, manajer proyek NASA, pengiriman
hewan ke luar angkasa ini merupakan kerja sama penelitian biologi antara NASA
dan Rusia selama 30 tahun terakhir. "Misi ini dijalankan oleh Badan
Antariksa Rusia dan diberi nama Roscosmos," kata Rayl.
"Dalam misi ini, kami menjamin hewan-hewan itu
akan kembali ke Bumi dengan selamat. Tim ilmuwan internasional akan terus
memantau kesehatan hewan-hewan ini," katanya.
Berkembang
Biak?
Misi Roscosmos ini tidak hanya meneliti apakah
hewan-hewan akan bertahan hidup di luar angkasa, tetapi juga mencari tahu apakah
hewan-hewan bisa berkembang biak di luar angkasa.
"Salah satu eksperimen yang kami lakukan adalah
memahami apakah gravitasi nol dan radiasi Matahari akan mempengaruhi
perkembangan sperma pada tikus," ujar Rayl.
Hasil dari misi ini akan digunakan untuk memahami
apakah manusia juga bisa melakukan hubungan seks di luar angkasa, dan bagaimana
suhu di luar angkasa mempengaruhi fungsi sistem kardiovaskular atau sistem
peredaran darah.
Setelah satu bulan mengorbit di luar angkasa, kapsul
Bion-M1 akan jatuh ke Bumi. Para ilmuwan akan langsung mengumpulkan hewan-hewan
itu untuk mengambil data-data.
"Agar hewan-hewan itu bisa bertahan hidup saat
kapsul melewati atmosfer. Para ilmuwan akan menidurkan atau membius
hewan-hewan, karena penting mendapati data dari hewan-hewan yang masih
hidup," ucap Rayl.
Sumber :
http://teknologi.news.viva.co.id/news/read/407206-ilmuwan-teliti-apakah-manusia-bisa-berhubungan-seks-di-luar-angkasa
1. Silahkan masukkan komentar
2. Berkomentar dengan kata-kata yang santun
3. Jangan menggunakan kata-kata kotor
4. Jika anda tidak suka dengan yang kami sajikan, lebih baik jangan di baca
5. Tinggalkan link web/blog anda agar admin bisa visit back
6. Jadilah pengunjung yang baik
7. Kami hanya memberikan informasi dari sumber-sumber yang bisa admin percaya.
8. Maaf jika ada salah satu artikel tidak ada sumbernya.
EmoticonEmoticon