Kata orang rangkap jabatan sudah
lama dipandang sebagai sebuah realitas buruk dalam tata kelola pemerintahan.
Pasalnya, rangkap jabatan cenderung mengaburkan batas, bahkan mencampuradukkan
pelaksanaan jabatan-jabatan yang dirangkap. Hal ini dirasakan mengganggu ketika
jabatan yang dirangkap itu adalah sebuah jabatan yang sangat penting di
pemerintahan. Pandangan diatas bagaimanapun merupakan asumsi dari sebagian
pihak yang mungkin belum memahami kinerja seorang menteri yang merangkap
jabatan di dua kementerian sekaligus.
Seperti diketahui, Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono (SBY) resmi menunjuk Menteri Koordinator (Menko) bidang
Perekonomian RI, Hatta Hatta Rajasa sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Menteri
Keuangan. Ini diatur dalam Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 45/M Tahun 2013
Saya menilai menilai, penununjukkan
SBY kepada Hatta Rajasa untuk mengemban tugas sebagai Plt Menteri Keuangan
tidak menjadi masalah. Apalagi posisi Plt ini hanya sementara saja. Plt Menteri
Keuangan yang dijabat oleh Hatta berlaku hingga Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono mengangkat Menteri Keuangan yang baru.
Penunjukkan Hatta Rajasa sebagai
pelaksana tugas (plt) Menteri Keuangan tidak menjadi masalah, baik ditinjau
secara politik maupun hukum ketatanegaraan. Karena penunjukkan itu sudah
menjadi hak dan kewenangan presiden. Bab V Pasal 17 ayat (2) UUD 1945
disebutkan, presiden memiliki kewenangan untuk mengangkat dan memberhentikan
menteri-menteri. Kemudian pada ayat (3) di pasal yang sama juga dinyatakan,
menteri-menteri yang diangkat membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan.
Sebenarnya seorang Menko
menjalankan tugas sebagai Plt bukan kali ini saja terjadi. Kita harus jujur
juga melihat bahwa penunjukkan Hatta pun tidak sembarangan. Hatta juga kapabel
dan memahami apa yang menjadi tugas Menteri Keuangan. Rasanya tidak akan
mungkin terjadi seorang Menko Perekonomian tidak memahami urusan keuangan
(baca: ekonomi).
Pertimbangan Hatta dipilih menjadi
Plt Menteri Keuangan karena Hatta juga sebagai Menteri Koordinator Perekonomian
sehingga dapat mempermudah urusan di Kementerian Keuangan. Karena sifatnya
sementara maka menurut hemat saya Hatta adalah pilihan tepat untuk menjalankan
tugas sebagai Menteri Keuangan. Artinya, penetapan Hatta sebagai Plt
semata-mata karena dirinya memiliki kemampuan lebih di bidang ekonomi dibanding
yang lain. Sebagai Menko Perekonomian, Hatta juga memiliki relevansi tugas
dengan beberapa instansi. Kementerian Keuangan adalah salah satunya. Karena
itu, “urusan baru” yang kini diemban Hatta masih berada dalam satu ranah.
Sekedar mengingatkan, pada tahun
2011 Hatta bahkan pernah menjabat tiga kementerian sekaligus. Ketika itu
Presiden mengamanatkan kepadanya menjabat menjadi menteri ad interim, (untuk
sementara waktu) untuk Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Darwin Zahedy
Saleh dan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Mustafa Abubakar. Cakupan
kerja kementerian ESDM bagi Hatta tidaklah asing.
Hatta mumpuni dalam memahami seluk
beluk bidang energi, pertambangan, dan sumber daya mineral. Lulusan teknik dari
kampus ITB ini sudah tidak lagi kaku menjabarkan tentang kementerian yang
diembannya sementara waktu ini. Itu terlihat saat rapat kerja di DPR pekan
lalu. Saat itu HR untuk sementara waktu menggantikan posisi Menteri ESDM,
Darwin Zahedy Saleh pada rapat kerja dengan Komisi VII DPR, terkait pembahasan
dan penetapan asumsi dasar RUU APBN 2012.
Saya sudah membayangkan begitu amat
sibuknya Hatta menjalankan tugas-tugas di tiga kementerian itu. Saat itu Kepala
Negara memiliki pertimbangan tertentu mengapa Hatta dipilih. Selain kemampuan
di bidang ekonomi, Hatta juga tercatat sebagai menteri senior di kabinet saat
ini.
Bila kita lihat rekam jejak Hatta
sebagai menteri, maka pantas dia disebut sebagai senior. Pertama, dia adalah
menteri bidang ekonomi yang telah menjabat sejak kabinet periode pertama SBY.
Kedua, kemampuan menguasai bidang di kementerian yang didudukinya menjadi
pertimbangan utama. Hatta dikenal sebagai salah satu lulusan sebuah perguruan
tinggi teknologi di Bandung. Almamaternya sudah tidak diragukan lagi oleh
publik karena menghasilkan putra-putri terbaik bangsa. Bahkan tidak sedikit
yang menduduki jabatan menteri di era presiden sebelum SBY.
Sangat jarang ada anak bangsa yang
menduduki jabatan empat menteri di empat kementerian berbeda pada masa
kepemimpinan dua presiden berbeda. Di masa pemerintahan Presiden Megawati
Soekarnoputri, Hatta Rajasa dipercaya menduduki jabatan Menteri Negara Riset
dan Teknologi. Kemudian, pada masa pemerintahan Presiden SBY, Hatta Rajasa
dipercaya sebagai Menteri Perhubungan (2004-2007), Menteri Sekretaris Negara
(2007-2009), dan Menteri Koordinator Perekonomian (2009-sekarang).
Tidak banyak orang yang bisa serupa
Hatta menjalankan pekerjaan dua bidang sekaligus. Di tengah makin meningkatnya
kinerja menteri di bawah presiden SBY, memang dibutuhkan stamina yang tinggi.
Hatta mengaku tidak terbebani sama sekali dengan tugas-tugas kenegaraan
walaupun tiga bidang ditanganinya. Ia santai saja menjalani walaupun waktu
istirahatnya menjadi sangat berkurang.
Dibutuhkan pengorbanan untuk mengabdi
kepada negara. Waktu berkumpul yang kurang dengan keluarga, larut malam kembali
ke rumah, dan berpindah-pindahnya kantor ataupun tempat rapat kerap
dilakoninya. Saya sempat berpikir apa resepnya sampai seorang HR begitu kuat
stamina dan tenaganya menjalani tugas tiga kementerian. Mungkin dia berpikir
kalau salah satu saja hasil kerjanya tidak memuaskan, maka akan berimbas pada
kinerja dirinya secara keseluruhan sebagai Menko.
Di tengah merosotnya kinerja para
pembantu presiden, Hatta secara tidak langsung mencontohkan cara bekerja dengan
‘menambah jam kerjanya’. Seharusnya ini menjadi pelecut semangat bagi seluruh
perangkat pembantu presiden untuk lebih giat mengemban amanah. Bagaimana pun,
etos kerja mutlak dibutuhkan untuk memenuhi amanat rakyat. Bagaimana rakyat mau
dibuat sejahtera kalau kinerja pejabatnya malas bekerja?
Sumber :
http://ekonomi.kompasiana.com/wirausaha/2013/04/22/tidak-mungkin-kalau-tidak-mumpuni-553558.html
1. Silahkan masukkan komentar
2. Berkomentar dengan kata-kata yang santun
3. Jangan menggunakan kata-kata kotor
4. Jika anda tidak suka dengan yang kami sajikan, lebih baik jangan di baca
5. Tinggalkan link web/blog anda agar admin bisa visit back
6. Jadilah pengunjung yang baik
7. Kami hanya memberikan informasi dari sumber-sumber yang bisa admin percaya.
8. Maaf jika ada salah satu artikel tidak ada sumbernya.
EmoticonEmoticon