Abu Lubabah termasuk salah seorang Muslim pilihan
yang telah membela dan menegakkan agama Islam. Dia adalah salah seorang
pahlawan Muslimin dalam peperangan, yang telah mempersembahkan diri dan
nyawanya di jalan Allah untuk menegakkan kebenaran dan meninggikan agama-Nya.
Dia dilahirkan di Yatsrib (Madinah) yang subur dan
banyak terdapat mata air, yang ditumbuhi pepohonan dan tumbuh-tumbuhan yang
dapat dinikmati hewan dan manusia. Memang tiap daerah memiliki pengaruh kuat
terhadap sepak terjang seseorang dan arah pemikirannya. Begitu juga dengan
penduduk kota Madinah. Mereka pada umumnya dikenal memiliki akhlak yang luhur,
pemaaf, berperasaan halus, dan suka berbuat baik pada sesamanya.
Abu Lubabah termasuk laki-laki seperti itu yang
diisyaratkan oleh Allah SWT dalam Al-Qur'an, "Dan orang-orang yang
telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshar) sebelum (kedatangan)
mereka (Muhajirin), mereka (Anshar) mencintai orang yang berhijrah kepada
mereka (Muhajirin). Dan mereka (Anshar) tiada menaruh keinginan dalam hati
mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka
mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun
mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya,
mereka itulah orang orang yang beruntung." (QS Al-Hasyr: 9)
Istrinya adalah Khansa binti Khandam Al-Anshariyah
dari golongan Aus. Pernikahan keduanya mendapat karunia seorang anak perempuan
bernama Lubabah. Demikianlah, Abu Lubabah mendapatkan panggilannya. Abu Lubabah
termasuk orang pertama yang masuk Islam, ketika beberapa orang Anshar berjumpa
dengan Mush'ab bin Umair di Madinah. Ia juga salah seorang Anshar yang menghadiri
Baiat Aqabah Kedua.
Abu Lubabah kemudian kembali ke Madinah setelah
pertemuannya dengan Rasulullah SAW. Ia merasa kagum sekali atas kepribadian dan
keluhuran budi pekerti beliau. Tak lama setelah itu Rasulullah SAW telah berada
di tengah-tengah kaum Muslimin di Madinah, menyusun syariat dan menetapkan
undang-undang yang dibawa oleh Jibril dari Tuhannya.
Tak lama setelah itu, pecahlah Perang Badar antara
kaum musyrikin dan kaum Muslimin. Begitu Abu Lubabah mengetahui Rasulullah
tengah mempersiapkan diri menyambut peperangan, ia pun bersiap-siap dan menemui
Rasulullah dengan senjata di tangannya.
Akan tetap Rasulullah tidak mengizinkan Abu Lubabah
ikut dalam perang. Ia diamanahkan mewakili beliau menjaga kota Madinah.
Penjagaan keamanan dan ketertiban kota itu tidak kurang pentingnya dengan
perang di medan laga. Abu Lubabah diberi tanggungjawab memelihara keamanan dan
keselamatan penduduk kota Madinah. Ia juga diberi amanah menjaga keamanan dan
keselamatan pepohanan dan buah-buahan, memenuhi kebutuhan warga yang kelaparan
dan semua kebutuhan lain, sampai pasukan Islam kembali dari medan laga.
Abu Lubabah mematuhi perintah dan tugas dari
Rasulullah dengan baik. Ia memimpin kota Madinah dan mempersiapkan bekal yang
mungkin dibutuhkan oleh pasukan yang sedang berperang, dan menggalakkan
pembuatan senjata perang siang dan malam, sehingga pasukan Muslimin memiliki
persenjataan dan perbekalan yang lengkap.
Dalam penyerbuan Rasulullah SAW ke perbentengan
Yahudi Bani Quraizhah, Abu Lubabah ikut bersama beliau, dan pemimpin
pemerintahan di Madinah diserahkan kepada Abdullah ibnu Ummi Maktum. Rasulullah
bersama para sahabatnya mengepung benteng Bani Quraizhah selama 25 malam,
sehingga mereka hidup dalam kekurangan dan ketakutan.
Mereka kemudian mengirim seorang utusan kepada
Rasulullah, meminta Abu Lubabah bin Mundzir dikirimkan kepada mereka untuk
dimintakan pendapatnya. Rasulullah memerintahkan Abu Lubabah pergi menemui
mereka.
Sebelumnya, Rasulullah meminta pendapat mereka agar
yang akan memberikan keputusan adalah Sa'ad bin Mu'adz. Begitu anak-anak dan
istri-istri mereka melihat Abu Lubabah datang, mereka menangis meraung-raung,
memohon belas kasihannya. Sudah tentu, Abu Lubabah sebagai manusia tidak bisa
menyembunyikan rasa iba dan harunya kepada mereka.
"Kami sudah mengatakan bahwa penduduk Madinah
pada umumnya berhati lembut dan berjiwa pemaaf. Kasih sayangnya kepada sesamanya
sangat besar," kata mereka.
Tentu saja Abu Lubabah, sebagai manusia, terpengaruh
dengan ucapan ini. Mereka bertanya, "Wahai Abu Lubabah, bagaimana
pendapatmu, apakah kami akan tunduk kepada putusan Sa'ad bin Mu'adz?"
Abu Lubabah lalu mengisyaratkan kepada mereka dengan
tangannya yang diletakkan ke lehernya, bahwa mereka akan disembelih. Maka ia
menyuruh mereka agar tidak mau menerima.
Abu Lubabah menyadari kesalahannya. "Demi
Allah, kedua kakiku belum beranjak dari tempatku melainkan telah mengetahui
bahwa aku telah mengkhianati Allah dan Rasul-Nya."
Ia kemudian pergi ke masjid dan mengikatkan tubuhnya
pada salah satu tiang. "Demi Allah, aku tidak akan makan dan minum hingga
mati atau Allah mengampuni dosaku itu," ujarnya lirih.
Tujuh hari lamanya ia tidak makan dan minum sehingga tak sadarkan diri, kemudian Allah mengampuninya. Lalu ada yang menyampaikan berita itu kepadanya, "Wahai Abu Lubabah, Allah telah mengampuni dosamu."
Tujuh hari lamanya ia tidak makan dan minum sehingga tak sadarkan diri, kemudian Allah mengampuninya. Lalu ada yang menyampaikan berita itu kepadanya, "Wahai Abu Lubabah, Allah telah mengampuni dosamu."
Ia berkata, "Tidak. Aku tidak akan membuka
ikatanku sebelum Rasulullah datang membukanya."
Tak lama setelah itu, Rasulullah pun datang membukanya.
Abu Lubabah berkata kepada beliau, "Kiranya akan sempurna taubatku, kalau
aku meninggalkan kampung halaman kaumku, tempatku melakukan dosa. Dan aku akan
menyumbangkan seluruh hartaku."
Rasulullah SAW menjawab, "Kau hanya dibenarkan
menyumbang sepertiganya saja."
Begitulah. Abu Lubabah mendapat ampunan, baik dari
Rasulullah SAW maupun dari Allah SWT. Dia pun aktif bersama kaum Muslimin lainnya
dalam berbagai peperangan.
Dalam penaklukan kota Makkah, ia memegang panji Bani
Amru bin Auf, dan ia menyaksikan masuknya orang-orang secara berbondong-bondong
ke dalam agama Islam. Abu Lubabah wafat pada masa pemerintahan Khalifah Ali bin
Abi Thalib.
1. Silahkan masukkan komentar
2. Berkomentar dengan kata-kata yang santun
3. Jangan menggunakan kata-kata kotor
4. Jika anda tidak suka dengan yang kami sajikan, lebih baik jangan di baca
5. Tinggalkan link web/blog anda agar admin bisa visit back
6. Jadilah pengunjung yang baik
7. Kami hanya memberikan informasi dari sumber-sumber yang bisa admin percaya.
8. Maaf jika ada salah satu artikel tidak ada sumbernya.
EmoticonEmoticon