Sekretaris
Jenderal PBB Ban Ki-moon menyebut Korea Utara ''bertindak terlalu jauh.''
Dia mengkhawatirkan adanya
''krisis yang tidak diinginkan'' di semenanjung Korea akan membuat ''implikasi
yang sangat serius''.
Peringatan Sekjen PBB ini keluar beberapa jam setelah
menteri luar negeri Korea Selatan mengatakan Utara telah mengubah sebuah misil
dengan ''jarak yang cukup'' untuk mencapai pantai timur.
Pyongyang sebelumnya juga kembali mengeluarkan ancaman
serangan nuklir ke AS.
Tetapi, misil yang mereka miliki diyakini tidak
memiliki kemampuan untuk membawa hulu ledak nuklir.
Juru bicara Gedung Putih Jay Carney menggambarkan
ancaman tersebut sebagai ''disayangkan tetapi biasa didengar,'' seraya
menambahkan bahwa AS akan mengambil ''semua langkah pencegahan yang
dibutuhkan''.
Ban dalam sebuah keterangan pers di Madrid mengatakan
''ancaman nuklir bukan sebuah permainan, itu sangat serius... Saya rasa mereka
(Korea Utara) terlalu jauh beretorika''.
Dia meminta semua pihak dalam krisis untuk
''menenangkan situasi dan mengedepankan dialog.''
Sementara, Rusia mengatakan upaya Pyongyang untuk
''melanggar keputusan Dewan Keamanan PBB masuk dalam kategori tidak bisa
diterima''.
"Ini mempersulit prospek untuk mengembalikan
pembicaraan enam pihak,'' kata juru bicara kementerian luar negeri Alexander
Lukashevich dalam sebuah pernyataan, Kamis.
Pembicaraan enam pihak yang melibatkan dua Korea, AS,
Rusia, Cina dan Jepang terakhir kali digelar akhir tahun 2008.
Deklarasi
perang
Korea Utara diyakini memiliki
pusat riset militer di bagian timur negara tersebut.
Mereka beberapa kali menggelar
uji misil dari kawasan tersebut.
Meski mengeluarkan retorika
berperang, tetapi Korea Utara tidak pernah melakukan aksi militer langsung
sejak 2010, saat mereka menembaki sebuah pulau Korea Selatan dan menewaskan
empat orang.
Tetapi dalam beberapa pekan ini
mereka mengancam melakukan serangan nuklir ke target spesifik di AS dan Korea
Selatan.
Mereka secara resmi mengumumkan
deklrasi perang dengan Selatan, dan beranji untuk membuka kembali reaktor
nuklir menentang resolusi Dewan Keamanan PBB.
Dalam pernyataan terbaru yang
disampaikan juru bicra militer, Utara merujuk pada pelatihan militer yang terus
berlanjut antara AS dan Korea Selatan dimana AS menerbangkan pesawat pembom
nuklir ke Selatan.
Pernyataan itu mengatakan
''peningkatan kebijakan bermusuhan AS yang meningkat terhadap DPRK (Korea
Utara) dan ancaman nuklir yang diberikan akan dihancurkan.''
''Operasi tanpa ampun dari
pasukan militer revolusi telah disiapkan,'' demikian isi pernyataan tersebut.
Departemen Pertahanan AS pekan
ini mengatakan akan mengerahkan sistem pertahanan balistik ke Guam dalam
beberapa pekan mendatang.
Sistem pertahanan ini termasuk
sebuah truk peluncur misil pencegat.
AS juga baru-baru ini
mengumumkan bahwa kapal induk USS USS John McCain, telah menempatkan misil
penghancur dan pencegat yang telah ditempatkan di semenanjung Korea.
Sejumlah pengamat mengatakan
pernyataan kemarahan yang diungkapkan Pyongyang ini lebih dari biasanya karena
tidak jelas tujuan dari Utara.
Utara sebelumnya telah memutus
sambungan telepon antara Seoul dan Pyongyang dan menghentikan alur pekerja asal
Korea Selatan di komplek industrial bersama di Utara.
Komplek Kaesong adalah salah
satu dari sedikit simbol kerjasama dua negara ini, yang kebanyakan diisi oleh
warga Korea Utara tetapi didanai dan diatur oleh perusahaan Korea Selatan.
Sumber
: http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2013/04/130405_pbb_korea_utara.shtml
1. Silahkan masukkan komentar
2. Berkomentar dengan kata-kata yang santun
3. Jangan menggunakan kata-kata kotor
4. Jika anda tidak suka dengan yang kami sajikan, lebih baik jangan di baca
5. Tinggalkan link web/blog anda agar admin bisa visit back
6. Jadilah pengunjung yang baik
7. Kami hanya memberikan informasi dari sumber-sumber yang bisa admin percaya.
8. Maaf jika ada salah satu artikel tidak ada sumbernya.
EmoticonEmoticon