Mengapa kita sebagai Ahlus Sunnah
Wal Jamaah menerima sahabat? Karena generasi awal Islam bermula dari mereka.
Merekalah yang memperjuangkan dakwah Islam dan berkorban untuknya. Merekalah
pembantu-pembantu Nabi s.a.w. Malah mereka telah ditarbiah secara langsung dari
Baginda s.a.w. Tanpa mereka Islam tidak akan tersebar ke seluruh penjuru dunia.
Islam yang kita anuti sekarang ini diterima dari mereka. Al’Quran dan al-Sunnah
yang menjadi sumber rujukan tertinggi Islam juga diterima melalui jalur mereka.
Ada di antara mereka penghapal Al’Quran, ahli tafsir, dan penulis wahyu. Mereka
mengutip setiap sabda Rasulullah s.a.w. apakah itu melalui tulisan atau
hafalan. Oleh karena itu, menolak para sahabat berarti menolak al-Quran dan
al-Sunnah, bahkan sebenarnya menolak Islam itu sendiri.
Secara
tersirat, menuduh semua para sahabat kafir, sama seperti menuduh Nabi Muhammad
s.a.w gagal dalam mendidik sahabatnya. Dan lebih parah lagi, secara tidak
langsung ini menuduh Allah sendiri telah gagal karena telah melantik Nabi yang
lemah dalam menjalankan tangung jawabnya membina generasi al-Quran.
Sebab
itulah ada terselip di dalam sebagian kitab-kitab Syiah yang mengatakan bahwa
al-Quran yang beredar di tangan kaum Muslimin sekarang ini telang diselewengkan
oleh para sahabat Rasulullah s.a.w. Mereka menganggap bahwa al-Quran yang
sebenarnya berada di tangan imam Mahdi mereka yang akan bangkit di kemudian
hari. Malah mereka mengatakan al-Quran versi mereka tiga kali leih besar dari
al-Quran yang sekarang.
Semua Sahabat Kafir Kecuali Segelintir Saja
Mungkin
anda pernah bertanya sendiri kepada penganut Syiah Imamiah mengenai hal
tersebut. Tapi biasanya mereka mengatakan mereka tidak mengkafirkan sahabat.
Nah! Di sinilah senjata taqiah mereka gunakan dalam upaya memikat hati kaum
Muslimin. Bagi mereka taqiyah mempunyai fadhilat yang besar, bahwa merupakan
asaz dalam agama mereka. Mengapa mereka bertaqiyah dalam hal ini? Karena mereka
tahu umat Islam mana yang tidak marah jika para sahabat Nabi dikafirkan.
Mengapa para sahabat dikafirkan? Mereka menganggap Abu Bakar r.a., Umar r.a.,
dan Usman r.a. dianggap telah merampas hak Ali r.a.
Siapa yang menaklukkan Parsi jika
bukan Umar r.a.Disinilah bermulanya titak kebencian yang tiada bandingannya
terhadap Umar r.a. Pada waktu tentara Islam menaklukkan Parsi, rakyat kecil
Parsi riang gembira. Bagi mereka Islam yang dibawa oleh tentara Islam mampu
membebaskan mereka dari kezaliman golongan elit Parsi seperti raja, pembesar
dan orang kaya-raya. Sebaliknya golongan elit Parsi memandang sebaliknya.
Mereka menganggap Islam telah merampas segala-galanya dari mereka.
Tidak
seperti rakyat awam Parsi, golongan elit menaruh dendam kepada Islam yang di
bawa oleh orang Arab. Karena dendam inilah ada di antara mereka yang
berpura-pura masuk Islam. Dendam mereka mulai dilampiaskan dengan melancarkan
penyebaran fitnah dan konspirasi yang bertopengkan Islam.
Konspirasi
pertama yang dilancarkan adalah dengan membunuh Umar r.a. yang dianggap sebagai
orang yang mula-mula menghancurkan empayar mereka. Pembunuh Umar r.a. adalah
Fairuz Abu Lu’lu’ah, seorang majusi yang tinggal di Madinah al-Munawwarah.
Apabila berita terbunuhnya Uma r.a. sampai ke telinga mereka, mereka merasa
amat gembira karena mengira kerajaan Islam akan segera runtuh dan seterusnya
digantikan oleh kerajaan Parsi kembali. Namun sayang sekali hasrat mereka tidak
tercapai karena Islam masih terus unggul walaupun Umar r.a. terbunuh. Namun
bangsa Parsi tidak putus asa dengan kegagalan konspirasi pertama. Mereka
meneruskan dengan konspirasi lainnya.
Pembunuh Umar r.a. Disanjung dan Dirayakan
Bila
hari ulang tahun Umar r.a. tiba, kaum syiah memperingatinya dengan penuh
kegembiraan. Malah mereka mengangkat pembunuh Umar r.a. sebagai pahlawan
pembela Islam. Mereka menggelarnya dengan Bab Syuja’uddin yang berarti pintu
keberaniaan bagi agama.
Berdasarkan dendam yang dahsyat
inilah mereka menciptakan sebuah aqidah yang dahsyat, yaitu mempercayai bahwa
sewaktu al-Mahdi mereka muncul nanti, musuh-musuh Syiah Imamiah akan
dibangkitkan semula (raj’ah). Tujuannya adalah untuk diberi pembalasan.
Sukarnya Melakukan Taqrib
Taqrib
di sini maksudnya melakukan pendekatan antara Ahlus Sunnah dan Syiah. Taqrib
sudah berjalan sekian lama. Namun bukan semakin mendekat, malah semakin
menjauh. Bagaimana mungkin taqrib ini dilakukan jika suatu kelompok menganggap
agama yang diperoleh dari Nabi s.a.w dibawa melalui jalur sahabat. Sedangkan
kelompok yang satu lagi menganggap para sahabat ini adalah kafir.
Syeikh
Yusof al-Qaradhawi yang sering mengumandangkan seruan taqrib, bagai sudah
kehilangan kesabaran. Di Iraq, golongan Sunni bagai mau dihapuskan dari dunia
ini. Mesjid-mesjid mereka dibakar. Umatnya juga dibunuh.
Dalam
satu pernyataannya ketika menutup Seminar Internasional Pendekatan Antar
Mazhab, Syeikh Qaradhawi mengatakan: “Tidak mungkin berlaku pendekatan jika
Syiah masih terus bepegang dengan aqidah mencela sahabat r.a”
Jika
anda masih mendukung dan menyanjung tokoh-tokoh Syiah Imamiyah, anda perlu
memikirkannya semula, melainkan anda menganggap Nabi s.a.w tidak pandai
mendidik sahabat sehingga menjadi murtad setelah kewafatannya.
Diringkas
dari Majalah I, No. 53, Maret 2007
Syiah dan Sahabat Rasulullah s.a.w. Oleh: Zain Y.S
1. Silahkan masukkan komentar
2. Berkomentar dengan kata-kata yang santun
3. Jangan menggunakan kata-kata kotor
4. Jika anda tidak suka dengan yang kami sajikan, lebih baik jangan di baca
5. Tinggalkan link web/blog anda agar admin bisa visit back
6. Jadilah pengunjung yang baik
7. Kami hanya memberikan informasi dari sumber-sumber yang bisa admin percaya.
8. Maaf jika ada salah satu artikel tidak ada sumbernya.
EmoticonEmoticon