Sabtu, 12 Januari 2013

SYI'AH DAN SAHABAT NABI




Mengapa kita sebagai Ahlus Sunnah Wal Jamaah menerima sahabat? Karena generasi awal Islam bermula dari mereka. Merekalah yang memperjuangkan dakwah Islam dan berkorban untuknya. Merekalah pembantu-pembantu Nabi s.a.w. Malah mereka telah ditarbiah secara langsung dari Baginda s.a.w. Tanpa mereka Islam tidak akan tersebar ke seluruh penjuru dunia. Islam yang kita anuti sekarang ini diterima dari mereka. Al’Quran dan al-Sunnah yang menjadi sumber rujukan tertinggi Islam juga diterima melalui jalur mereka. Ada di antara mereka penghapal Al’Quran, ahli tafsir, dan penulis wahyu. Mereka mengutip setiap sabda Rasulullah s.a.w. apakah itu melalui tulisan atau hafalan. Oleh karena itu, menolak para sahabat berarti menolak al-Quran dan al-Sunnah, bahkan sebenarnya menolak Islam itu sendiri.

Secara tersirat, menuduh semua para sahabat kafir, sama seperti menuduh Nabi Muhammad s.a.w gagal dalam mendidik sahabatnya. Dan lebih parah lagi, secara tidak langsung ini menuduh Allah sendiri telah gagal karena telah melantik Nabi yang lemah dalam menjalankan tangung jawabnya membina generasi al-Quran.

Sebab itulah ada terselip di dalam sebagian kitab-kitab Syiah yang mengatakan bahwa al-Quran yang beredar di tangan kaum Muslimin sekarang ini telang diselewengkan oleh para sahabat Rasulullah s.a.w. Mereka menganggap bahwa al-Quran yang sebenarnya berada di tangan imam Mahdi mereka yang akan bangkit di kemudian hari. Malah mereka mengatakan al-Quran versi mereka tiga kali leih besar dari al-Quran yang sekarang.

Semua Sahabat Kafir Kecuali Segelintir Saja
Mungkin anda pernah bertanya sendiri kepada penganut Syiah Imamiah mengenai hal tersebut. Tapi biasanya mereka mengatakan mereka tidak mengkafirkan sahabat. Nah! Di sinilah senjata taqiah mereka gunakan dalam upaya memikat hati kaum Muslimin. Bagi mereka taqiyah mempunyai fadhilat yang besar, bahwa merupakan asaz dalam agama mereka. Mengapa mereka bertaqiyah dalam hal ini? Karena mereka tahu umat Islam mana yang tidak marah jika para sahabat Nabi dikafirkan. Mengapa para sahabat dikafirkan? Mereka menganggap Abu Bakar r.a., Umar r.a., dan Usman r.a. dianggap telah merampas hak Ali r.a.

Siapa yang menaklukkan Parsi jika bukan Umar r.a.Disinilah bermulanya titak kebencian yang tiada bandingannya terhadap Umar r.a. Pada waktu tentara Islam menaklukkan Parsi, rakyat kecil Parsi riang gembira. Bagi mereka Islam yang dibawa oleh tentara Islam mampu membebaskan mereka dari kezaliman golongan elit Parsi seperti raja, pembesar dan orang kaya-raya. Sebaliknya golongan elit Parsi memandang sebaliknya. Mereka menganggap Islam telah merampas segala-galanya dari mereka.

Tidak seperti rakyat awam Parsi, golongan elit menaruh dendam kepada Islam yang di bawa oleh orang Arab. Karena dendam inilah ada di antara mereka yang berpura-pura masuk Islam. Dendam mereka mulai dilampiaskan dengan melancarkan penyebaran fitnah dan konspirasi yang bertopengkan Islam.

Konspirasi pertama yang dilancarkan adalah dengan membunuh Umar r.a. yang dianggap sebagai orang yang mula-mula menghancurkan empayar mereka. Pembunuh Umar r.a. adalah Fairuz Abu Lu’lu’ah, seorang majusi yang tinggal di Madinah al-Munawwarah. Apabila berita terbunuhnya Uma r.a. sampai ke telinga mereka, mereka merasa amat gembira karena mengira kerajaan Islam akan segera runtuh dan seterusnya digantikan oleh kerajaan Parsi kembali. Namun sayang sekali hasrat mereka tidak tercapai karena Islam masih terus unggul walaupun Umar r.a. terbunuh. Namun bangsa Parsi tidak putus asa dengan kegagalan konspirasi pertama. Mereka meneruskan dengan konspirasi lainnya.

Pembunuh Umar r.a. Disanjung dan Dirayakan
Bila hari ulang tahun Umar r.a. tiba, kaum syiah memperingatinya dengan penuh kegembiraan. Malah mereka mengangkat pembunuh Umar r.a. sebagai pahlawan pembela Islam. Mereka menggelarnya dengan Bab Syuja’uddin yang berarti pintu keberaniaan bagi agama.

Berdasarkan dendam yang dahsyat inilah mereka menciptakan sebuah aqidah yang dahsyat, yaitu mempercayai bahwa sewaktu al-Mahdi mereka muncul nanti, musuh-musuh Syiah Imamiah akan dibangkitkan semula (raj’ah). Tujuannya adalah untuk diberi pembalasan.

Sukarnya Melakukan Taqrib
Taqrib di sini maksudnya melakukan pendekatan antara Ahlus Sunnah dan Syiah. Taqrib sudah berjalan sekian lama. Namun bukan semakin mendekat, malah semakin menjauh. Bagaimana mungkin taqrib ini dilakukan jika suatu kelompok menganggap agama yang diperoleh dari Nabi s.a.w dibawa melalui jalur sahabat. Sedangkan kelompok yang satu lagi menganggap para sahabat ini adalah kafir.

Syeikh Yusof al-Qaradhawi yang sering mengumandangkan seruan taqrib, bagai sudah kehilangan kesabaran. Di Iraq, golongan Sunni bagai mau dihapuskan dari dunia ini. Mesjid-mesjid mereka dibakar. Umatnya juga dibunuh.

Dalam satu pernyataannya ketika menutup Seminar Internasional Pendekatan Antar Mazhab, Syeikh Qaradhawi mengatakan: “Tidak mungkin berlaku pendekatan jika Syiah masih terus bepegang dengan aqidah mencela sahabat r.a”

Jika anda masih mendukung dan menyanjung tokoh-tokoh Syiah Imamiyah, anda perlu memikirkannya semula, melainkan anda menganggap Nabi s.a.w tidak pandai mendidik sahabat sehingga menjadi murtad setelah kewafatannya.

Diringkas dari Majalah I, No. 53, Maret 2007
Syiah dan Sahabat Rasulullah s.a.w. Oleh: Zain Y.S

Artikel Terkait

1. Silahkan masukkan komentar
2. Berkomentar dengan kata-kata yang santun
3. Jangan menggunakan kata-kata kotor
4. Jika anda tidak suka dengan yang kami sajikan, lebih baik jangan di baca
5. Tinggalkan link web/blog anda agar admin bisa visit back
6. Jadilah pengunjung yang baik
7. Kami hanya memberikan informasi dari sumber-sumber yang bisa admin percaya.
8. Maaf jika ada salah satu artikel tidak ada sumbernya.
EmoticonEmoticon