Empat
puluh tahun sebelum terjadinya perang salib, Bangsa Saljuk Turki telah
mendominasi Baghdad diambil dari kekuasaan Bani Abbasiah.Orang-orang Saljuk
berusaha menguasai sebahagian Wilayah Parsi,wilayah Utara Iraq,Armenia dan Asia
Kecil pada tahun 1040m.Kemudian Sultan Saljuk,Toghrol Bic berjaya
menguasai wilayah Bain pada 1055m.Orang-orang Saljuk mula menyebarkan kekusaan
mereka ke atas Byzantine di Asia Minor.Pada tanggal 19 ogos 1081 M, terjadi
perang Malathkard di bawah komando Saljuk yang bernama Alb Arsalan yang
benar-benar menimbulkan malapetaka besar bagi orang-orang Byzantin hingga akhir
abad ke 11 M. Pada tahun 1071 M. bangsa Saljuk meluaskan cengkaman kekuasaan
mereka di sebagian besar wilayah Palestin kecuali Arsout. Dengan kekuasaan ini
mereka mengakhiri dominasi Fatimiyah dari tanah ini dan terus meluaskan
jajahannya atas wilayah Syiria yang dikuasai oleh Fatimiyah dan menguasai
sebahagian daerahnya.
Pada
tahun 1092 M-485 H, Sultan Saljuk Malikshah meninggal dunia. Paska kematiannya
menandakan permulaan kehancuran dominasi orang Saljuk dan meletusnya berbagai
peperangan sengit antara mereka berkecamuk untuk memperebutkan dominasi dan
kekuasaan. Pada tahun 1096 M, kerajaan mereka terbagi menjadi lima : Kesultanan
Persia (di bawah kekuasaan Birkiyarouq), Kerajaan Khurasan dan wilayah di
seberang sungai (di bawah kekuasaan Singer), Kerajaan Aleppo (di bawah penguasa
Radwan), Kerajaan Damaskus (di bawah penguasa Daqaq) dan Kesultanan Saljuk
Romawi (di bawah penguasa Qalj Arsalan). Sebagian besar wilayah Palestin
berada di bawah rejim Damaskus. Pada saat dua penguasa Syria (Radwan dan
Daqaq) melemah, banyak penguasa persendirian bermunculan namun tidak ada
satupun yang dapat mendominasi lebih dari satu kota.
Perang
Salib I ( 1097 - 1099M )
Pasukan
Salib memulai serangan militan mereka pada tahun 1098 M (491 H) sementara
daerah-daerah muslim di Syria, Iraq dan lainnya tercabik-cabik karena berbagai
perbezaan dan konflik berdarah yang terjadi. Dua saudara dari keturunan Titish,
Radwan dan Daqaq, saling melancarkan serangan dan terlibat dalam pertempuran
pada tahun 490 H. Banyak lagi pertempuran lain yang terjadi antara Muhammad bin
Malikhshah 2, Birkiyarouq dan adiknya karena konflik perebutan kekuasaan di
mana masing-masing saling memenangkan pertempuran dan membuat pengaduan kepada
mahkamah kekhilafaan secara silih berganti sepanjang period 492-497 H.
Pada
masa itu Eropah mulai memfokuskan pandangan mereka ke arah tanah suci, setelah
Paus Urban Kedua (1088-1099 M) berseru kepada para hadirin di Dewan Claremont
pada tanggal 26 November 1095 M untuk merestui tanah suci dengan cara
merampasnya kembali dari tangan umat Islam. Berbagai dewan didirikan di berbagai
tempat yaitu di Liouz, Angariz, Man, Tours, Bouwatieeh, Bordeaux, Toulouse dan
Neim yang ia sebut sebagai konsolidasi untuk melancarkan Perang Salib pada
periode 1095-1096 M. Ia menjanjikan dan keampunan bahwa siapapun sukarelawan
yang ingin turut serta dalam peperangan yang mereka galang akan diampuni
seluruh dosa-dosanya, dan kematian mereka adalah mati suci dijanjikan syurga
bagi mereka. Sebagaimana ia juga menjanjikan bahwa setiap harta tentara Salib
akan dilindungi di bawah pengawasan gereja selama pemergian mereka itu. Dan
setiap tentera diminta untuk menjahitkan lambang salib yang terbuat dari kain
pada pakaian bahagian luar.kemudian Pdiato itu ditutupkan dengan ucapan
terkenal : "Deus Vult"; demikianlah kehendak tuhan!
'Di
dada mereka dilukiskanlah gambar salib oleh kerana itulah diberi nama
"Perang Salib".
Maka
adalah seorang pendita yang berbangsa Perancis iaitu Peter The Hermit atau
Peter Amiens di mana beliau dikatakan mengembara menyebarkan dakwah
kristiani lalu sampailah beliau ke Pelestina. Beliau yang mempunyai maksud
besar untuk memperoleh tempat suci itu yakni tempat Nabi Isa yang akan turun
kembali ke dunia menaruh harapan untuk menguasai tempat suci itu dari kekuasaan
Islam. Lalu beliau kembali ke Eropah dan bertemu dengan paus Urbanus II bagi
menyampaikan hasrat untuk memperkenankan apa yang beliau impikan.
Para
Salib telah melancarkan ekspedisi publik atau yang disebut dengan ekspedisi
para penyeru. Ini adalah ekspedisi yang sangat minus persenjataan dan
koordinasi. Salah satu dari ekspedisi ini adalah yang dilakukan oleh Peter The
Hermit ataupun Peter Amiens yang merupakan orang yang punya retorika tinggi
yang dikenal karena menunggang keledai pincang dengan kaki telanjang dan pakaian
yang compang camping. Namun ia mampu untuk menggalang dan memobilisasi lebih
kurang 15 ribu sukarelawan di Perancis. Tapi di tengah perjalanan ke tempat
yang mereka tuju, ada peristiwa pembantaian yang terjadi pada lebih kurang 400
ribu sukarelawan, ini dikarenakan perselisihan yang mencuat dan memanas dari
persoalan remeh, perebutan makanan. Pasukan yang dipimpin oleh Walter yang
pailit (the Penniless), bergabung dengan pasukan di atas ketika bertemu di
daerah Konstantinople dan memasuki wilayah pesisir Asia bersama-sama.
Di
sana, terjadi pertempuran dengan bangsa Saljuk yang dapat mengalahkan mereka
serta membantai lebih kurang dari 22 ribu tentera Salib. Dari pertempuran ini
hanya 3 ribu tentara Salib yang dapat hidup. Adapun dua ekspedisi militan Volkmar
dan Amikh, mereka mulai membantai orang-orang Yahudi di sepanjang perjalanan.
Namun akhirnya kedua ekspedisi tersebut kucar-kacir di Hungaria! Untuk pertama
kali, para penunggang kuda profesional dan pembesar Eropah mulai menyertai
dalam ekspedisi militan Salib kali ini. Serangan mereka dilancarkan pada musim
panas tahun 1097 M dengan tujuan untuk dapat menduduki wilayah-wilayah muslim.
Pada
bulan Mac 1098 M, balatentara Salib dapat membentuk sebuah Negara Al Raha di
bawah kepemimpinan Paul Baldwin. Mereka kemudian mengepung Antakiya (
Enthiochie ) selama 9 bulan. Penguasa Antakiya, Baggisia adalah seorang yang
punya ide baik dan mengambil langkah lebih berhati-hati dibanding dengan yang
lain, telah memperlihatkan keberaniannya yang membuat kebanyakan pasukan Salib
binasa dan kalau mereka tetap hidup dalam jumlah yang masih seperti awal
keberangkatan niscaya mereka akan dapat mendominasi negara-negara Islam. Namun
seorang Armenia yang bertugas 3 menjaga dinding-dinding kota dapat dihubungi
oleh pasukan Salib dengan mendapat imbalan wang dan harta. Maka ia bukakan
pintu gerbang dari menara yang ia kawal. Karena itulah pengawal ini akhirnya
pasukan Salib dapat menduduki kota dan berhasil mendirikan kota kedua pada
tanggal 3 Jun 1098 M (491 H) di bawah kepemimpinan Bohemond dari Normandy.
Pada
tahun 1097 M, di saat bangsa Saljuk harus menghadapi kelebihan pasukan Salib
pada wilayah utara Syria, orang-orang Fatimiyah memanfaatkan kesempatan ini
untuk menyerbu dan menduduki Tyre, lalu mendominasi Al Quds pada bulan Februari
1098 M di saat pasukan Salib sedang mengepung Antakiya. Di Tripoli, Ibn Ammar
yang merupakan seorang hakim dan salah satu pengikut Fatimiyah telah
mendeklarasikan kemerdekaan wilayahnya. Di saat tentara Salib masih mengepung
Antakiya, penguasa Fatimiyah mengirim delegasi kepada mereka dan mengutarakan
berkeinginan mereka untuk bersekongkol dengan mengusulkan agar mereka dapat
memerangi orang-orang Saljuk dan nantinya wilayah utara “Syria” berada di bawah
kekuasaan Salib dan Palestin di bawah dominasi Fatimiyah.
Untuk
itu, maka pasukan Salib mengirim utusan ke Mesir untuk mewujudkan “perhatian
dan kebaikan mereka”. Di saat orang Saljuk sibuk mempertahankan wilayahnya dari
ancaman Salib orang-orang Fatimiyah asyik dengan hasrat ekspansif mereka
meluaskan dominasinya di Palestin pada wilayah yang dikuasai Saljuk sehingga
perbatasan mereka mencapai sungai Al Kalb di bagian utara sungai Jordan di
bagian Timur! Muncul berbagai pengkhianatan dan apatisme dari negara-negara
kota yang punya keinginan kuat untuk dapat menarik simpati dan menjalin
persahabatan dengan orang Salib yang terus berkembang. Ini terjadi di saat
penguasa wilayah Sheezat menghubungi orang Salib dan menyepakati untuk tidak
melawan mereka serta menyediakan apa yang mereka perlukan seperti makanan dan
bahan makanan lainnya.
Penguasa
ini juga menyediakan dua orang penunjuk jalan yang akan membimbing perjalanan
mereka!! Dan imbalannya Salib memberikan kota Homos sebagai hadiah!! Dan
dibuatlah perjanjian antara kedua pihak ini di kota Mosyaf. Adapun Kota
Tripoli bersedia membayar pajak dan menyediakan penunjuk jalan bagi
kekuatan Kristian ini. Kota Beirut membayar wang dan menawarkan ketaatan
kepada mereka bila dapat menaklukkan Al Quds. Raymond Tolouse (pangeran
provinsi dan Toulouse di Perancis) terus memimpin perjalanan Salib menuju Al
Quds. Jumlah mereka hanya sekitar seribu tentara berkuda dan 5 ribu pasukan
infantri. Pada waktu musim semi tahun 1099 M, mereka berhasil memasuki Palestin
dengan melewati Acre di mana penguasanya menyediakan mereka berbagai
bahan persediaan, sebuah langkah yang kemudian diikuti oleh penguasa Qeisarya
dan Arsouf. Setelah itu mereka menduduki Al Ramlah, Lod
dan Baitulaham.
Pada
tanggal 7 Jun 1099 M, pengepungan wilayah Al Quds dimulai. Iftikhar Al Dawlah
adalah orang yang ditunjuk oleh Fatimiyah untuk berkuasa di sana. Kota ini
dikuasai pada tanggal 15Julai 1099 (23 Sha’ban 429 H). Bala tentara Salib terus
membantai umat Islam selama satu minggu. Mereka berhasil membantai lebih dari
70 ribu muslim di dalam masjid Al Aqsa, termasuk para pemimpin,
cendikiawan muslim dan orang-orang yang sedang beribadah. Baik negara Fatimiyah
dan Abbasid tidak berbuat apa-apa untuk menolong, mereka hanya diam dan
membisu terhadap peristiwa-peristiwa ini. Al Quds dikuasai oleh pemimpin Salib,
Godfrey Gouillon, yang dengan berendah hati menyebut dirinya dengan julukan
“Pembela Al Quds” atau "Pelindung pusara Crist". Dua kota,
Nablus dan Hebron harus menyerah pada pasukan Salib ini. Dikatakan bahwa pasukan
Salib hanya bersisa 300 pasukan berkuda dan 2 ribu pasukan infantri, oleh
karena itu –mereka tidak dapat berkembang lagi untuk mendominasi
wilayah-wilayah yang lebih luas karena majoriti mereka mudik setelah berhasil
menduduki Al Quds.
Untuk
membuktikan kekejaman peperangan ini dapat dinukilkan melalui kata ahli sejarah
Eropah iaitu Michout : "Kaum Salib ketika menaklukkan
Palestin telah melakukan kesalahan-kesalahan yang amat besar,yang menunjukkan
kesempitan hati beragama yang belum ada dalam sejarah,sehinggakan ahli-ahli
sejarah perang salib sendiri terpaksa mengakuinya.Dipaksanya orang Islam
menjatuhkan diri dari puncak rumah atau benteng,dibakarnya
hidup-hidup,disuruhnya keluar dari tempat persembunyian lalu dihela-hela dan
ditarik-tarik di jalanraya sampai mati dan bangkai-bangkai itu
dipertimbunkan."
Maka
dari itu, kerajaan-kerajaan Salib menjelma ibaratkan gugusan pulau-pulau yang
dikelilingi oleh samudera para musuh. Walaupun demikian, kerajaan-kerajaan ini
terus dapat bertahan untuk masa lebih kurang 200 tahun. Dan yang paling akhir
hancur adalah karena kekurangan perbekalan dan ekspedisi yang
terputus-putus, karena umat Islam yang tidak berdaya, terpecah belah dalam
berbagai kelompok yang berkurangan jumlah kekuatan balatentaranya. Ditambah
dengan ketidakmampuan mereka untuk dapat mengambil kesempatan melawan pasukan
Salib yang berjumlah kecil dan berkembang di wilayah yang luas.
Namun umat
Islam terlambat sehingga pasukan Salib dapat kembali bergabung kekuatan dan
sekarang bukan tugas yang ringan lagi untuk mengusir mereka keluar dari
wilayah-wilayah yang mereka duduki. Salib terus menduduki berbagai kota di
Palestin yang jatuh ke tangan mereka. Jaffa ditaklukkan di saat kota Al
Quds dikepung oleh kapal-kapal perang pimpinan Genoan (di laut Meditarania) pada
tanggal 15 Jun 1099 M. Mereka juga dapat menaklukkan bagian timur dari danau Tiberia
(wilayah Al Sawad) pada bulan May 1100 M. Salibis juga dapat memaksa kota Haifa
tunduk di bawah cengkraman mereka pada bulan Syawwal 94 H (Ogos 1100 M) yang
dibantu oleh armada besar dari Venisia. Mereka menduduki Arsouq secara
damai dan mengusir penduduknya. Qeisaryajuga ditaklukkan dengan
kekerasan pada tanggal 17 Mei 1109 M.
Keluarga
Nuri di Sham
KErajaan
keluarga Nuriyah di Sham iaitu yang dibangsakan kepada Mahmud Nuruddin
AL-Malikul Adil yang bergelar Zanki juga di gelar Imad ed Din ( tiang agama
). Neneknya bernama Aga Sangar,yang menguasai negeri Halab di Iraq,sudah
itu di Mausul dan beberapa negeri lain.Raja itu terkenal lagi gagah perkasa
serta pandai dalam hal peperangan menentang Tentera Salib.Dapat menaklukkan
beberapa negeri dan merampas beberapa benteng di sekitar Sham.Setelah baginda
Zanki itu terbunuh maka naiklah puteranya Nuruddin ( cahaya
agama )yang bergelar Al-Malikul Adil. Di kuasainya Halab dalam
tahun 541 H bersamaan 1147m.
Beliau yang
tampak akan kepimpinannya dalam mengendalikan negeri serta menjadi Raja yang
amat disegani umtuk menyambung kesinambungan pemerintahan tatkala itu.Cita-cita
beliau ketika itu utk menyatukan seluruh tanah Sham di mana sejak kejatuhan
Kerajaan Bani Umayah di Andalus,Sham menjadi perebutan di antara tiga khalifah
termasok Bani Umaiyah dan dua lagi iaitu Bani Abbasiah ( Iraq ) dan Bani
Fatimiyah Qahirah ( Mesir ).Dengan pergolakan yang melanda inilah telah diambil
kesempatan oleh pihak Tentera Salib dengan memasokkan jarum halus mereka serta
menimbulkan kehuru-haraan dan tidak kurang pula berlakunya pengkhianatan.Maka
bangkitlah Nuruddin Al-Malikul Adil berusaha menyatukan kekuasaan menangkis
serangan tentera salib.
Bergelar Raja
yang Adil, baginda mengasihi para ulamak dan juga gagah di dalam
pertempuran.Dalam masa yg sama beliau juga seorang yg soleh dan dapat
mendirikan negara yg kuat baik di luar mahupun di dalam negeri dan nama
beliau setaraf dengan Umar ibn Abdul Aziz. Selama 24 tahun baginda
memerintah,berjuang berperang menangkis serangan terutama terhadap Tentera
salib. Apabila baginda wafat dalam tahun 565 H,baginda digantikan pula oleh
puteranya Saleh ibn Mahmud tetapi beliau tidak segagah ayahandanya dan memerintah
sekitar 12 tahun kemudian lahirlah 'bintang' baru dalam riwayat islam iaitu Sultan
Salahuddin Al-Ayubi yang memegang peranan besar dalam peperangan salib
meneruskan perjuangan Nuruddin.
Kerajaan
Nuriyah di Sham adalah termasok pecahan keluarga Kerajaan Turki yang bernama 'Ata
Bek' dan Ata Bek ini adalah satu rumpun kekuasaan bangsa Turki yang tumbuh
pada masa itu.Perkataan bahasa Turki ini "ATTA" - bermaksud
Pengasuh dan "BEK" - Raja dan dari sinilah kemungkinannya diambil
oleh Algazi Mustafa Kamal Pasha,pembangun Turki baru iaitu 'ATTATURK',
pengasuh Turki!
Perang Salib
II
Selepas
Perang Salib I ,umat Islam maseh lagi beruntung kerana maseh menguasai Halab
( Aleppo ) dan Damsyik.Belum pun sempat pihak tentera salib hendak
menyerang Halab maka timbullah bintang Islam yg baru iaitu Imad ed Din atau
Zanki. Namanya mulai menyinar sekitar 28 tahun pihak Salib
berkuasa.Beliau di pilih oleh Sultan Saljuk menjadi "Atta Bek" di
Mousul dan Iraq. Dibinanya kekuatan di Halab dan sebahagian negeri Sham jatuh
ke pemerintahannya.Setelah kuat,maka di tahun 1144M dapatlah di serangnya
negeri Raha tempat pertahanan kaum salib yg paling kukuh. Beliau berjaya
merampas kembali Raha.Tetapi di dalam satu pertempuran di tahun 1146 M,
Pahlawan gagah ini telah mati terbunuh dan ianya tidaklah mengembirakan kaum
salib kerana beliau digantikan oleh puteranya yg terkenal lagi gagah beraninya
iaitu Nuruddin. Kota Halab dijadikan pusat kerajaannya serta dibantu
oleh pahlawan-pahlawannya dan di antaranya ialah 'Saleh ed Din'. Setahun beliau
memerintah Kota Raha yang kemudian dapat di ambil kembali oleh kaum Salib dari
tangan Imad Ed Din dan Kota itu musnah hancur dibakar.
Apabila
terbakarnya kota ini menyebabkan timbulnya semangat di seluruh Eropah untuk
melancarkan Perang Salib II. Sejak timbulnya kerajaan kuat di Halab itu
boleh dikatakan tenaga kaum salib angkatan pertama,di masa 50 tahun telah
hilang dan banyak pahlawannya gugur dalam peperangan menentang Islam.
Angkatan
"PERANG SALIB II" ( 1147 - 1149m )boleh dikatakan telah lebih teratur
dari yang pertama. Mereka terdiri dari kalangan tinggi budi pekerti, pintar
lagi kuat pegangan agamanya. dari order-order keagamaan dan ketenteraan seperti
Knights Templar dan Knights Hospitaller yang dicipta. Pimpianan Agungnya ialah Louis
VII Raja Tanah Perancis dan Konrad III - Kaisar Jerman. Pada angkatan kedua
ini Bangsa Jerman lebih banyak di antara tentera salib dengan tentera Islam di Almizzah,
di mana keduanya harus di akui di pimpin oleh pahlawan yg gagah berani.
Tentera
Islam yg di pimpin oleh Pahlawan Nuruddin dari Halab iaitu saudaranya Saif Ed
Din dari mousul dan panglimanya Salahuddin. Tentera itu tergabung dari
Bangsa-bangsa Turki,Kurdi dan Arab. Dalam peperangan hebat itu, patahlah
perlawanan pihak Salib dan sisanya lari ke pantai.
Dengan
hati kecewa Kaisar Konrad III pulang ke Jerman,sesudah itu mengikut pula Louis
VII Raja Perancis. Meskipun dengan sabar dan dapat bertahan lama, tentera Salib
boleh juga dilemahkan tetapi selama Mesir belum dikuasai, kaum salib masih
dapat mendatangkan bantuannya dengan melalui negeri itu. Oleh sebab itu Mesir
menjadi tujuan penting bagi kedua pihak. Adapun Mesir sendiri telah lemah
,Khalifahnya yang tiada berdaya lagi di sebabkan negeri ini di pimpin dari
kalangan wazir yang hanya mementingkan diri sendiri.
Serangan-serangan
yang berhasil hanya terjadi di luar laut Tengah. Bangsa Flem, Frisia,
Normandia, Inggris, Skotlandia, dan beberapa tentara salib Jerman, melakukan
perjalanan menuju Tanah Suci dengan kapal. Mereka berhenti dan membantu bangsa
Portugis merebut Lisboa tahun 1147. Beberapa di antara mereka, yang telah
berangkat lebih awal, membantu merebut Santaram pada tahun yang sama. Mereka
juga membantu menguasai Sintra, Almada, Palmela dan Setubal, dan dipersilakan
untuk tinggal di tanah yang telah ditaklukan. Sementara itu, di Eropah Timur,
Perang Salib Utara dimulai dengan usaha untuk merubah orang-orang yang menganut
paganisme menjadi beragama Kristian, dan mereka harus berjuang selama
berabad-abad.
Begitulah,
pasukan Salib memaksakan kekuasaan mereka atas Palestin kecuali wilayah Ashkelon
yang tunduk di bawah naungan Mesir (Fatimiyah) yang meyediakan mereka sumber
perubatan, sumber daya manusia dan dana setiap tahun. Namun Kaum Salib sudah
biasa setiap tahun mengepung Ashkelon, namun upaya untuk mendudukinya selalu
gagal hingga tahun 1153 M (548 H). Pada tahun itu, penduduk Ashkelon berusaha
keras untuk dapat memukul mundur pasukan Salib ini. Namun, ketika Kaum Salib
sudah putus asa dan hampir menarik mundur pasukan mereka, ada kabar gembira
yang sampai kepada mereka bahwa masyarakat Ashkelon tengah bertelagah. Maka
mereka terus menunggu dengan sabar. Alasan perselisihan antara kelompok di
Ashkelon adalah persoalan perebutan kekuasaan; masing-masing kelompok
mengklaimkan bahwa hanya mereka sendiri yang meraih kemenangan dan berhak atas
kekuasaan. Bagaimanapun, perselisihan tersebut terus berkembang sehingga
menelan korban dari kelompok masing-masing.
Keadaan
ini terus menggiring konflik yang ada kepada situasi yang lebih memburuk, dan
kesesuaiannya adalah pecahnya perang saudara antara mereka dan banyak nyawa
yang harus menjadi korban. Di tengah situasi seperti ini, Tentera Salib
berharap ada pintu kesempatan untuk menyusup. Dan tidak lama kemudian mereka
terus merayap maju ke wilayah Ashkelon dan berhasil mendudukinya dengan
mudah.
Walau
pasukan bersenjata Salib berjumlah kecil, namun mereka berusaha untuk dapat
mempertahankan dominasinya secara kuat dengan membangun benteng-benteng
pertahanan yang solid yang dibangun bagaikan pulau-pulau yang tersusun di tengah
banyaknya wilayah di Syria.
Di
tahun 1167 tatkala zaman Khalifah Al Adlid - Khalif Fatimiyah yang
penghabisan,lantaran perebutan pangkat wazir di antara Shaur dan Dhirgham,maka
Shaur minta bantuan Nuruddin dengan janji jika Mesir dapat ditaklukkan oleh
Nuruddin,dia tetap jadi Wazir dan sepertiga hasil Mesir adalah untuk Nuruddin.
Sementara itu pula Dhirgham meminta bantuan dari kaum Salib dan gerakannya
dapat di hidu oleh Nuruddin. Dengan tindakbalas yg cepat dari Nuruddin, beliau
mengarahkan pahlawannya iaitu "Asad Ed Din" ( Singa Ugama )
Shirkuh,mengepalai angkatan perang merebut Mesir dan pembantunya ialah
Salahuddin.
Di
satu tempat bernama Al Babain ( Pintu Dua ),10 batu dari Al Fustaat terjadilah
pertempuran dengan tentera Salib yang rupanya Wazir Shaur pula yang membuat
janji rahsia dengan mereka. Nasib tidak menyebelahi mereka dan tentera itu
dapat dikalahkan Shirkuh dan dapat masok ke Kota Iskandariah.Tetapi Kaum Salib
mengepung kota itu dari laut. Oleh kerana kepungan tidak berhasil maka perang
dihentikan sementara dan Shirkuh pulang ke Sham dengan meninggalkan wakilnya
iaitu anak saudara Yusof yang lebih masyur .Beliau ialah Salahuddin.
Akibat
kepercayaan yg tiada lagi kepada Wazir Shaur maka Khalifah Al Adlid sendiri
meminta bantuan kepada Nuruddin. Di tahun 1169 M datanglah angkatan Shirkuh
sekali lagike Mesir sebagai wakil Nuruddin. Kedatangannya di sambut rakyat
dengan gembira. Wazir Shaur yang tidak dapat di percayai itu di bunuh. Tetapi
baru 2 bulan Shirkuh memerintah Mesir sebagai Wazir dari Nuruddin dia pun
wafat. Maka Nuruddin mengangkat Salahuddin Yusof ibn Ayyub menjadi gantinya.
Belom pun lama beliau berkuasa maka Al Adlid pun magkat dan Khalifah yg bakal
menggantinya tidak ada. Maka bulatlah kekuasaan Mesir di tangan Salahuddin.
Setelah 2 tahun Salahuddin berkuasa di Mesir, Raja Nuruddin pula mangkat di
Sham 1174M.
Dengan
rasminya Salahuddin mengisytiharkan dirinya sebagai yang dipertuan Mesir dan
Sham dengan gelaran "Sultan Al-Malikun-Nasir" dan diperanginya putera
Nuruddin iaitu Al-Malik es-Salah dan saudara Nuruddin Saifud Din Gazi.
Perang
Hittin
Perang
Hittin merupakan perang yang menjadi titik balik dominasi kaum muslim di
jerusalem. Kejeniusan dan kepemimpinan Sultan Salahuddin (Saladin) sangat
tercermin dalam perang ini. Kekalahan pasukan Kristian di perang ini, memicu
kedatangan Raja Richard dari Inggris dan melengkapi episod legenda perang
salib.
Salahuddin
merasa sudah saatnya kaum Kristian diusir dari tanah Muslim. Seruan Salahuddin
mendapat sambutan yang luarbiasa. Ribuan pasukan berkuda dan infanteri
membanjiri Damaskus dari seluruh penjuru kerajaan. Damaskus penuh sesak
oleh prajurit-prajurit dan bendera-bendera yang berkibar, dikelilingi oleh
ribuan tenda yang menjadi tempat berteduh para prajurit. Untuk pertamakali
selama berabad-abad, kaum Muslim memobilisasi secara penuh untuk jihad dengan
efektif. Kaum Muslim terlihat siap dan mampu untuk menghancurkan pasukan
Kristian
Di
tahun 1180M peperangan diteruskan tetapi di minta untuk dihentikan oleh Tentera
Salib dan perjanjian damai di capai.Tetapi Perjanjian itu dilanggari sendiri
oleh pihak Kaum Salib sendiri. Pada tahun 1183, Saladin memulai gerakannya
untuk membebaskan Palestin dari tentara Salib. Pasukan Saladin menyeberangi Jordan
dan menyerbu Galilea. Guy dari Lusignan, yang kini menjadi wali Kerajaan
Jerusalem, segera saja mengepalai tentaranya. Kedua pasukan kemudian berkemah
berhadap-hadapan di kolam Goliath. Di tahun 1186 Reynold yang mendirikan
benteng Al Kark merompak orang-orang yang pergi naik haji . Satu kafilah yang
membawa saudara perempuan Salahuddin sendiri pun turut di rampas mereka. Murka
sangat Salahuddin lantaran pengkhianatan itu. Perang besar mula terjadi. Beliau
bersumpah akan membunuh Reynold kalau dapat di tawannya.
Kelompok
elang (pro perang) mendesak untuk segera menyerang. Usulan kelompok elang ini
ditentang oleh Baldwin yang memerintahkan untuk bertahan. Tindakan menyerang
Saladin lebih dulu adalah satu kebodohan mengingat jumlah pasukan Saladin yang jauh
lebih besar dibandingkan tentara Salib. Walau menang jumlah, Saladin tidak akan
mampu mempertahankan keberadaan pasukannya dalam waktu lama di lingkungan yang
tidak ramah. Para tentara Muslim ini harus pulang untuk memetik hasil
pertaniannya.
Saladin
sebenarnya sudah memancing tentara Kristian untuk bertempur, tapi mereka tetap
tenang sehingga memaksa Saladin dan pasukannya untuk mundur. Saladin kemudian
menyerukan jihad besar-besaran melawan kaum Kristian.
Saladin
kemudian memasang jerat dan berdoa agar kaum Kristian bisa masuk dalam
perangkapnya. Pada tanggal 1 Julai, Saladin membawa pasukannya melalui Jordan
menuju Galilea. Setengah pasukan berkemah di dekat danau dan setengahnya lagi
menyerang Tiberias yang dapat direbut hanya dalam waktu 1 jam pertempuran.
Saat
itu Raymond dan anaknya tengah berada di Sephoria, sedangkan isterinya masih di
rumahnya di Tiberias. Para pimpinan orang Kristian di Sephoria berdebat, apa
yang harus mereka lakukan. Kelompok elang mengusulkan untuk langsung menyerang
dan kelompok merpati yang dipimpin oleh Raymond mengusulkan untuk bertahan.
Raymond tahu rencana Saladin. Walaupun Tiberias adalah kotanya sendiri, Raymond
rela kehilangan untuk sementara waktu. Raymund juga tidak mengkhawatirkan
keselamatan isteri dan penduduk Tiberias karena perilaku Saladin yang penuh
belas kasih. Paling-paling mereka dibawa ke Damaskus dan bisa ditebus di lain
hari.
Seperti
biasa, Raja Guy bimbang memutuskan jalan mana yang harus ditempuh. Guy kemudian
mendengarkan Gerard yang berhasil melarikan diri dari serangan bodoh bunuh
dirinya di Cresson. Gerard mencerca Raymond yang sudah dianggapnya sebagai
pengkhianat. Guy memerintahkan pasukannya untuk berbaris menuju Tiberias. Orang
Kristian sudah masuk jebakan yang dipasang oleh Saladin.
Tentara
Kristian berjalan menyeberangi lembah-lembah Galilea dalam musim panas yang
terik. Mereka terbebani oleh pakaian dan peralatan tempur yang berat.
Perjalanan yang seharusnya memakan waktu beberapa jam akhirnya harus ditempuh
seharian. Saladin mengirimkan pemanah-pemanah jitu untuk mengikuti mereka dari
kejauhan, mengincar tentara-tentara yang terpisah sendirian.Pada bulan Julai
1187 M terjadilah perang besar dengan hebatnya di Hittin. Benteng Al Kark
jatuh. Boleh dikatakan perang itu adalah perang keputusan. Lebih kurang 10,000
orang tentera salib yang binasa.
Saladin
juga sudah mengeringkan mata air dan sumur yang akan dilewati tentara Kristian
sehingga banyak diantara tentara Kristian ini menajdi setengah gila karena
kehausan. Akhirnya mereka tiba di Galilea dengan kondisi yang sangat lelah dan
menyadari bahwa perkemahan pasukan Muslim telah menutup kemasukan mereka ke
sumber air. Beberapa baron mendesak Raja Guy untuk bergerak merebut danau dari
Saladin, tapi rupanya Raja Guy memutuskan berkemah semalam karena merasa
kasihan melihat penderitaan prajuritnya seharian. Tentara Kristian berkemah di
lereng dekat lembah yang disebut dengan Tanduk Hittin, tempat Jesus
mengkhutbahkan agama damai dalam Khutbah Di atas Bukit. Tentara Kristian
menyangka akan ada satu mata air di lereng bukit tersebut, tapi sesampainya di
sana satu-satunya sumur itu pun sudah kering.
Malam
itu pasukan Salib tidak dapat tidur karena kekurangan air. Beberapa orang
karena kebodohannya menuruni dataran tinggi mencari air, untuk kemudian
menerima nasib malang mereka, ditangkap dan dihabisi oleh pasukan muslim. Untuk
menambah penderitaan yang sudah ada pasukan muslim membakar rerumputan dan
belukar yang ada disekitar perkemahan pasukan Salib. Seluruh kawasan perbukitan
itu menyala terbakar menambah udara panas yang sudah tidak tertahankan, api
menjilati tepi-tepi perkemahan dan pasukan berzirah justru yang paling
menderita.
Belum
lagi suara sorak sorai dari pasukan Muslim yang makin menambah turunnya mental
tentara Kristian. Malam itu adalah salah satu dari 10 malam terakhir Ramadhan,
yang bisa saja adalah malam lailatul qodar, malam yang lebih baik dari seribu
bulan. Sebelum malam berakhir, Saladin memerintahkan pasukannya untuk menyebar
secara diam-diam mengepung perkemahan tentara Kristian. Setelah fajar
menyingsing, pasukan Muslim langsung mengepung perkemahan tentara Kristian.
Begitu
ketat pengepungan itu, sejarawan dari pasukan Salib menuliskan di dalam
catatannya, “Bahkan kucing pun tidak akan dapat lolos dari jerat itu.” Ketika
fajar menyingsing, serunai dari pasukan muslim berbunyi menandakan serbuan
dimulai. Pasukan Salib yang terkepung menyerang dengan membabi-buta. Melihat
pasukan Kristian menyerang, pasukan Salahuddin tidak membalas. Mereka malah
membuka barisan mereka membentuk huruf “U” membiarkan pasukan Salib lewat.
Begitu bukaan itu ditutup kembali, maka pasukan Salib itu menemukan ajal
mereka.
Pasukan
infanteri Kristian yang panik dan hanya memikirkan air, bergerak turun setelah
melihat kilauan air laut Galilea. Mereka kemudian dihalau oleh pasukan Muslim
dan menimbulkan banyak korban yang mati dengan mulut menghitam karena kehausan.
Pasukan berkuda pimpinan Raymond berhasil menembus kepungan pasukan Muslim,
tetapi kepungan kembali rapat setelah Raymond berhasil keluar sehingga pasukan
berkudanya terpisah dengan pasukan induknya. Raymond berhasil lolos dan
terhindar dari kematian. Balian dari Ibelin juga menjadi salah satu pemimpin
Kristian yang lolos.
Pasukan
berkuda Muslim terus menyerang perkemahan tentera Kristian dan akhirnya Saladin
dan anaknya Al-Afdlal melihat khemah Raja Kerajaan Jerusalem Guy, tempat sang
raja berlindung, telah roboh rata dengan tanah. Al-Afdlal berkata, “Ayahku
kemudian turun dari pelana kuda dan kemudian bersujud di tanah, bersyukur
kepada Allah dengan tangis kebahagiaan.” Tentara Kristian telah kalah, dan
Kerajaan Kristian Jerusalem telah tumpas. Saladin berhasil mengusir tentara
salib dari bumi Palestin.
Setelah
pertempuran berakhir, Saladin mempunyai dua tawanan penting yang langsung
dibawa ke tendanya yaitu Raja Guy dan Reynald. Kedua tawanan itu benar-benar
sudah kelelahan dan putus asa karena kehausan. Saladin memberikan sekantung air
yang diberi ais dari salju gunung Hermon kepada Raja Guy yang kemudian
meminumnya. Setelah puas, Raja Guy memberikan kantung air kepada Reynald.
Ketika Reynald akan meminumnya, Saladin menegaskan bahwa dia tidak mengizinkan
Reynald untuk ikut meminum. Sudah menjadi kebiasaan bangsa Arab waktu itu untuk
tidak membunuh lelaki yang telah diberi makan dan minum olehnya.
Teringat
akan sumpahnya untuk membunuh Reynauld dengan tangannya sendiri karena begitu
banyaknya kejahatan Reynauld terhadap kaum Muslim, Saladin kemudian memenggal
kepala Reynauld dan menyeret mayatnya di ke Raja Guy yang ketakutan setengah
mati. Kepada Guy, Saladin dengan tersenyum berkata bahwa seorang raja tak akan
membunuh raja yang lain. Saladin kemudian menjelaskan dengan baik-baik bahwa
Reynauld dipenggal karena kejahatan-kejahatannya yang begitu besar. Raja Guy
kemudian dibawa ke Damaskus dan tak lama kemudian dibebaskan.
Kisah
ini begitu terkenal karena dengan sempurna menggambarkan sikap Saladin yang
penuh belas kasihan. Ini adalah hal baru dalam sebuah perang suci menurut
pandangan orang Kristian. Saladin tidak ingin membantai seluruh orang Kristian
tanpa pandang bulu, sebagaimana orang Kristian dengan semangat Joshua
menaklukkan Palestin yang membantai seluruh kaum Muslim. Kejadian ini telah
membuktikan bahwa semangat jihad fi sabilillah tidak akan membabi buta membunuh
semua musuhnya, bahkan ada aturan-aturan yang sangat ketat di dalamnya.
Kejadian ini juga membuktikan bahwa kaum Muslim jauh lebih berperikemanusiaan
dibandingkan orang Kristian dalam mensikapi perang suci.
Walau
tak semua orang Kristian dibunuh, Saladin membunuh semua ksatria dari Ksatria
Kuil (Knights of Templar) dan semua ordo-ordo militan karena merekalah yang
paling berdedikasi untuk memerangi Islam selama ini. Jika orang-orang seperti
Reynauld atau para ksatria ini dibebaskan, mereka pasti akan menghimpun
kekuatan untuk kembali berbuat kejahatan terhadap kaum Muslim. Membunuhnya
semua adalah sebuah tindakan penyelamatan.
Kaum
Kristian waktu itu betul-betul putus asa dan ketakutan. Ini cukup masuk akal.
Beberapa ribu orang Kristian yang berkumpul di Jerusalem tak akan mampu
menandingi kekuatan pasukan Muslim. Apalagi kesatuan-kesatuan militan yang
solid sudah dihancurkan di pertempuran Hittin. Kebanyakan dari mereka adalah
orang-orang awam. Orang-orang Kristian sangat ketakutan jika Saladin akan
membalas dendam dengan membantai semua orang Kristian seperti halnya Tentara
Salib yang membantai habis orang Islam ketika menaklukkan Jerusalem dulu.
Akan
tetapi kenyataannya, dalam penaklukan ini tak seorang Kristian pun yang dibunuh
dan tak ada penjarahan samasekali. Tebusan sengaja ditetapkan dengan amat
rendah, namun tetap saja ribuan kaum miskin tak bisa membayarnya. Karena
terharu akan penderitaan mereka, Saladin banyak membebaskan mereka dengan
cuma-cuma yang membuat pencatat kewangan Saladin menderita akibat kemurahan
hatinya. Saudara Saladin, Al-Adil meminta seribu orang untuk digunakan sendiri.
Setelah diizinkan, Al-Adil yang juga tersentuh dengan penderitaan tawanan ini
kemudian langsung membebaskan begitu saja di tempat.
Kaum
Muslim waktu itu begitu terkejut menyaksikan begitu banyaknya kaum Kristian
kaya yang melarikan diri dengan membawa harta benda mereka. Jika dikumpulkan
sebenarnya harta itu bisa untuk menebus seluruh tawanan. Ketika Imaduddin
melihat Uskup Agung Heraclius kabur dengan membawa kereta yang penuh harta, ia
mendesak Saladin untuk menyita hartanya. Tapi Saladin menolaknya karena Al
Qur’an menyatakan penting sekali untuk menaati sumpah dan perjanjian. Kata
Saladin, “Orang Kristian di mana pun akan mengingat kebaikan yang telah kita
lakukan kepadanya.
Begitu
ia berada di Jerusalem, Saladin kemudian membersihkan tempat-tempat suci yang
telah lama dicemari. Masjid Al-Aqsha selama ini telah dijadikan markas besar
Ksatria Kuil (Knights of Templar). Mereka membuat asrama di sekeliling masjid
dan menjadi sebagian masjid menjadi gudang dan kakus. Di atas kubah batu, ada
sebuah salib emas raksasa yang kemudian segera diturunkan. Ibnu Al-Atsir
menulis, “Ketika mereka mencapai puncak, sebuah teriakan keras terdengar. Kaum Muslim
meneriakkan Allahu akbar dalam kegembiraan mereka.” Di dalam masjid besar, batu
besar tempat Ibrahim as mengikat Ishak dan tempat Rasulullah SAW berpijak waktu
Isra’ Miraj, ditutupi oleh orang-orang Kristian dengan marmar. Masjid
dikembalikan ke keadaan semula. Pada hari Jum’at tanggal 9 Oktober, kaum Muslim
melaksanakan shalat jum’at berjamaah di masjid Al-Aqsha, menandakan bahwa Islam
telah pulih kembali di Palestina.
Setelah
kehancuran bala-tentara Salib pada Perang Hittin dalam Perang Salib yang Ketiga
mereka tinggal menguasai tiga kerajaan, yakni Tyre, Tripoli, dan Antiochia, dan
sesudah itu bala-tentara Salib tidak mampu lagi menghimpun kekuatan yang
bererti untuk merebut kembali Jerusalem.
1. Silahkan masukkan komentar
2. Berkomentar dengan kata-kata yang santun
3. Jangan menggunakan kata-kata kotor
4. Jika anda tidak suka dengan yang kami sajikan, lebih baik jangan di baca
5. Tinggalkan link web/blog anda agar admin bisa visit back
6. Jadilah pengunjung yang baik
7. Kami hanya memberikan informasi dari sumber-sumber yang bisa admin percaya.
8. Maaf jika ada salah satu artikel tidak ada sumbernya.
EmoticonEmoticon