Setelah Star Wars, Star Trek, dan The
Matrix, kini ada lagi satu film fiksi ilmiah berjudul Oblivion.
Film yang kini masih diputar di bioskop-bioskop Indonesia itu diangkat dari
komik karya Arvid Nelson dan Joseph Kosinski, yang berlatar Bumi pada tahun
2077.
Dengan aktor utama Tom Cruise, film tersebut
menyuguhkan beberapa hal menarik. Misalnya, bagaimana manusia hidup di luar
angkasa (orbit Bumi) serta bagaimana penerbangan luar angkasa masa depan
dimungkinkan dengan pesawat satu awak.
Alkisah, dalam film tersebut, pada tahun 2017, Bumi
diserang oleh alien yang dijuluki Scavenger. Satu hal menarik yang
disuguhkan adalah bahwa Bulan telah dihancurkan. Bagaimana bila hal itu
benar-benar terjadi?
Sebuah tulisan di Discovery, Kamis
(25/4/2013), mengulas konsekuensi jika Bulan hancur itu benar-benar menjadi
nyata. Dua skenario disuguhkan. Pertama, jika debris Bulan yang hancur masih
ada di sekitar Bumi dan kedua bila Bulan benar-benar menghilang.
Jika Bulan hilang, tentu manusia tak dapat menyaksikan
lagi bulan sabit, purnama, ataupun gerhana. Namun, jika debris Bulan masih ada
di sekitar Bumi, debris itu bisa disinari Matahari. Bisa jadi, sinar terang
akibat debris yang memantulkan cahaya Matahari itu melebihi purnama.
Jika debris Bulan masih ada, kemungkinan efek
gravitasi yang diterima akan sama dengan efek gravitasi jika Bulan secara utuh
ada. Namun, jika Bulan sama sekali hilang, efek gravitasinya pun akan hilang.
Jika gravitasi akibat Bulan tak ada, pasang akibat
Bulan pun akan hilang. Fenomena pasang surut air laut masih akan terjadi,
tetapi akan lebih disebabkan oleh Matahari dan akan terjadi pada siang hari.
Dampak yang perlu diwaspadai dalam jangka panjang
adalah terkait perubahan poros rotasi Bumi. Diketahui, poros rotasi Bumi terus berubah,
membuat Bumi berputar seperti gasing, kadang miring ke kiri dan ke kanan. Bumi
tidak tegak lurus.
Salah satu yang memengaruhi poros rotasi Bumi adalah
Bulan. Saat ini, perubahan poros rotasi Bumi berlangsung sangat lambat. Bila
Bulan tak ada, perubahan poros rotasi Bumi akan berlangsung lebih cepat.
Tanpa Bulan, "goyangan" poros Bumi yang
kini hanya berkisar 22-25 derajat akan berubah ekstrem menjadi berkisar antara
0 -85 derajat celsius. Ini akan memicu perubahan iklim cepat, membuat Bumi
menjadi lebih tak stabil dan tak layak huni.
Untunglah, efek tiadanya Bulan tak berlangsung
tiba-tiba, perlu jutaan tahun. Namun, jika itu benar terjadi, kehidupan hewan
akan terganggu dan boleh jadi akan mengganggu kehidupan manusia. Well,
untungnya lagi, Oblivion hanyalah fiksi ilmiah.
Sumber :
DISCOVERY
http://sains.kompas.com/read/2013/04/26/18304747/Bagaimana.jika.Bumi.Kehilangan.Bulan?utm_source=WP&utm_medium=box&utm_campaign=Ktswp
1. Silahkan masukkan komentar
2. Berkomentar dengan kata-kata yang santun
3. Jangan menggunakan kata-kata kotor
4. Jika anda tidak suka dengan yang kami sajikan, lebih baik jangan di baca
5. Tinggalkan link web/blog anda agar admin bisa visit back
6. Jadilah pengunjung yang baik
7. Kami hanya memberikan informasi dari sumber-sumber yang bisa admin percaya.
8. Maaf jika ada salah satu artikel tidak ada sumbernya.
EmoticonEmoticon