Rabu, 29 Mei 2013

Dari zaman Ahmad Dahlan hingga kini persoalan kiblat belum usai


Di Sumatera Barat, banyak ditemukan masjid atau musala yang tidak menghadap kiblat. Ketua Badan Hisab dan Rukyat (BHR) Kementerian Agama Sumatera Barat Asasriwarni mengatakan, saat ini ditemukan penyimpangan arah kiblat pada sejumlah rumah ibadah di Sumbar.

"Berdasarkan penelitian yang dilakukan mahasiswa ada yang mengalami penyimpangan hingga lima derajat sehingga salat tidak lagi tepat menghadap ke Kabah," kata dia, Rabu (29/5).

Oleh karenanya, Kantor Kementerian Agama Wilayah Sumatera Barat mendirikan tugu standar arah kiblat di halaman kantor tersebut. Tugu tersebut sebagai pedoman dan patokan arah kiblat yang benar di Sumbar.

Pemancangan perdana dilakukan oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Wilayah Sumatera Barat Ismail Usman tepat pukul 16.18 WIB dengan pedoman arah bayangan benda yang menghadap ke posisi matahari.

Menurut Ismail, seperti dikutip dari Antara, Rabu (29/5) pada pukul 16.18 WIB posisi matahari tepat berada di atas Kabah atau disebut Rasydul Qiblat sehingga bayangan tugu tersebut dapat menjadi standar pedoman arah kiblat.

Berdasarkan pengukuran yang dilakukan maka ditetapkan arah kiblat untuk Sumatera Barat berada pada posisi titik koordinat utara ke barat 65 derajat 18 menit 47,54 detik dan dari barat ke utara pada 24 derajat, 41 menit, 12,46 detik.

Dengan adanya tugu standar arah kiblat diharapkan tidak ada lagi sengketa dan perdebatan tentang arah kiblat di Sumatera Barat. Dikatakannya, pembuatan tugu standar arah kiblat merupakan terobosan yang pertama di Indonesia dan akan dilaporkan kepada Menteri Agama supaya daerah lain dapat melakukan hal serupa.

Ia juga mengharapkan umat Islam menyadari pentingnya ketepatan arah kiblat karena secara aturan salat diharuskan menghadap ke Kiblat yaitu Kabah yang ada di Masjidil Haram Mekkah.

Da'i sejuta umat, almarhum KH Zainuddin MZ juga pernah mengubah kiblat sebuah masjid. Da'i dengan gaya khas itu dikenal memiliki prinsip yang kuat. Bahkan, semasa hidupnya, dia pernah membongkar masjid Fajrul Islam yang terletak di depan rumahnya. Menurutnya, arah kiblat masjid tersebut dianggapnya salah dan harus diluruskan.

"Masjid Fajrul Islam di depan itu pernah dibongkar pak kyai karena kiblatnya dianggap keliru. Itu terjadi sekitar sepuluh tahun yang lalu. Pak Kyai memutuskan untuk merubuhkan masjid Fajrul Islam dan bermaksud mengganti arah kiblat masjidnya ke arah yang benar," ujar H. Jaya, salah satu kerabat KH Zainuddin MZ saat ditemui di rumah duka di jalan H. Aom, Kramat Pela, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (5/7/11) lalu.

Meski masjid tersebut dibongkar, KH Zainuddin MZ tetap bertanggung jawab dengan kembali membangun arah masjid yang kini menjadi tempat peristirahatan terakhirnya itu ke arah yang benar dengan biaya sendiri.

"Begitu dirubuhkan, dan kiblat diganti menuju arah yang benar, pak kyai membangun masjid itu lagi dengan biaya sendiri. Semua pembangunan masjid itu dibiayai pak kyai sendiri. Empat tahun yang lalu, pak kyai merenovasi masjid ini dan mengganti kubahnya menjadi lebih besar dan mewah. Lantainya juga ditinggikan menjadi dua lantai," imbuhnya.

Soal kiblat, sepertinya dari tahun ke tahun masih saja ada perdebatan. Bahkan, saat zaman KH Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah, kiblat juga menjadi perdebatan yang pelik.

Hal ini tergambar dalam film 'Sang Pencerah' yang dibuat oleh sutradara kondang Hanung Bramantyo pada 2010 lalu. Dalam film tersebut digambarkan, usai pulang dari belajar agama Islam di Arab Saudi, Ahmad Dahlan menemukan fakta bahwa masjid Agung Yogyakarta saat itu salah kiblat.

Akhirnya, KH Ahmad Dahlan mengutarakan hal itu kepada ulama setempat yang selama ini memangku masjid agung yang terletak di kraton Yogyakarta tersebut. Bukannya ucapan terimakasih, justru cacian yang diterima oleh Dahlan kala itu. Akhirnya dia bersama dengan murid-muridnya mendirikan sebuah musala dengan arah kiblat yang sesuai dengan yang dia dapatkan dari Arab Saudi.

Pendirian masjid ini malah membuat berang para kyai kala itu. Hingga akhirnya, musala yang didirikan oleh Ahmad Dahlan tersebut dibakar oleh massa.

Begitulah sekelumit cerita tentang perjuangan penetapan arah kiblat yang digambarkan dalam film 'Sang Pencerah', yang tentunya diilhami dari kisah nyata KH Ahmad Dahlan pada masa awal perkembangan Islam di Indonesia.
 
Sumber :
http://www.merdeka.com/peristiwa/dari-zaman-ahmad-dahlan-hingga-kini-persoalan-kiblat-belum-usai.html

Artikel Terkait

1. Silahkan masukkan komentar
2. Berkomentar dengan kata-kata yang santun
3. Jangan menggunakan kata-kata kotor
4. Jika anda tidak suka dengan yang kami sajikan, lebih baik jangan di baca
5. Tinggalkan link web/blog anda agar admin bisa visit back
6. Jadilah pengunjung yang baik
7. Kami hanya memberikan informasi dari sumber-sumber yang bisa admin percaya.
8. Maaf jika ada salah satu artikel tidak ada sumbernya.
EmoticonEmoticon