Rudal Yakhont milik Rusia yang dikirimkan ke Suriah. |
Israel memperingatkan bahwa pihaknya "tahu yang harus dilakukan" jika
Rusia mengirim peluru kendali anti-pesawat, yang dijanjikan, kepada
Suriah, di tengah-tengah peningkatan kekhawatiran konflik itu menjalar
ke Lebanon.
Israel pada Selasa (28/5) mengatakan akan bertindak jika Rusia tetap
mengirim peluru kendali itu, sementara komandan penting pemberontak
Suriah memberikan ultimatum 24 jam kepada gerakan Hizbullah Lebanon
untuk menghentikan bertempur membantu pasukan pemerintah Suriah.
Perkembangan itu meningkatkan ketegangan setelah Uni Eropa memutuskan
mencabut embargo pemasokan senjata kepada pemberontak Suriah, satu
tindakan yang ditanggapi oposisi dengan hati-hati.
Pemerintah Suriah bersama dengan Rusia sekutunya mengecam keputusan
Uni Eropa itu sebagai satu "hambatan" bagi usaha-usaha perdamaian,
sementara menuduh blok itu mendukung dan mendorong "teroris".
Amerika Serikat mengatakan pihaknya mendukung tindakan Uni Eropa itu
sebagai satu tindakan untuk menunjukkan "dukungan penuh" bagi
pemberontak, kendatipun pihaknya menolak membantu senjata karena
khawatir senjata itu bisa jatuh ketangan kelompok garis keras.
Pencabutan embargo itu mengirimkan satu pesan kepada pemerintah
Presiden Bashar al-Assad bahwa dukungan terhadap oposisi akan terus
meningkat", kata juru bicara Departemen Luar Negeri Patrick Ventrell.
Moskow mengatakan pihaknya berencana akan mengirim ke Damaskus
rudal-rudal S-300 -- yang dirancang untuk mencegat pesawat atau rudal
-rudal lain seperti Patriot yang NATO telah gelar di perbatasan Turki
dengan Suriah-- yang adalah bagian dari kontrak-kontrak yang ada.
"Kami menganggap pasokan-pasokan itu satu faktor stabilisasi," kata
Wakil Menteri Luar Negeri Sergei Ryabkov, dan menambahkan rudal-rudal
itu dapat bertindak sebagai pencegah terhadap intervensi asing.
Israel sangat menentang pengiriman itu, dan menteri pertahanannya
memperingatkan akan ada satu tanggapan. "Pengiriman rudal-rudal itu
tidak dilakukan, saya mengharapkan itu tidak dilakukan. Tetapi jika
rudal-rudal itu tiba di Suriah, kami tahu apa yang kami harus lakukan,"
kata Menhan Mosshe Yaalon.
Negara Yahudi itu dilaporkan telah melakukan setidaknya tiga kali
serangan terhadap Suriah sejak pemberontakan terhadap Presiden Bashar
al-Assad meletus Maret 2011, tampaknya menargetkan senjata.
Di lapangan, konflik itu telah menjalar ke Lebanon, dan dalam insiden
terbaru tiga tentara tewas dalam satu serangan dekat kota perbatasan
utara Arsal, tempat sebagian besar penduduk mendukung pemberontakan di
Suriah.
Dan di kota Lebanon timur Hermel, pasukan keamanan mengatakan enam
roket agaknya ditembakkan dari Suriah menghantam pangkalan Hizbullah
mencedrai tujuh orang.
Hizbullah bersekutu dengan pemerintah Suriah dan bertempur bersama
tentara melawan pemberontak termasuk di kota Qusayr, di mana belasan
petempur mereka tewas.
Perannya menimbulkan kekhawatiran bahwa Lebanon akan terseret dalam
perang itu, dan pemimpin pemberontak Sali Idriss memperingatkan para
petempurnya akan menanggapi dalama 24 jam jika kelompok itu (Hizbullah)
tidak menghentikan intervensinya.
"Jika serangan Hizbullah terhadap wilayah Suriah tidak dihentikan
dalam 24 jam, kami akan melakukan segala tindakan untuk memburu
Hizbullah walaupun sampai ke neraka," katanya di stasiun televisi Al-Arabiya.
Sumber :
http://www.republika.co.id/berita/internasional/timur-tengah/13/05/29/mnjvcu-israel-mengancam-jika-rusia-kirim-rudal-ke-suriah
1. Silahkan masukkan komentar
2. Berkomentar dengan kata-kata yang santun
3. Jangan menggunakan kata-kata kotor
4. Jika anda tidak suka dengan yang kami sajikan, lebih baik jangan di baca
5. Tinggalkan link web/blog anda agar admin bisa visit back
6. Jadilah pengunjung yang baik
7. Kami hanya memberikan informasi dari sumber-sumber yang bisa admin percaya.
8. Maaf jika ada salah satu artikel tidak ada sumbernya.
EmoticonEmoticon