Rabu, 29 Mei 2013

Agenda Islami Dipersalahkan Atas Larangan Alkohol di Turki

Warga Turki bersulang dengan bir dan raki, minuman tradisional Turki beralkohol, di sebuah restoran di Istanbul. (Foto: Dok)


Undang-undang baru itu juga memberlakukan jam malam untuk penjualan di toko antara pukul 10 malam sampai pukul 6 pagi.

Aturan baru tersebut telah memicu badai kontroversi. Perdana Menteri dituduh memiliki agenda agama, namun Erdogan mengklaim bahwa agenda kesehatanlah yang mendorong kebijakan itu.

"Ada aturan semacam itu di mana pun di dunia," ujarnya, menambahkan bahwa anak muda di negara itu harus dilindungi dari kebiasaan buruk.

"Kami tidak menginginkan sebuah generasi yang berkeliaran mabuk siang malam."

Namun Kadri Gursel, kolumnis surat kabar Milliyet, mengatakan bahwa argumen itu tidak jujur. Ia mengklaim bahwa di bawah pemerintahan Erdogan dalam 10 tahun terakhir, alkohol secara sistematis dihapuskan dari Turki.

"Ada pertentangan di Turki seputar alkohol. Daerah-daerah tempat seseorang dapat menikmati segelas anggur telah berkurang secara konstan setiap tahun. Anatolia (daratan Turki) bagian dalam merupakan daerah bebas alkohol dan agendanya adalah konservatif agama. Ini tidak ada hubungannya dengan perlawanan terhadap alkoholisme, karena tidak ada masalah sosial terkait alkohol di Turki," ujar Gursel.

Konsumsi alkohol di Turki adalah yang terendah di Eropa. Sejak Perdana Menteri Erdogan menjabat, tingkat pajak untuk alkohol melonjak dari yang terendah di dunia menjadi yang tertinggi, yaitu mencapai 100 persen. Pemerintah telah memperingatkan adanya kenaikan lebih jauh.

Namun Erdogan minggu ini mengecilkan kekhawatiran-kekhawatiran mengenai larangan itu dengan mengatakan bahwa orang-orang bebas minum di rumah.

Atilla Yesilada, analis pada perusahaan konsultasi politik Global Source Partners, mengatakan politik elektoral dapat menjelaskan larangan-larangan tersebut.

"Ini undang-undang yang sangat kontroversial. Larangan atau pembatasan penjualan alkohol merupakan puncak gunung es. Begitu kita mendekati pemilihan umum, kita akan melihat lebih banyak aturan yang menarik pemilih konservatif. Akan seperti itu situasinya," ujar Yesilada.

Para pengamat memperingatkan bahwa debat keras mengenai alkohol menunjukkan betapa terpolarisasinya Turki, polarisasi yang diperkirakan akan lebih dalam menjelang pemilihan umum tahun depan.  

Sumber :
http://www.voaindonesia.com/content/agenda-islami-dipersalahkan-atas-larangan-alkohol-di-turki/1671125.html

Artikel Terkait

1. Silahkan masukkan komentar
2. Berkomentar dengan kata-kata yang santun
3. Jangan menggunakan kata-kata kotor
4. Jika anda tidak suka dengan yang kami sajikan, lebih baik jangan di baca
5. Tinggalkan link web/blog anda agar admin bisa visit back
6. Jadilah pengunjung yang baik
7. Kami hanya memberikan informasi dari sumber-sumber yang bisa admin percaya.
8. Maaf jika ada salah satu artikel tidak ada sumbernya.
EmoticonEmoticon

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:o
:>)
(o)
:p
:-?
(p)
:-s
8-)
:-t
:-b
b-(
(y)
x-)
(h)