Amerika Serikat (AS) mengutuk pernyataan Walikota Osaka, Toru 
Hashimoto yang membenarkan penggunaan budak seks pada masa perang 
Jepang. Dia menyebut pernyataan tersebut keterlaluan. 
Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan, perempuan 
tersebut merupakan korban dari pelanggaran HAM berat. Hashimoto pada 
Senin lalu mengatakan penggunaan perempuan sebagai budak seks tentara 
diperlukan.
"Komentar Walikota Hashimoto keterlaluan dan ofensif," ujar juru bicara departemen luar negeri, Jen Psaki dilansir BBC. 
Menurutnya, para perempuan yang diperdagangkan untuk tujuan seksual adalah tercela dan merupakan pelanggaran HAM berat.  
Jepang memaksa memaksa sekitar 200 ribu perempuan di wilayah 
pendudukan menjadi pelacur bagi tentara selama Perang Dunia II. Banyak 
perempuan berasal dari Cina, Korea Selatan, Filipina, Indonesia, dan 
Taiwan. 
Pemerintah Jepang pada 1993 mengeluarkan permintaan maaf resmi atas 
masalah ini. Namun, Hashimoto mengatakan prostitusi paksa diperlukan 
untuk menjaga pasukan tetap mau berperang. 
"Jika anda ingin mereka beristirahat dalam situasi seperti ini, 
sistem perempuan penghibur diperlukan. Siapa pun bisa mengerti," 
ujarnya. 
Hashimoto menawarkan bertemu mantan budak seks dan meminta maaf tegas
 atas tindakan Jepang dan menyebut hal itu perbuatan tercela yang tidak 
akan diulang. Tapi, dia menegaskan Jepang tidak sendirian dalam 
memanfaatkan perempuan lokal semasa perang.
Sumber :
http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/13/05/17/mmxlfs-as-sebut-penggunaan-budak-seks-jepang-keterlaluan

1. Silahkan masukkan komentar
2. Berkomentar dengan kata-kata yang santun
3. Jangan menggunakan kata-kata kotor
4. Jika anda tidak suka dengan yang kami sajikan, lebih baik jangan di baca
5. Tinggalkan link web/blog anda agar admin bisa visit back
6. Jadilah pengunjung yang baik
7. Kami hanya memberikan informasi dari sumber-sumber yang bisa admin percaya.
8. Maaf jika ada salah satu artikel tidak ada sumbernya.
EmoticonEmoticon