Jumat, 25 Oktober 2013

Jokowi dikritik terus urusi monyet di Jakarta

Kebijakan Gubernur DKI Joko Widodo menertibkan topeng monyet menuai kritik dari berbagai kalangan. Meski begitu Jokowi tetap pada keputusannya karena tidak tega melihat monyet dieksploitasi.

Jokowi terlihat geram ketika banyak para pawang monyet memanfaatkan peliharaannya ini untuk sekedar mencari uang. Dia pun berjanji akan membebaskan ibu kota dari topeng monyet.

"Kasihan monyetnya, kurus kaya saya. Tidak berperikemonyetan," tegas Jokowi saat melihat kondisi monyet di Lapangan Monas, Jakarta, Rabu (23/10).

Ketimbang dimusnahkan, muncul ide sebaiknya disediakan tempat khusus untuk menampung para pawang monyet menampilkan kesenian topeng monyet. Terlebih hal itu sudah menyangkut urusan perut.

Topeng Monyet
Berikut kritik terhadap kebijakan Jokowi:

1. Jokowi jadi tukang tampung monyet

Politikus Senayan angkat bicara soal rencana Jokowi membebaskan Jakarta dari topeng monyet. Anggota Komisi X dari Fraksi Partai Demokrat Nurul Qomar menyindir kompensasi yang ditawarkan Jokowi.

"Jangan dibeli monyetnya, dampaknya nanti banyak orang ternak monyet terus jual monyetnya ke Jokowi. Nanti Jokowi jadi tukang tampung monyet," kata Qomar di Kompleks Parlemen, Senayan Jakarta, Kamis (24/10).

Menurutnya, topeng monyet adalah hasil kesenian dan kebudayaan. Sehingga solusi melokalisasi itu dinilai lebih pantas.

"Seharusnya Pemda dapat mengorganisir, lokalisir, dan kemudian ditempatkan di beberapa destinasi wisata. Ini tugas Jokowi. Jadi nilai manusiawinya tetap ada, persoalannya kan bukan pada monyetnya, tapi pada manusia di belakang monyet itu," katanya.

2. Jokowi dinilai lebay

Rencana Jokowi melokalisir monyet-monyet ke ke Taman Margasatwa Ragunan dianggap langkah keliru. Dikhawatirkan dengan adanya program ini topeng monyet akan punah.

"Jokowi lebay, saya prihatin dengan topeng monyet tersebut," kata Wakil Sekjen Partai Demokrat Ramadhan Pohan di gedung DPR, Jakarta, Kamis (24/10).

Menurut Ramadhan, menyarankan Jokowi berpikir ulang untuk menghilangkan atraksi topeng monyet. Pasalnya, sampai saat ini warga Ibu Kota masih merasa terhibur dengan pertunjukan topeng monyet.

"Mestinya beliau (Jokowi) menjaga hati rakyat," kata wakil ketua Komisi I itu.

3. Dianggap menindas rakyat kecil

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) akan memberikan uang pengganti sebesar Rp 1 juta rupiah kepada para pemilik monyet, agar tidak beroperasi kembali di wilayah DKI Jakarta. Namun hal itu ditolak oleh para pengusaha topeng monyet yang berada di kawasan Cipinang Besar Selatan, Jatinegara, Jakarta Timur.

"Yah kalau satu juta gak terima lah, itu namanya menindas rakyat kecil. Harga monyet aja lebih dari satu juta. Belum uang ngurus monyetnya," kata Ono Rastono (48) salah satu pemilik monyet, kepada merdeka.com, Rabu (23/10) malam.

Tono mengatakan, modal untuk memiliki 10 ekor monyet yang sudah pintar menurutnya tidaklah sedikit. Bahkan dia rela berhutang sana sini untuk membeli hewan primata ini dengan harga per ekornya yang bisa mencapai 3 juta rupiah ini.

"Harga monyet saya, yah beragam memang. Ada yang 1,7 juta sampai ada yang 3 juta. Itu kita beli jadi, sama orang yang ngelatih. Kalo dipukul rata-rata harganya dua jutaan berartikan modal saya 20 juta. Coba bayangin aja kalo diganti 1 juta apa gak rugi saya," jelasnya.

4. Warga hidup dari topeng monyet

Gubernur DKI Joko Widodo (Jokowi) mencanangkan Jakarta bebas topeng monyet pada 2014. Rencana Jokowi ini, mendapatkan perlawanan keras dari para pengusaha topeng monyet. 

Ono Rastono (48) salah satu pemilik monyet di daerah Cipinang Besar Selatan, Jakarta Timur, atau sering disebut Kampung monyet, berharap agar Jokowi mengurungkan niatnya untuk menertibkan topeng monyet.

"Saya sih maunya ini jangan dilakukan, soalnya monyet-monyet ini kan kami rawat, enggak kami siksa. Lagi banyak juga kok warga sini yang bergantung hidupnya sama topeng monyet," katanya saat berbincang dengan merdeka.com, Rabu (23/10).

Tono menambahkan, setiap tiga bulan, monyet tersebut dibawa ke dokter hewan untuk diberikan suntikan kesehatan. Untuk suntik rabies, Tono juga mengaku rutin memberikannya setiap satu tahun sekali.

"Kalau suntikan kesehatan bayarnya Rp 50 ribu, untuk suntikan rabies Rp 100 ribu. Apakah saya dianggap menyiksa hewan, justru monyet-monyet ini kami urus bukannya kami siksa," paparnya.

Sumber : Merdeka 

Artikel Terkait

1. Silahkan masukkan komentar
2. Berkomentar dengan kata-kata yang santun
3. Jangan menggunakan kata-kata kotor
4. Jika anda tidak suka dengan yang kami sajikan, lebih baik jangan di baca
5. Tinggalkan link web/blog anda agar admin bisa visit back
6. Jadilah pengunjung yang baik
7. Kami hanya memberikan informasi dari sumber-sumber yang bisa admin percaya.
8. Maaf jika ada salah satu artikel tidak ada sumbernya.
EmoticonEmoticon