Jumat, 25 Oktober 2013

Saling serang Demokrat dengan ormas Anas

Kemelut Organisasi Masyarakat (Ormas) Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI) dengan Partai Demokrat sudah terlihat semenjak ormas ini dideklarasikan. Pasalnya anggota Partai Demokrat yang hadir dalam acara ini dianggap tidak loyal terhadap Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY ).

Anas Urbaningrum yang juga mantan Ketua Partai Demokrat mendeklarasikan PPI bertepatan dengan diperkenalkannya 11 nama peserta konvensi Partai Demokrat. Bahkan dalam pidatonya Anas sempat menyindir mengenai pelaksanaan konvensi tersebut.

SBY VS ANAS

1. Anas Sindir Konvensi Demokrat

Mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum juga ikut mengkritisi soal konvensi Capres Demokrat 2014 ini. Menurut Anas, bagi pemenang konvensi akan sulit terpilih di Pilpres 2014 mendatang.

Kalau cuaca politik tidak berubah, pandangan saya, siapapun pemenang konvensi capres nanti akan sulit terpilih untuk Pilpres 2014. Yang jelas siapapun pemenangnya konvensi sulit memenangkan Pilpres, ujar Anas usai deklarasi ormas Rumah Pergerakan Indonesia di kediamannya.

"Pemilihan tidak lewat penetapan, bukan lewat konvensi, tetapi rumah ini dipilih karena kesadaran kebersamaan. Hanya itu alasannya," kata Anas, Minggu (15/9).

Komite konvensi Partai Demokrat akan memperkenalkan secara langsung 11 peserta yang telah melalui beberapa tahapan pemilihan beberapa waktu lalu. Kegiatan ini dilakukan agar mereka dikenal masyarakat.

Pengenalan peserta konvensi ini bakal digelar mulai pukul 15.00 WIB yang dimulai dengan wawancara bersama para wartawan, kemudian berlanjut pada 19.00 WIB berupa pengenalan langsung kepada publik. Kegiatan ini dipusatkan di Puri Agung Ballroom lantai 2, Hotel Grand Sahid Jaya.

2. Demokrat hukum anggota yang datang ke peresmian PPI

Merasa tersinggung dengan ucapan Anas Urbaningrum saat mendeklarasikan PPI, maka Partai Demokrat mengambil langkah tegas terhadap anggotanya? yang hadir dalam acara tersebut. Anggota Demokrat yang hadir di antaranya Gede Pasek Suardika dan Saan Mustopa.

Gede Pasek Suardika yang saat itu menduduki Ketua Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat dihukum DPP Partai Demokrat dengan digantikan oleh Pieter C Zulkifli Simabuae. Sebelumnya Demokrat mengusung Ruhut Poltak Sitompul untuk menjadi ketua, namun gagal karena mendapatkan banyak penolakan dari anggota fraksi.

Saan Mustopa yang saat itu menjabat Sekretaris Fraksi di DPR juga mengalami nasib yang sama dengan Pasek. Pasalnya dia akhirnya dipecat oleh DPP Partai Demokrat. 

Baik Pasek maupun Saan dikenal sebagai loyalis mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum. "Saya aja diganti sebagai sekretaris fraksi," kata Saan kepada merdeka.com, Rabu (19/9).

3. Mantan ketua Demokrat ditangkap BIN

Ormas pimpinan Anas Urbaningrum ini melempar isu jika mantan Ketum Demokrat, Subur Budhisantoso 'dijemput' Badan Intelijen Negara (BIN). Partai Demokrat pun merasa dirugikan dan dipojokkan dengan gosip tersebut. 

Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Nurhayati Ali Assegaf bahkan menyebut jika ormas seperti PPI tak perlu mendapatkan tempat di media massa. Dia menegaskan, jika isu mantan petinggi Demokrat diculik adalah bohong belaka.

Dia pun sangat menyayangkan pernyataan mantan Wakil Direktur Eksekutif Demokrat, M Rahmad yang menyebut Subur dijemput oleh BIN. Selain itu, ia juga heran dengan sikap Rahmad yang tak kunjung meminta maaf atas pernyataan bohong tersebut.

Namun akhirnya Moderator Dialog Pergerakan Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI), Muhammad Rahmad, buru-buru meralat pernyataannya soal informasi ketidakhadiran Mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Prof. Subur Budhisantoso, yang dikabarkan diculik Badan Intelijen Negara (BIN) dan dibawa ke markas mereka di Kalibata, Jakarta Selatan, Jumat (18/10). Rahmad kini berkelit mengatakan informasi itu justru dia dapat dari Sri Mulyono yang bertugas menjemput Subur.

"Bahwa ketika akan menjemput Prof. Subur Budhisantoso ke kediaman beliau, Sri mendapatkan info dari ajudan Prof. Subur, bahwa Prof. Subur dijemput staf BIN dan sudah berada di Kantor BIN," kata Rahmad di Pendopo PPI, Duren Sawit, Jakarta Timur, Minggu (20/10).

4. Demokrat minta anggotanya jauhi PPI

Sebelumnya beredar kabar bahwa Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengirimkan pesan singkat kepada elit Partai Demokrat. Dimana dalam pesannya, ia mengatakan untuk berhati-hati dan menghindari Ormas besutan Anas Urbaningrum, Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI).

Hal ini dibenarkan Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Agus Hermanto. Ia mengatakan SBY memberi pesan kepada kadernya untuk berhati-hati kepada setiap serangan dari luar.

"Bersamaan dengan itu, pesan dari ketua umum, bahwa kami harus hati-hati kepada salah satu atau beberapa lembaga atau komunitas atau LSM yang selalu mendiskriditkan Partai Demokrat," kata Agus yang juga Ketua Komisi X DPR di DPR, Kamis (24/10).

Namun lucunya, Agus membantah adanya SMS dari SBY terkait PPI. Menurutnya, terakhir yang dilakukan SBY dengan jajaran petinggi partai adalah mengadakan rapat persiapan rapat kerja nasional (rakernas) di Bogor tanggal 26 Oktober 2013.

5. PPI tanggapi ucapan Waketum Demokrat Nurhayati

Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI) geram dengan pernyataan Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Nurhayati Ali Assegaf yang meminta PPI dibubarkan jika terus menyerang Demokrat dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). 

Juru Bicara PPI, Ma'mun Murod Al-Barbasy mengatakan pernyataan Nurhayati itu bukanlah sikap resmi dari Demokrat. Sebab, pernyataan itu tidak mencerminkan demokrasi yang selalu dijunjung tinggi oleh partai berwarna biru itu. Dia menilai, sikap Nurhayati tidak mendukung terciptanya negara demokrasi. Dia bahkan menyebut Nurhayati anti-demokrasi.

"Ketika ada pernyataan dari warga negara, baik dalam kapasitasnya sebagai pribadi maupun jabatan yang melekat meminta pembubaran PPI sebenarnya bentuk pemikiran anti-demokrasi," jelasnya dalam jumpa pers di Bakso Lapangan Tembak Senayan, Jakarta, Rabu (23/10).

Sumber : Merdeka

Artikel Terkait

1. Silahkan masukkan komentar
2. Berkomentar dengan kata-kata yang santun
3. Jangan menggunakan kata-kata kotor
4. Jika anda tidak suka dengan yang kami sajikan, lebih baik jangan di baca
5. Tinggalkan link web/blog anda agar admin bisa visit back
6. Jadilah pengunjung yang baik
7. Kami hanya memberikan informasi dari sumber-sumber yang bisa admin percaya.
8. Maaf jika ada salah satu artikel tidak ada sumbernya.
EmoticonEmoticon