Jumat, 25 Oktober 2013

Rusia dan China Tahu Kelemahan Indonesia

Selain kerja keras pemerintah dan rakyat, keberhasilan pembangunan di masa Orde Baru, menurut Soeharto, juga tidak terlepas dari bantuan negara-negara sahabat, khususnya Amerika Serikat.

Dalam pertemuan dengan Presiden Richard Nixon yang berlangsung Mei 1970 di White House itu, Soeharto menyampaikan terimakasih kepada pemerintah Amerika Serikat yang walaupun sedang menghadapi berbagai masalah namun masih dapat mendongkrak bantuan untuk Indonesia.

“Kami sangat menghargai partisipasi Amerika Serikat di International Monetary Fund, Bank Dunia dan Bank Pembangunan Dunia,” ujar Soeharto.

Dia menuturkan bahwa sejak masa pemerintahannya investasi swasta meningkat pesat. Kini ada 173 proyek senilai 900 juta sampai 1 miliar dolar AS. Dari total investasi itu, sebagian besar berasal dari Amerika Serikat. Sementara beberapa beberapa investasi di sektor pertambangan belum akan menghasilkan sampai beberapa tahun lagi.

Dia berharap, proyek di sektor ini akan menghasilkan pada Repelita berikutnya. Dia juga mengatakan bahwa Indonesia sedang mencari sumber-sumber pembiayaan dari pihak lain.

Hal lain yang disampaikan Soeharto adalah keinginannya mempererat kerjasama di bidang ilmu pengetahuan dan pengembangan sumber daya manusia yang dapat dimanfaatkan untuk mempercepat proses pembangunan.

Tetapi dia tidak menguraikan hal itu lebih lanjung, melainkan langsung melompan pada pernyataan, “Walaupun kami memberikan prioritas utama pada persoalan-persoalan ekonomi, namun hal itu juga harus diimbangi dengan perhatian terhadap persoalan pertahanan Indonesia.”

Peralatan militer yang di masa lalu diterima Indonesia kebanyakan dari Rusia sudah tak mampu lagi memenuhi kebutuhan militer Indonesia. Pos anggaran untuk perawatan peralatan militer dari Rusia ini menjadi begitu besar.

“Kami sudah tak punya spare parts lagi. Persoalan ini terutama menimpa Angkatan Laut dan Angkatan Udara kami. Karena peralatan militer kami terutama dari Rusia dan China, kini mereka tahu kelemahan kami.”

Soeharto mengatakan dalam pembicaraan sebelumnya dengan Admiral McCain, salah seorang petinggi militer Amerika Serikat ketika itu, bahwa China telah memiliki misil yang punya jarak tembak sejauh 1100 mil atau sekitar 500 kilometer.

Belum lagi Angkatan Laut Rusia yang dengan bebas beroperasi di Samudera India. Bukan tidak mungkin pada suatu saat nanti, Angkatan Laut Rusia akan mencapai Samudera Pasifik.

“Saat ini kami tidak mempunyai kemampuan yang memadai dalam hal mengantisipasi kehadiran kapal selam militer pihak lain,” ujar Soeharto menggambarkan betapa gawatnya keadaan Indonesia di tengah percaturan dunia saat itu.

Sumber : Teguh Timur

Artikel Terkait

1. Silahkan masukkan komentar
2. Berkomentar dengan kata-kata yang santun
3. Jangan menggunakan kata-kata kotor
4. Jika anda tidak suka dengan yang kami sajikan, lebih baik jangan di baca
5. Tinggalkan link web/blog anda agar admin bisa visit back
6. Jadilah pengunjung yang baik
7. Kami hanya memberikan informasi dari sumber-sumber yang bisa admin percaya.
8. Maaf jika ada salah satu artikel tidak ada sumbernya.
EmoticonEmoticon