Kementerian Luar Negeri
membenarkan bahwa Pemerintah Korea Utara telah memberikan pengarahan singkat
kepada semua perwakilan diplomatik negara sahabat yang ada di
Pyongyang, termasuk Kedutaan Besar Republik Indonesia. Ini terkait dengan
perkembangan situasi terkini di Semenanjung Korea.
Dalam pengarahan singkat itu,
pihak Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Korea Utara (Korut) meminta para duta
besar mengevakuasi staf dan diplomatnya masing-masing dari negeri itu.
Pernyataan tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri (Menlu) Marty Natalegawa,
Jumat (5/4) malam, melalui pesan singkat kepada Kompas.
Dalam pesan singkatnya, Marty
menulis, dirinya terus berkomunikasi dengan perwakilan RI di Korut dan Korea
Selatan (Korsel). Dirinya juga membenarkan telah meminta setiap perwakilan
untuk menyiapkan langkah atau rencana alternatif.
Situasi di Semenanjung Korea
terus memanas dalam dua pekan terakhir, menyusul rentetan ancaman yang
dilontarkan Pyongyang. Pemimpin Korut Kim Jong Un tampil sebagai ujung tombak
dalam setiap teriakan ancaman. Ancaman Jong Un paling mutakhir adalah
meluncurkan rudal jarak jauhnya ke daratan utama Amerika Serikat (AS).
Rentetan ancaman Pyongyang
muncul setelah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menjatuhkan sanksi pada awal
Maret lalu. Sanksi itu menyusul serangkaian peledakan nuklir bawah tanah dan
uji coba rudal oleh militer Korut, Desember lalu.
Selain melontarkan ancaman dan
menyatakan situasi perang dengan Korsel dan AS, Korut juga menutup kawasan
industri Kaesong yang merupakan proyek bersama Utara-Selatan. Penutupan ini
membuat 53.000 pekerja Korut dan 800 manajer Korsel menghentikan operasi karena
kekurangan bahan baku dan makanan.
Kamis lalu, Korut juga
memindahkan rudal-rudalnya ke pantai timur dengan maksud mendekatkan dengan
sasaran-sasaran kepentingan AS di Guam dan Hawaii.
Atas deretan ancaman itu,
Washington mengambil langkah-langkah serius. Dalam dua hari terakhir, AS
memindahkan sistem pertahanan serangan nuklirnya ke Guam dan menambah kekuatan
tempurnya di sekitar Semenanjung Korea.
Lebih lanjut, juru bicara Kemlu
RI, Michael Tene, saat dihubungi per telepon, Sabtu, menambahkan, Kedutaan
Besar Republik Indonesia di Korut dan Korsel telah menyiapkan rencana
alternatif itu dan akan terus melaporkan serta berkomunikasi dengan Menlu
terkait perkembangan situasi terakhir.
Evakuasi dan repatriasi
”Rencana kontingensi
(alternatif) itu sudah disiapkan dan tentunya implementasinya akan menyesuaikan
dengan perkembangan situasi. Menlu akan terus berkomunikasi dengan mereka.
Langkah kontingensi tentunya termasuk kemungkinan evakuasi dan repatriasi warga
negara Indonesia (WNI) di kedua negara itu,” ujar Michael.
Michael menyebutkan, pemerintah
punya banyak pengalaman terkait upaya evakuasi dan repatriasi WNI menyusul
kondisi darurat serupa yang pernah terjadi di sejumlah negara di Timur Tengah,
seperti Libya, Mesir, dan bahkan di Suriah, yang hingga kini masih berkonflik.
”Jadi, masalah itu bukan sesuatu
yang baru buat kami,” ujar Michael.
Berdasarkan data Kemlu RI,
jumlah WNI yang ada di kedua Korea masing-masing adalah 32.473 orang di Korsel
dan 28 orang di Korut. Sebanyak 30.000 orang di Korsel berstatus tenaga kerja
Indonesia, sementara sisanya adalah pelajar dan WNI yang menikah dengan warga
negara Korea.
Sementara dari 28 WNI di Korut,
26 orang di antaranya adalah diplomat beserta keluarganya. Sisanya, dua orang,
adalah pekerja di badan PBB yang ditempatkan di sana.
Konsentrasi terbesar WNI di
Korsel ada di kota Busan, yaitu sebanyak 15.000 orang. Kota Busan berada
sekitar 500 kilometer dari perbatasan kedua Korea.
Selain itu, WNI juga
terkonsentrasi di tiga kota, seperti Ansan (sekitar 60 kilometer dari
perbatasan), Incheon (sekitar 50 kilometer dari perbatasan), dan Uijongbu
(sekitar 30 kilometer dari perbatasan). Rata-rata populasi WNI di ketiga tempat
itu masing-masing 2.000 orang.
Sementara itu, meski Pemerintah
AS menanggapi serius ancaman-ancaman Korut dengan menggerakkan perangkat
perangnya, AS cenderung tidak terlalu mengkhawatirkan ancaman itu. Juru bicara
Gedung Putih, Jay Carney, kemarin, mengatakan, pihaknya tidak akan terkejut
seandainya Korut benar-benar meluncurkan rudalnya ke sasaran-sasaran AS.
Sangat familiar
Para petinggi militer AS
mengatakan, teriakan-teriakan mengancam dari Pyongyang muncul dengan pola yang
sudah sangat familiar.
Pekan lalu, Kim Jong Un
mengatakan, Korut akan menyerang Guam yang merupakan pangkalan militer AS di
Pasifik. Beberapa saat kemudian, kapal-kapal perang AS yang dilengkapi sistem
pertahanan antirudal Aegis bergerak ke sekitar Semenanjung Korea.
Kapal-kapal perang AS ini punya
kemampuan untuk melumpuhkan rudal Korut selagi masih melayang di udara.
Kapal-kapal perang AS, Korsel, dan Jepang yang berada di sekitar Semenanjung
semuanya sudah dilengkapi dengan sistem ini.
Lebih lanjut Carney mengatakan,
sudah pasti pihaknya tidak mengharapkan Korut benar-benar melaksanakan
ancamannya. Namun, kalaupun ada rudal meluncur dari Pyongyang, hal tersebut
sama sekali bukan sebuah kejutan. ”Kami telah melihat mereka meluncurkan rudal
sebelumnya,” ujar Carney.
Kepala Staf Gabungan Jenderal
Martin Dempsey mengatakan, ancaman nuklir Korut sangat ”sembrono”. Namun, dia
yakin langkah tersebut sesuai dengan pola panjang yang sudah berlangsung
beberapa dekade.
Meski begitu, Dempsey
menambahkan, situasi saat ini sangat tak bisa diprediksi. Ini karena AS relatif
tidak terlalu paham tentang Kim Jong Un, pemimpin muda Korut yang berkuasa setelah
kematian sang ayah, Desember 2011.
Sementara itu, sampai kemarin,
suasana kota Seoul tidak terlalu terpengaruh dengan tensi yang terus meninggi
di Semenanjung Korea. Pusat-pusat pertokoan masih penuh sesak, sopir taksi
mendendangkan lagu-lagu favoritnya, dan jalanan penuh manusia yang menikmati
udara hangat dan cerah musim semi.
Sumber : http://internasional.kompas.com/read/2013/04/07/06161960/KBRI.Telah.Siapkan.Langkah.Alternatif
1. Silahkan masukkan komentar
2. Berkomentar dengan kata-kata yang santun
3. Jangan menggunakan kata-kata kotor
4. Jika anda tidak suka dengan yang kami sajikan, lebih baik jangan di baca
5. Tinggalkan link web/blog anda agar admin bisa visit back
6. Jadilah pengunjung yang baik
7. Kami hanya memberikan informasi dari sumber-sumber yang bisa admin percaya.
8. Maaf jika ada salah satu artikel tidak ada sumbernya.
EmoticonEmoticon