Rumah
kontrakan tersebut diduga merupakan tempat para teroris jaringan Lampung
bersembunyi. Mereka diduga memiliki hubungan dengan teroris yang lebih
dahulu ditangkap di Kendal, Jawa Tengah dan Bandung dua hari terakhir.
Tim Densus 88 yang berjumlah 10 orang itu mendobrak sebuah kamar kontrakan tersebut sekitar pukul 14.00 siang. Namun, tim tidak mendapati seorangpun di sana. Diduga, informasi ini bocor, dan terduga teroris sudah melarikan diri.
"Kontrakan tersebut sebulan lalu disewa oleh seorang yang mengaku bernama Parjo. Ia mengaku sebagai tukang tambal aspal di daerah Bandar Lampung," kata Reni, pemilik kontrakan kepada wartawan.
Ia mengaku tidak tahu aktivitas di kontrakan tersebut. "Tapi beberapa hari kemudian, kontrakan tersebut disewa oleh seorang pria lagi. Lalu sekitar hampir sebulan, ada tujuh orang yang sering ke sana, termasuk seorang wanita," ucapnya.
Reni juga mengatakan para pria yang tinggal di sana kerap membawa tas ransel besar saat akan berangkat dan pulang kerja. "Ya setiap hari seperti biasa, berangkat pagi pulang sore, seperti orang kerja biasa," kata dia.
Eka, tetangga yang berada di depan kontrakan terduga teroris mengaku tidak banyak mengetahui aktivitas orang-orang yang mengontrak di sana. "Mereka jarang ngobrol, kalau pulang kerja langsung masuk dan tidak keluar lagi," ujar Eka.
Tim Densus 88 yang berjumlah 10 orang itu mendobrak sebuah kamar kontrakan tersebut sekitar pukul 14.00 siang. Namun, tim tidak mendapati seorangpun di sana. Diduga, informasi ini bocor, dan terduga teroris sudah melarikan diri.
"Kontrakan tersebut sebulan lalu disewa oleh seorang yang mengaku bernama Parjo. Ia mengaku sebagai tukang tambal aspal di daerah Bandar Lampung," kata Reni, pemilik kontrakan kepada wartawan.
Ia mengaku tidak tahu aktivitas di kontrakan tersebut. "Tapi beberapa hari kemudian, kontrakan tersebut disewa oleh seorang pria lagi. Lalu sekitar hampir sebulan, ada tujuh orang yang sering ke sana, termasuk seorang wanita," ucapnya.
Reni juga mengatakan para pria yang tinggal di sana kerap membawa tas ransel besar saat akan berangkat dan pulang kerja. "Ya setiap hari seperti biasa, berangkat pagi pulang sore, seperti orang kerja biasa," kata dia.
Eka, tetangga yang berada di depan kontrakan terduga teroris mengaku tidak banyak mengetahui aktivitas orang-orang yang mengontrak di sana. "Mereka jarang ngobrol, kalau pulang kerja langsung masuk dan tidak keluar lagi," ujar Eka.
Sumber :
http://nasional.news.viva.co.id/news/read/411902-densus-88-gerebek-rumah-teroris-di-lampung
1. Silahkan masukkan komentar
2. Berkomentar dengan kata-kata yang santun
3. Jangan menggunakan kata-kata kotor
4. Jika anda tidak suka dengan yang kami sajikan, lebih baik jangan di baca
5. Tinggalkan link web/blog anda agar admin bisa visit back
6. Jadilah pengunjung yang baik
7. Kami hanya memberikan informasi dari sumber-sumber yang bisa admin percaya.
8. Maaf jika ada salah satu artikel tidak ada sumbernya.
EmoticonEmoticon