Pemaksaan implementasi Kurikulum 2013 oleh pemerintah di tengah
alotnya persetujuan dari DPR, dinilai lebih karena pemerintah takut
kehilangan muka. Padahal, waktu dua bulan sebelum implementasi masih
banyak yang belum beres, termasuk soal persetujuan anggaran kurikulum
dari DPR dan Kementerian Keuangan.
Fahriza Tanjung, Wakil
Sekretrais Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (FGSI), mengatakan,
pelaksanaan sekolah yang bisa menerapkan kurikulum saja berubah-ubah.
"Soal anggaran pun, dari awal bermasalah. Anggaran terus berubah, apa
mungkin pemerintah tetap mengotot menerapkan Kurikulum 2013 pada Juli 2013 ini," kata Fahriza, Selasa (21/5/2013) di Jakarta.
Menurut
Fahriza, "kengototan" Mendikbud Mohammad Nuh menerapkan Kurikulum 2013
justru menunjukkan pemerintah lebih mementingkan proyek, takut
kehilangan muka, daripada kepentingan nasional. Kurikulum 2013
umpamanya, dipaksakan akan diterapkan pada 15 Juli 2013, padahal
rancangan Kurikulum 2013 belum dituliskan ke dalam format baik dokumen
negara maupun naskah budaya layaknya sebuah dokumen negara, sebagai
perangkat rujukan hukum negara. Dokumen Kurikulum 2013 tidak dapat
diakses publik melalui situs web Kemdikbud, bahkan para anggota Panja
Kurikulum DPR pun sulit mendapatkannya.
Presidium FSGI Guntur
Ismail mengatakan, para pendidik pun kebingungan karena gagasan inti
dalam rancangan Kurikulum 2013 belum tersampaikan dengan lugas, bahkan
dalam beberapa hal justru menunjukkan keraguan. Sejumlah istilah yang
tidak dikenal secara luas telah digunakan dalam rancangan Kurikulum 2013
sehingga menyebabkan kurikulum ini tidak mudah dipahami pada tataran
implementasi, utamanya apabila diterapkan oleh para pendidik di
lapangan.
"Sosialisasi Kurikulum 2013 hanya berisi jargon-jargon
yang disampaikan melalui powerpoint, tidak bicara pada tataran yang
lebih teknis yang dibutuhkan para guru. Bahkan banyak guru Jakarta saja
belum tahu tentang Kurikulum 2013 karena minimnya sosialisasi, apalagi
wilayah di luar Jawa," tutur Guntur.
Mendikbud yang menyatakan
penerapan Kurikulum 2013 ini bukan uji coba juga dipertanyakan.
"Bagaimana mungkin tidak dibilang uji coba, sementara telah terjadi
pengurangan yang begitu drastis, dari semula 132.000 sekolah menjadi
hanya 6.400-an; dari semula 20 juta siswa menjadi hanya 1.600 siswa.
Masa para profesor di Kemdikbud masih menganggap ini bukan sampel?
Kenapa harus malu dengan uji coba sehingga mengotot dengan penerapan," papar Guntur.
Sekretaris
Jenderal FSGI Retno Listyarti mengatakan, rancangan Kurikulum 2013
belum layak untuk dilaksanakan pada tahun ajaran 2013/2014. Diperlukan
kematangan konsep dan rancangan, serta kesiapan guru yang akan berperan
sebagai ujung tombak implementasi dari Kurikulum 2013.
"Guru dan
rendahnya mutu guru di Indonesia yang tidak siap mengimplementasikan
Kurikulum 2013. Karena di lapangan kami mendapatkan fakta bahwa guru
belum mengerti dan memahami Kurikulum 2013, sedangkan waktu untuk
rencana implementasi sangat pendek. Kami memandang waktu dua bulan
tidak realistis untuk melaksanakan kurikulum baru," kata Fahriza
Tanjung, Wakil Sekjen FSGI.
Penundaan pemberlakukan Kurikulum
2013, kata Retno, menjadi keniscayaan jika hal-hal di atas belum bisa
dilaksanakan. "Menunda guna melakukan dengan segera persiapan yang lebih
baik adalah jauh lebih berarti ketimbang kehilangan kesempatan merebut
peluang emas sebagai akibat menerapkan langkah-langkah pendidikan yang
belum dipersiapkan dengan amat baik," tegas Retno.
Sumber :
http://edukasi.kompas.com/read/2013/05/21/17222833/Soal.Kurikulum.2013.Pemerintah.Takut.Kehilangan.Muka
1. Silahkan masukkan komentar
2. Berkomentar dengan kata-kata yang santun
3. Jangan menggunakan kata-kata kotor
4. Jika anda tidak suka dengan yang kami sajikan, lebih baik jangan di baca
5. Tinggalkan link web/blog anda agar admin bisa visit back
6. Jadilah pengunjung yang baik
7. Kami hanya memberikan informasi dari sumber-sumber yang bisa admin percaya.
8. Maaf jika ada salah satu artikel tidak ada sumbernya.
EmoticonEmoticon