Ledakan besar di kawasan pegunungan Ural, Rusia, dipicu oleh benda yang diidentifikasi sebagai meteorit jatuh dari langit pada Jumat waktu setempat.
"Itu pasti bukan pesawat," kata salah seorang dari regu darurat tanpa menjelaskan lebih lanjut.
"Kami sedang mengumpulkan sejumlah informasi dan belum memperoleh data mengenai korban."
Tidak seorangpun yang terluka akibat hujan meteor itu. Penduduk setempat mengatakan mereka menyaksikan benda terbakar yang jatuh dari langit di daerah Chelyabinsk dan Sverdlovsk.
Seorang pewarta Reuters di Chelyabinsk melaporkan terjadi ledakan besar di pagi hari dan merasakan guncangan di dalam gedung 19 lantai di pusat kota.
Alarm mobil berbunyi dan suara guncangan jendela terdengar di dekat kawasan. Jaringan telepon seluler sempat terganggu untuk beberapa saat.
"Dugaan awal itu akibat hujan meteor. Kami memiliki informasi tentang ledakan di langit pada ketinggian 10 ribu meter dan itu sedang dalam proses verifikasi," kata seorang petugas darurat.
Jejak dari benda jatuh dapat dilihat dari kawasan Yekaterinburg, sekitar 200 kilometer sebelah utara Chelyabinsk, kata saksi mata yang lain.
Militer Rusia siap mengatasi ancaman benda antariksa
Pasukan Pertahanan Antariksa Rusia akan melakukan semua tindakan guna melindungi negeri itu dari potensi ancaman meteorit dan benda-benda antariksa lainnya.
Pasukan Pertahanan Antariksa telah menerima instruksi untuk menangani masalah tersebut dan memiliki rencana untuk melindungi Rusia dari penjelajah antariksa tersebut, kata Komandan Penerbangan Militer Wilayah Barat Jenderal Igor Makushev kepada wartawan di Kota Voronezh, Rusia tengah.
Makushev mengunjungi Voronezh untuk memeriksa salah satu pangkalan udara yang berada di wilayah itu, kata media Rusia sebagaimana dilaporkan Xinhua.
Ia mengeluarkan pernyataan tersebut, menyusul satu konferensi ilmiah di Moskow yang membahas serangan meteorit pada Jumat (15/2) di beberapa kota besar di Pegunungan Ural.
Sebanyak 1.200 orang cedera akibat ledakan meteorit itu dan menghancurkan kaca-kaca.
Lidia Rykhlova, ilmuwan antariksa di Akademi Sains Rusia, Senin, mengatakan untuk membangun penlindung anti-meteorit dibutuhkan dana sebanyak dua miliar dolar AS.
Ia menyatakan rancangan program federal untuk menciptakan pelindung anti-meteor telah disetujui oleh Lembaga Antariksa Rusia, Roscosmos, dan diajukan kepada Wakil Perdana Menteri Dmitry Rogozin.
Militer Rusia akan kembangkan pertahanan antimeteor
Angkatan Pertahanan Udara Rusia akan mengembangkan serangkaian tindakan yang bertujuan melindungi tanah Rusia dari jatuhan meteorit dan benda ruang angkasa lainnya yang berbahaya, kata Komandan Distrik Penerbangan Militer Barat Mayjen Igor Makushev, Rabu.
"Angkatan Pertahanan Utara telah diperintahkan untuk menangani masalah ini dan tampil dengan rencana untuk melindungi Rusia dari para wisatawan ruang angkasa," kata Makushev.
Pengumuman ini muncul beberapa hari setelah meteorit memasuki atmosfer bumi yang terdeteksi oleh sarana pemantau ruang angkasa dan menghantam wilayah Ural, Rusia, pada Jumat.
Jatuhan meteor tersebut menimbulkan ledakan besar yang meniup ribuan jendela dan merusak banyak bangunan di sekitar kota Chelyabinsk, serta melukai 1.200 orang di daerah tersebut.
Menurut Departemen Kesehatan, 52 orang dirawat di rumah sakit.
NASA memperkirakan meteorit itu kira-kira berdiameter 50 kaki (15 meter) ketika memasuki atmosfer bumi, melesat lebih cepat dari kecepatan suara, dan meledak menjadi bola api lebih cerah daripada matahari.
"Tidak ada sistem yang ada, baik Rusia maupun Amerika, yang mendeteksi benda antariksa ini sampai memasuki atmosfer," kata Direktur Institut Astronomi dari Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia Boris Shustov, Rabu.
Ilmuwan itu mengatakan tidak mungkin untuk menemukan meteorit, seperti itu datang dari arah Matahari, sedangkan radar yang ditetapkan untuk mendeteksi benda terbang dalam rentang kecepatan yang telah ditentukan.
Shustov mengatakan para ilmuwan Rusia memperkirakan energi yang dilepaskan pada saat ledakan setara kurang dari 500 kiloton.
Dia juga mengatakan para astronom telah menemukan dan katalog hanya dua persen dari benda angkasa yang berpotensi berbahaya dengan ukuran sekitar 50 meter, yang mampu menyebabkan bencana lebih buruk daripada Bencana Tunguska.
"Ini adalah tanda ketidaktahuan kita, karena kita harus mampu memantau sekitar setidaknya 90 persen jika tidak semua benda yang ada," kata Shustov dikutip RIA Novosti.
Sumber : Antara
1. Silahkan masukkan komentar
2. Berkomentar dengan kata-kata yang santun
3. Jangan menggunakan kata-kata kotor
4. Jika anda tidak suka dengan yang kami sajikan, lebih baik jangan di baca
5. Tinggalkan link web/blog anda agar admin bisa visit back
6. Jadilah pengunjung yang baik
7. Kami hanya memberikan informasi dari sumber-sumber yang bisa admin percaya.
8. Maaf jika ada salah satu artikel tidak ada sumbernya.
EmoticonEmoticon