Rabu, 23 Oktober 2013

TNI dan Kepolisian Indonesia harus jadi teladan

Komisaris Jenderal Polisi Sutarman, Kepala Kepolisian Indonesia terpilih, menyatakan, aparatur negara di antaranya TNI dan Kepolisian Indonesia aparatur negara yang harus menjadi teladan bagi masryarakat.

"Kami ini harus jadi teladan, jangan yang berantem," kata Sutarman, di Gedung Parlemen, Jakarta, Selasa petang, seusai penetapan posisi barunya itu.

Sutarman menyatakan itu saat disinggung gesekan di antara personel TNI dengan Kepolisian Indonesia. Yang terakhir adalah perkelahian antara personel Brigade Mobil Kepolisian Indonesia dan TNI AD di Diskotik Venus, Depok, beberapa malam lalu.

"Kalau ada gesekan, itu sebenarnya bukan TNI dengan polisi, itu kan soal anak-anak yang bertemu di lapangan. Bukan soal institusi," tegas dia. Dia istilahkan anggota-anggotanya sebagai "anak-anak".

Perihal perseteruan anggotanya dengan personel TNI, Sutarman menegaskan dia akan menindak tegas oknum polisi yang berseteru, dan memberikan sanksi yang sesuai.

Sebagai kepala Kepolisian Indonesia terpilih, Sutarman memaparkan cara yang bisa digunakan untuk mendamaikan dua anggota yang bergesekan itu.

"Pertama kami akan adakan latihan atau olahraga bersama, ke depan mungkin ada pendidikan bersama, intinya kebersamaan," kata Sutarman. Olahraga bersama ini sebetulnya sudah dilaksanakan sejak 1999 mengikuti reformasi. 

Demikian juga tentang pendidikan atau latihan, di antaranya pelatihan bersama TNI dan Kepolisian Indonesia mengatasi kerusuhan massa.

"Penting karena dibutuhkan satu ikatan antara TNI dan Kepolisian Indonesia; sebagai aparatur penegak hukum yang harus menjaga negara," kata dia.

Kepolisian Indonesia dan KPK perlu bersinergi

Kepala Kepolisian Indonesia terpilih, Komisaris Jenderal Polisi Sutarman, menyatakan, Kepolisian Indonesia dan Komisi Pemberantasan Korupsi perlu bersinergi dalam memberantas korupsi di Indonesia.

"Kita harus bersinergi bersama-sama bagaimana caranya memberantas kejahatan ini. Kejahatan korupsi ini 'khan sudah luar biasa," kata dia, di Gedung Parlemen, Jakarta, Selasa petang. 

Kepala Kepolisian Indonesia terpilih, Komisaris Jenderal Polisi Sutarman (kanan), memberi hormat kepada sidang DPR di samping Wakil Ketua DPR, Priyo Budi Santoso, di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (22/10). Sidang Paripurna DPR menyetujui dan menetapkan Sutarman menjadi pengganti Jenderal Polisi Timur Pradopo yang memasuki masa pensiun. 
Sidang DPR petang hari ini menyetujui dia menjadi pengganti Jenderal Polisi Timur Pradopo di puncak kepemimpinan Kepolisian Indonesia. 

Sutarman menyatakan cara untuk memberantas korupsi perlu ditangani bersama. "Kemudian yang sudah tertangkap ini memberikan prevensi kepada yang lain untuk tidak korupsi," kata Sutarman.

Hal itu disampaikan Sutarman ketika disinggung perihal wacana pembentukan Detasemen Khusus Anti Korupsi yang disebut-sebut bisa mengkerdilkan KPK.

Sutarman menyatakan, hal itu tidak benar karena setiap institusi yang berjuang memberantas korupsi seharusnya justru saling menguatkan.

"Penguatan anggota meningkatkan profesionalisme kemampuan untuk pengungkapan perkara-perkara yang ada, harus segera kita lakukan," ujar Sutarman.

Dia kemudian mengemukakan, saat ini penguatan internal dalam institusi terkait hal lebih penting untuk segera dilakukan.

Sementara untuk kelembagaan seperti Detasemen Khusus Anti Korupsi itu, dia menjelaskan, hal itu tidak hanya dalam institusi Kepolisian Indonesia sendiri, namun juga akan terkait dengan institusi lain seperti beberapa kementerian terkait.

"Tapi penguatan dalam bentuk latihan, penambahan jumlah personil, peralatan dan sebagainya itu sudah pasti harus dilakukan. Kalau untuk Densus itu wadahnya kan sudah ada," kata dia.

Sumber : Antara

Artikel Terkait

1. Silahkan masukkan komentar
2. Berkomentar dengan kata-kata yang santun
3. Jangan menggunakan kata-kata kotor
4. Jika anda tidak suka dengan yang kami sajikan, lebih baik jangan di baca
5. Tinggalkan link web/blog anda agar admin bisa visit back
6. Jadilah pengunjung yang baik
7. Kami hanya memberikan informasi dari sumber-sumber yang bisa admin percaya.
8. Maaf jika ada salah satu artikel tidak ada sumbernya.
EmoticonEmoticon