Senin, 29 Juli 2013

Cerita Dita mengais rezeki dari limbah pabrik besi di Pegangsaan

pekerja limbah pabrik besi.
Di tengah pembuangan limbah pabrik besi, masih ada secercah harapan untuk bisa mengais rezeki. Potongan atau sisa-sisa cetakan besi yang terbuang biasanya diburu oleh para pekerja dan biasa disebut lelehan.

Di Jalan Raya Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara memang berderet pabrik besi. Puluhan wanita sudah berkumpul sambil membawa palu dan karung. Sebuah lapak limbah besi berukuran 50x50 meter sudah tersedia ribuan kilo limbah lelehan besi yang menumpuk siap dikerjakan para pekerja.

Salah satu pekerjanya, pasangan suami istri, Lodi (30) dan Dita (25). Mereka mengaku sudah dua tahun menjadi pekerja lelehan. Biasanya pabrik percetakan besi menyisakan limbah yang berbentuk besi kecil-kecil.

"Kalau kita sudah hampir dua tahun kerjain lelehan. Jadi besi limbahan yang dari pabrik besi banyak yang masih terbuang, kita sortir sama bersihin antara batu sama besi," kata Lodi saat berbincang dengan merdeka.com, di lapak limbah besi, Jalan Raya Pegangsaan Dua, Jakarta Utara, Rabu (3/7).

Istrinya, Dita bertugas sebagai penyortir antara batu dan besi. Sedangkan Lodi sebagai pembersih batu yang menempel di lelehan besi tersebut.

"Yah kalau sehari maksimal bisa 20 kilo, itu lagi ramai, tapi kalau sepi 5 kilo lah, enggak tentu soalnya, semua tergantung sama bos lapaknya," ujar Dita.

Untuk sekilo lelehan, biasanya bos lapak besi menghargai sebesar Rp 200 sampai Rp 500. Harganya juga tak menentu, semuanya sesuai kebutuhan bos lapak dengan pabrik besi yang menampung limbah besi tersebut.

"Kadang kalau pengepulnya lagi mintanya banyak bisa gopek paling mahal. Lelehannya kirim ke pabrik besi Surabaya," beber pria asal Maluku Tenggara itu.

Menurut Dita, pekerjaan lelehan sudah biasa digeluti oleh puluhan pekerja yang biasa ibu-ibu, apalagi di kawasannya berdiri belasan pabrik besi. Walaupun hasilnya tak seberapa, namun cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya.

"Yah sehari enggak seberapa dapatnya, tapi lumayan buat nambah-nambah dapur ngebul," ujar Dita sambil tertawa.

Artikel Terkait

1. Silahkan masukkan komentar
2. Berkomentar dengan kata-kata yang santun
3. Jangan menggunakan kata-kata kotor
4. Jika anda tidak suka dengan yang kami sajikan, lebih baik jangan di baca
5. Tinggalkan link web/blog anda agar admin bisa visit back
6. Jadilah pengunjung yang baik
7. Kami hanya memberikan informasi dari sumber-sumber yang bisa admin percaya.
8. Maaf jika ada salah satu artikel tidak ada sumbernya.
EmoticonEmoticon