Sekitar 1.150 orang anak di tujuh kecamatan dalam Kota Lubuk Linggau,
Sumatera Selatan, putus sekolah dan tidak mengenyam pendidikan akibat
keluarga kurang mampu. Jumlah anak putus sekolah didapat dari hasil
pendataan satuan tugas (satgas) pendidikan yang disebar pada delapan
kecamatan di wilayah itu.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Lubuk Linggau H Abdullah Matjik mengatakan, saat ini baru hasil pendataan tujuh kecamatan dan satu kecamatan lagi belum melaporkan hasil pendataan anak putus sekolah tersebut. Bila semua kecamatan sudah menyampaikan data anak putus sekolah, maka akan dilaporkan ke Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Lubuk Linggau untuk ditindaklanjuti bersama wali kota guna mencarikan solusinya.
Lebih dari seribu anak putus sekolah itu berasal dari keluarga ekonomi tak mampu, sehingga untuk bersekolah atau meneruskan pendidikannya tidak memiliki biaya.
Mereka rata-rata putus sekolah sejak satu dua tahun lalu, sehingga masih berpeluang untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya. Berdasarkan hasil pendataan itu dari tujuh kecamatan satu di antaranya terbanyak anak putus sekolahnya yaitu kecamatan Lubuk Linggau Selatan, selebihnya hampir merata.
Nantinya para satgas akan kembali menanyakan kepada orang tua dan anak tersebut apa masih berminat untuk bersekolah karena pemerintah kota Lubuk Linggau akan mencarikan jalan keluar masalah biaya sekolahnya, ujarnya.
Wali Kota Lubuk Linggau SN Prana Putra Sohe bertekad seluruh anak putus sekolah di wilayah itu akan dibiayai pemerintah daerah hingga perguruan tinggi.
"Kami akan membangun sumber daya manusia dari bawah, sedangkan biayanya dianggarkan melalui APBD, sehingga anak-anak itu bisa sekolah gratis," ujar Prana seperti dikutip dari Antara, Sabtu (27/7).
Kondisi ini sungguh ironis bila dibandingkan dengan gaji anggota DPR kita yang fantastis. Perbulannya anggota DPR bisa mengantongi sekitar Rp 46 juta lebih. Bahkan Independent Parliamentary Standards Authority (Ipsa) dan Dana Moneter Internasional (IMF) melansir bahwa gaji anggota DPR Indonesia terbesar ke-empat di dunia setelah Nigeria, Kenya dan Ghana.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Lubuk Linggau H Abdullah Matjik mengatakan, saat ini baru hasil pendataan tujuh kecamatan dan satu kecamatan lagi belum melaporkan hasil pendataan anak putus sekolah tersebut. Bila semua kecamatan sudah menyampaikan data anak putus sekolah, maka akan dilaporkan ke Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Lubuk Linggau untuk ditindaklanjuti bersama wali kota guna mencarikan solusinya.
Lebih dari seribu anak putus sekolah itu berasal dari keluarga ekonomi tak mampu, sehingga untuk bersekolah atau meneruskan pendidikannya tidak memiliki biaya.
Mereka rata-rata putus sekolah sejak satu dua tahun lalu, sehingga masih berpeluang untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya. Berdasarkan hasil pendataan itu dari tujuh kecamatan satu di antaranya terbanyak anak putus sekolahnya yaitu kecamatan Lubuk Linggau Selatan, selebihnya hampir merata.
Nantinya para satgas akan kembali menanyakan kepada orang tua dan anak tersebut apa masih berminat untuk bersekolah karena pemerintah kota Lubuk Linggau akan mencarikan jalan keluar masalah biaya sekolahnya, ujarnya.
Wali Kota Lubuk Linggau SN Prana Putra Sohe bertekad seluruh anak putus sekolah di wilayah itu akan dibiayai pemerintah daerah hingga perguruan tinggi.
"Kami akan membangun sumber daya manusia dari bawah, sedangkan biayanya dianggarkan melalui APBD, sehingga anak-anak itu bisa sekolah gratis," ujar Prana seperti dikutip dari Antara, Sabtu (27/7).
Kondisi ini sungguh ironis bila dibandingkan dengan gaji anggota DPR kita yang fantastis. Perbulannya anggota DPR bisa mengantongi sekitar Rp 46 juta lebih. Bahkan Independent Parliamentary Standards Authority (Ipsa) dan Dana Moneter Internasional (IMF) melansir bahwa gaji anggota DPR Indonesia terbesar ke-empat di dunia setelah Nigeria, Kenya dan Ghana.
No | Nama negara | Pendapatan per kapita penduduk (USD) | Rasio gaji DPR dan pendapatan per kapita | Nilai gaji DPR (USD) |
1 | Nigeria | 1.631 | 116 | 189.500 |
2 | Kenya | 977 | 76 | 74.500 |
3 | Ghana | 1.562 | 30 | 46.500 |
4 | Indonesia | 3.910 | 17 | 65.800 |
5 | Afrika Selatan | 7.507 | 14 | 104.000 |
6 | Brasil | 12.079 | 13 | 157.600 |
7 | Thailand | 5.678 | 8 | 43.800 |
8 | India | 1.492 | 8 | 11.200 |
9 | Italia | 33.115 | 5 | 182.000 |
10 | Banglades | 850 | 5 | 4.000 |
11 | Israel | 31.296 | 4 | 114.800 |
12 | Hong Kong | 36.667 | 4 | 130.700 |
13 | Amerika Serikat | 49.922 | 3 | 174.000 |
14 | Jepang | 46.736 | 3 | 149.700 |
15 | Singapura | 51.162 | 3 | 154.000 |
16 | Australia | 67.723 | 3 | 201.200 |
17 | Kanada | 52.232 | 3 | 154.000 |
18 | Selandia Baru | 38,222 | 3 | 112.500 |
19 | Jerman | 41.513 | 3 | 119.500 |
20 | Irlandia | 45.888 | 3 | 120.400 |
21 | Inggris | 38.589 | 3 | 105.400 |
22 | Pakistan | 1.296 | 3 | 3.500 |
23 | Saudi Arabia | 25.085 | 3 | 64.000 |
24 | Malaysia | 10.304 | 2 | 25.300 |
25 | Prancis | 41.141 | 2 | 85.900 |
26 | Swedia | 55.158 | 2 | 99.300 |
27 | Sri Lanka | 2.873 | 2 | 5.100 |
28 | Spanyol | 29.289 | 1 | 43.900 |
1. Silahkan masukkan komentar
2. Berkomentar dengan kata-kata yang santun
3. Jangan menggunakan kata-kata kotor
4. Jika anda tidak suka dengan yang kami sajikan, lebih baik jangan di baca
5. Tinggalkan link web/blog anda agar admin bisa visit back
6. Jadilah pengunjung yang baik
7. Kami hanya memberikan informasi dari sumber-sumber yang bisa admin percaya.
8. Maaf jika ada salah satu artikel tidak ada sumbernya.
EmoticonEmoticon