Daerah Kediri menyimpan banyak jejak sejarah, namun jarang sekali
diceritakan dalam bangku sekolah. Salah satunya di Desa Kandat Kecamatan
Kandat, Kabupaten Kediri-Jawa Timur, tepatnya di Jl Glinding, maka kita
akan disuguhi peninggalan kereta antik Bupati Kediri, Djojohadiningrat
(estimasi tahun 1850-1890,red) yang kini masih tersimpan utuh.
Kereta sang bupati berbentuk prahu yang terbuat dari bahan kayu jati
itu menyimpan banyak sejarah, salah satunya ketika sang Bupati Kediri
ditangkap Belanda dan diasingkan ke Manado-Sulawesi Utara karena
dianggap makar. Hingga akhirnya sang bupati diasingkan ke Manado sampai
meninggal. Perjuangan itu membuatnya mendapat julukan "Kanjeng Manado".
Sayang, kereta peninggalan itu hanya dirawat penduduk desa setempat
tanpa campur tangan Pemkab Kediri. Dan kereta peninggalan kereta sang
bupati yang mendapat julukan Mbah Gleyor itu dibiarkan dalam bangunan
joglo terbuka dengan pagar besi yang dibangun oleh keturunannya.
Usianya hampir 150 tahun sejak dibuat, kereta dari bahan kayu jati
yang memiliki panjang kurang lebih 7 meter dan 2 meter dan berbentuk
amphibi (bisa menjadi kereta dan bisa menjadi perahu ini) tergolok masih
awet dan kuat.
Hj. Musiswatin (63), tokoh sejarah desa setempat menuturkan
berdasarkan keterangan orang yang merawat kali pertama yakni Mbah Matal
(alm), bahwa semenjak ditinggal dan ditangkap Belanda, Sang Bupati
meninggalkan keretanya di pekarangan rumahnya di Jl. Watu Gede.
Namun pada tahun 1949 nan, menurut Hj, Muniswatin sesuai keterangan
Mbah Matal sang juru kunci dan sekaligus keturunan sang adipati ada
wangsit untuk memindahkan kereta itu ke gang sebelah dari tempat kali
pertama kereta itu berada persis saat ditangkap Belanda.
"Kereta itu tak bisa jalan dan ditarik dengan bantuan masyarakat
setempat saat dipindahkan. Ia hanya mau ditarik oleh dua kerbau jantan
dan dan didorong oleh Mbah Matal dan Istrinya. Keanehan itu yang
pertama, keanehan kedua bekas tanah yang dilewati kereta itu tak bisa
tumbuh rumput," kata Muniswatin pada merdeka.com.
Masih menurut Muniswatin, kuncen kali pertama kereta ini sebelum Mbah
Matal, adalah Mbah Nala, dia sopir kereta sang adipati yang makamnya
juga di Desa Kandat.
"Dulu wilayah ini adalah hutan, dan Mbah Nala adalah orang yang kali
pertama babad alas. Dia pula yang member nama desa ini dengan nama
"Kandeg" (berhenti, red). Toponomi pemberian nama ini berdasarkan
berhentinya kereta sang Adipati. Lambat laun nama Kandeg ini menjadi
Kandat, sebuah nama desa dan kecamatan yang ada di Kabupaten Kediri,"
tambahnya.
Diasingkan karena difitnah membunuh administratur pabrik gula
Apa yang menyebabkan Sang Adipati Djojohadiningrat ditangkap Belanda dan diasingkan ke Manado?
Berdasarkan cerita tutur yang berkembang, sang adipati ini telah
difitnah Belanda dituduh membunuh administrator pabrik gula di Kediri.
Pasca perang Jawa tahun1830, Belanda memang menjadikan Kediri sebagai
pertahanan utamanya. Selain membangun infrastruktur besar-besaran
antara lain benteng Belanda, Kantor Residen, tiga pabrik gula, Belanda
juga membangun jembatan besi pertama di Jawa (jembatan lama Kediri, 18
Maret 1869) yang menghubungkan antara Madiun-Surabaya.
"Dia difitnah oleh Belanda, dituduh sebagai dalang pembunuh
administrator pabrik gula. Tidak jelas pabrik gula mana, apakah
Pesantren, Mritjan ataukah Ngadiredjo. Sebab di Kediri ada tiga pabrik
gula yang dibangun di masa-masa itu dan sampai sekarang tetap
berfungsi," tambah Hj Muniswatin yang juga aktivis sejak usia 15 tahun
ini pada.
Cerita heroik dan bukti sejarah itu kini hanya menjadi cerita dan
tidak banyak yang tau apa dibalik makna kereta sang bupati yang tak lagi
bisa bicara.
1. Silahkan masukkan komentar
2. Berkomentar dengan kata-kata yang santun
3. Jangan menggunakan kata-kata kotor
4. Jika anda tidak suka dengan yang kami sajikan, lebih baik jangan di baca
5. Tinggalkan link web/blog anda agar admin bisa visit back
6. Jadilah pengunjung yang baik
7. Kami hanya memberikan informasi dari sumber-sumber yang bisa admin percaya.
8. Maaf jika ada salah satu artikel tidak ada sumbernya.
EmoticonEmoticon