Jumat, 11 Oktober 2013

Lagi, Jet Tempur F-5E Korsel Jatuh

Jet tempur F-5E buatan perusahaan pesawat Amerika. Boeing
Satu pesawat jet tempur jenis F-5E Angkatan Udara Korea Selatan jatuh di kawasan pegunungan di wilayah Jeungpyeong, Korea Selatan, Kamis (26/9/2013). Pesawat ini dilaporkan jatuh dalam sesi latihan rutin.

Dikutip dari kantor berita Korsel Yonhap, Sabtu (28/9/2013), kecelakaan dalam latihan rutin di wilayah yang berjarak sekitar 137 kilometer dari Seoul itu tak sampai memakan korban jiwa. Sang pilot yang hanya diidentifikasi sebagai Kapten AU Korsel bernama Lee (32) bisa menyelamatkan diri dengan menggunakan kursi pelontar.

Dalam pernyataan tertulis dari Angkatan Udara (AU) Korsel disebutkan, pesawat berusia tua itu tak dapat dikendalikan sesaat setelah lepas landas sekitar pukul 10.48 waktu setempat. Pesawat jatuh tak lama sesudahnya, dengan ledakan keras terdengar satu jam sesudah pesawat jatuh.

Otoritas terkait dilaporkan langsung menjalankan penyelidikan dan menutup kawasan seputar lokasi jatuhnya pesawat untuk menghindari ledakan lanjutan. Jet tempur yang jatuh ini diketahui telah beroperasi sejak 1978 dan menjalankan 6.610 jam terbang.

AU Korsel dalam pernyataannya mengatakan, mereka sudah berencana "memensiunkan" 220 jet jenis itu pada 2017. Korea Selatan menggunakan beberapa varian jet tempur F-5 di skuadron pesawat tempurnya, mulai dari F-5 dengan varian A, B, E, dan F, yang kemudian pada 2002 diperkuat 60 jet tempur F-15K buatan perusahaan pesawat Boeing.

Sebelumnya, kecelakaan serupa yang melibatkan tiga jet tempur F-5 terjadi pada 2010 di Provinsi Gangwon. Lima pilot tewas dalam kecelakaan itu.

Sementara itu, pada awal pekan ini, seperti diberitakan The Korea Times dan The Korea Herald, Pemerintah Korea Selatan melalui Badan Administrasi Program Pembelian Pertahanan (DAPA) telah membatalkan rencana pembelian jet tempur F-15 Silent Eagle. Semula, paket pembelian senilai 7,7 miliar dollar AS tersebut dilakukan untuk mengganti seluruh skuadron jet tempur tua Korea Selatan, pada kurun 2017 sampai 2021.

Selain Boeing, dua produsen jet tempur mengikuti tender pengadaan yang kemudian dibatalkan itu, tetapi gagal karena harganya melampaui pagu anggaran. Dua peserta tender yang gagal itu adalah Lockheed Martin dengan jet tempur F-35A dan perusahaan European Aeronautic Defense and Space dengan Eurofighter Typhoon. 

China Larang Ekspor Produk Teknologi ke Korut


Pemerintah China merilis daftar teknologi dan komoditas barang yang tak boleh diekspor ke Korea Utara karena bisa digunakan untuk mengembangkan senjata nuklir, kimia, dan biologi. Demikian penjelasan Kementerian Perdagangan China, Senin (23/9/2013).

China dan sejumlah anggota PBB di masa lalu menolak untuk membeberkan daftar komoditas yang tak bisa diekspor ke Korea Utara.

Keengganan ini membuat tugas tim pengawas PBB kesulitan menjalankan tugasnya untuk mengetahui apakah Beijing benar-benar ikut menjalankan sanksi terhadap Korea Utara.

"Ini berarti China masih sejalan dengan resolusi Dewan Keamanan PBB," kata Zhang Liangui, pakar Korea Utara dari Pusat Pendidikan Partai Komunis China.

"Sejujurnya sejak Korea Utara menggelar uji coba nuklir ketiganya pada Februari lalu, China sudah menyesuaikan kebijakan terkait Korea Utara, termasuk melarang ekspor benda-benda berbahaya," tambah Liangui.

Daftar komoditas yang tak boleh diekspor ke China itu dicantumkan dalam sebuah laporan setebal 236 halaman.

Dalam daftar itu, China menyebut sederet produk yang disebut sebagai "teknologi penggunaan ganda" yang berarti produk itu bisa digunakan untuk keperluan sipil atau militer.

"Produk-produk 'teknologi ganda' dalam daftar ini tak bisa diekspor ke Korea Utara karena bisa digunakan untuk mengembangkan senjata pemusnah massal," demikian pernyataan resmi Kementerian Perdagangan China.

China dalah satu-satunya sekutu utama Korea Utara, namun negeri itu mengkritik uji coba nuklir Korea Utara pada Februari lalu.

China juga merasa frustrasi dengan berbagai ancaman Korea Utara terhadap pihak Selatan dan Amerika Serikat setelah negeri itu dijerat sanksi baru DK PBB.

Artikel Terkait

1. Silahkan masukkan komentar
2. Berkomentar dengan kata-kata yang santun
3. Jangan menggunakan kata-kata kotor
4. Jika anda tidak suka dengan yang kami sajikan, lebih baik jangan di baca
5. Tinggalkan link web/blog anda agar admin bisa visit back
6. Jadilah pengunjung yang baik
7. Kami hanya memberikan informasi dari sumber-sumber yang bisa admin percaya.
8. Maaf jika ada salah satu artikel tidak ada sumbernya.
EmoticonEmoticon