Kamis, 24 Oktober 2013

OTT, musuh atau teman operator?

Layanan telekomunikasi berbasis internet, atau dikenal dengan over the top (OTT) bisa menjadi ancaman, tetapi juga bisa jadi layanan pendukung operator telekomunikasi.

Menurut akademisi dari China, Profesor Xiaofeng Tao, pendapatan operator dari layanan SMS dan MMS akan menurun hingga USD 13 miliar pada 2017 dibandingkan dengan 2012.

"Hal ini sudah mulai terlihat pada kuartal I-III 2013 bahwa operator mengalami penurunan pendapatan sekitar 1,9 persen dibandingkan dengan periode yang sama 2012," ujarnya dalam Workshop mengenai 'Could OTT Enterprises and Telcom Operators be Win-Win?' di ajang Internet Governance Forum (IGF) 2013, Kamis (24/10).

Tao menuturkan alasan penurunan SMS atau MMS karena saat ini mobile phone lebih banyak digunakan untuk mobile internet.

Ilustrasi layanan Over the Top (OTT).
Untuk itu, terdapat skenario agar operator dan OTT bisa bekerja sama saling menguntungkan. Salah satu skenario yang diungkapkan Tao adalah bundling layanan antara penyedia layanan OTT dan operator.

"Saat ini Telefonica sudah bekerja sama dengan Facebook, Google, Microsoft, dan RIM dalam mengembangkan layanan berbayar," katanya.

Operator, tambah Tao, perlu mengadopsi desain sistemnya untuk keperluan layanan OTT dan operator dapat membantu menyebarkan layanan OTT ke pelanggan dan menarik bayaran darinya.

Kasus persaingan yang tajam antara OTT dan operator tercermin di Korea Selatan, yang mana keduanya sama-sama berkembang pesat.

Menurut Jihwan Park, Lawyer dari Korsel, di Korsel operator tak mau bekerja sama dengan OTT, bahkan memblokir semua layanan messaging berbasis WiFi.

Kemudian untuk melawan OTT, operator bekerja sama meluncurkan layanan bernama Joyn. Dalam Joyn, pengguna bisa saling sharing file dan sharing video pada video calling namun lewat jaringan 3G atau 4G. Operator yang bekerja sama merupakan operator besar, yaitu KT, SKT, dan LGT.

Selanjutnya, operator membuat layanan bernama Volte atau voice call, voice calling over LTE atau 4G network, ekuivalen dengan layanan mVoIP yang hanya bisa untuk pengguna dalam satu operator.

Jihwan menilai operator seharusnya tidak diskriminasi pada layanannya, dan mengizinkan pengguna untuk memilih antara Joyn atau Volte dengan layanan berbasis VoIP seperti Skype, KakaoTalk, Line, dan lainnya.

Sumber : Merdeka

Artikel Terkait

1. Silahkan masukkan komentar
2. Berkomentar dengan kata-kata yang santun
3. Jangan menggunakan kata-kata kotor
4. Jika anda tidak suka dengan yang kami sajikan, lebih baik jangan di baca
5. Tinggalkan link web/blog anda agar admin bisa visit back
6. Jadilah pengunjung yang baik
7. Kami hanya memberikan informasi dari sumber-sumber yang bisa admin percaya.
8. Maaf jika ada salah satu artikel tidak ada sumbernya.
EmoticonEmoticon