Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian terus mendorong
pengusaha menerapkan standar mutu SNI di produk barang maupun jasa
mereka. Penerapan pilar standarisasi ini ditopang oleh kekuatan dua
elemen yaitu pengembangan dan penerapan.
Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan, dari sekitar 7.700
sertifikasi SNI yang telah dikeluarkan, belum semua diterapkan atau
dimanfaatkan oleh para pemangku kepentingan.
"Bahkan fakta yang ada sertifikasi SNI produk sebagai elemen utama
penerapan SNI masih didominasi oleh SNI yang diberlakukan secara wajib
oleh Kementerian Non Teknis," ucap Hidayat dalam pidatonya di SNI Award,
JCC, Senayan, Jakarta, Jumat (18/10).
Ini membuktikan penerapan SNI oleh pelaku usaha masih cenderung
didorong oleh pemberlakuan regulasi teknis, bukan kesadaran mereka untuk
secara sukarela menerapkan SNI.
"Untuk meningkatkan ini, kita melakukan berbagai program dan kegiatan
mendorong peningkatan SNI, baik oleh dunia usaha bergerak di bidang
barang maupun jasa. Salah satunya bentuk kegiatan penyediaan insentif
terutama peningkatan kompetensi SDM," katanya.
Untuk meningkatkan kesadaran standar mutu, pemerintah melalui Badan
Standarisasi Nasional juga memberikan stimulasi kepada dunia usaha
melalui pemberian penghargaan bagi perusahaan atau organisasi yang
mempunyai komitmen konsisten menerapkan SNI.
"Saya harap SNI Award menjadi pemicu perusahaan atau organisasi yang
lainnya untuk mengikuti jejak pionir penerima SNI Award," tutupnya.
![]() |
SNI. |
Standar mutu Indonesia diklaim sejajar Malaysia
Badan Standarisasi Indonesia (BSN) terus mendorong
perusahaan-perusahaan nasional untuk meningkatkan standar mutunya. Tidak
hanya standar mutu produk barang, standar jasa pelayanan juga terus
dikejar agar terus ditingkatkan.
Kepala BSN Bambang Prasetya mengklaim, saat ini standar mutu
Indonesia sudah sejajar dengan Malaysia, Thailand dan Filipina. Namun,
Indonesia masih ketinggalan dari Australia.
"Penerapan (standar mutu) kita melihat selaras dengan Thailand,
Singapura kita sudah standar ISO, kita agak imbang dengan negara
tersebut. Tapi masalah standar mutu jasa kita masih di bawah Singapura,"
ucap Bambang di JCC, Jakarta, Jumat (18/10).
Bambang meminta perusahaan di Indonesia tidak berhenti mengembangkan
standar mutu. Walaupun saat ini posisi standar mutu Indonesia cukup baik
di tingkat ASEAN, tapi masih harus terus ditingkatkan.
"Barang kita harus tingkatkan lagi. Tapi sekarang sudah bagus mulai
dari ban, kaca pengaman kita relatif tinggi standar mutunya. Mie instan
juga standar mutu kita diakui internasional," katanya.
Malam ini, BSN akan menganugerahi beberapa perusahaan yang nyata
meningkatkan standar mutu mereka. BSN menyeleksi 180 perusahaan dari 15
provinsi yang dibagi dalam 10 kategori.
"Antusias perusahaan ikut luar biasa. Mereka peduli terhadap standar
mutu. Secara umum standar mutu sudah bagus, khususnya perusahaan
menengah dan kelas besar," tutupnya.
Sumber : Merdeka.com
1. Silahkan masukkan komentar
2. Berkomentar dengan kata-kata yang santun
3. Jangan menggunakan kata-kata kotor
4. Jika anda tidak suka dengan yang kami sajikan, lebih baik jangan di baca
5. Tinggalkan link web/blog anda agar admin bisa visit back
6. Jadilah pengunjung yang baik
7. Kami hanya memberikan informasi dari sumber-sumber yang bisa admin percaya.
8. Maaf jika ada salah satu artikel tidak ada sumbernya.
EmoticonEmoticon