Jumat, 18 Oktober 2013

Pelaku usaha belum sadar terapkan SNI di produk dan jasa

Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian terus mendorong pengusaha menerapkan standar mutu SNI di produk barang maupun jasa mereka. Penerapan pilar standarisasi ini ditopang oleh kekuatan dua elemen yaitu pengembangan dan penerapan.

Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan, dari sekitar 7.700 sertifikasi SNI yang telah dikeluarkan, belum semua diterapkan atau dimanfaatkan oleh para pemangku kepentingan.

"Bahkan fakta yang ada sertifikasi SNI produk sebagai elemen utama penerapan SNI masih didominasi oleh SNI yang diberlakukan secara wajib oleh Kementerian Non Teknis," ucap Hidayat dalam pidatonya di SNI Award, JCC, Senayan, Jakarta, Jumat (18/10).

Ini membuktikan penerapan SNI oleh pelaku usaha masih cenderung didorong oleh pemberlakuan regulasi teknis, bukan kesadaran mereka untuk secara sukarela menerapkan SNI.
 
"Untuk meningkatkan ini, kita melakukan berbagai program dan kegiatan mendorong peningkatan SNI, baik oleh dunia usaha bergerak di bidang barang maupun jasa. Salah satunya bentuk kegiatan penyediaan insentif terutama peningkatan kompetensi SDM," katanya.

Untuk meningkatkan kesadaran standar mutu, pemerintah melalui Badan Standarisasi Nasional juga memberikan stimulasi kepada dunia usaha melalui pemberian penghargaan bagi perusahaan atau organisasi yang mempunyai komitmen konsisten menerapkan SNI.

"Saya harap SNI Award menjadi pemicu perusahaan atau organisasi yang lainnya untuk mengikuti jejak pionir penerima SNI Award," tutupnya.
SNI.
Standar mutu Indonesia diklaim sejajar Malaysia
Badan Standarisasi Indonesia (BSN) terus mendorong perusahaan-perusahaan nasional untuk meningkatkan standar mutunya. Tidak hanya standar mutu produk barang, standar jasa pelayanan juga terus dikejar agar terus ditingkatkan.

Kepala BSN Bambang Prasetya mengklaim, saat ini standar mutu Indonesia sudah sejajar dengan Malaysia, Thailand dan Filipina. Namun, Indonesia masih ketinggalan dari Australia.

"Penerapan (standar mutu) kita melihat selaras dengan Thailand, Singapura kita sudah standar ISO, kita agak imbang dengan negara tersebut. Tapi masalah standar mutu jasa kita masih di bawah Singapura," ucap Bambang di JCC, Jakarta, Jumat (18/10).

Bambang meminta perusahaan di Indonesia tidak berhenti mengembangkan standar mutu. Walaupun saat ini posisi standar mutu Indonesia cukup baik di tingkat ASEAN, tapi masih harus terus ditingkatkan.

"Barang kita harus tingkatkan lagi. Tapi sekarang sudah bagus mulai dari ban, kaca pengaman kita relatif tinggi standar mutunya. Mie instan juga standar mutu kita diakui internasional," katanya.

Malam ini, BSN akan menganugerahi beberapa perusahaan yang nyata meningkatkan standar mutu mereka. BSN menyeleksi 180 perusahaan dari 15 provinsi yang dibagi dalam 10 kategori.

"Antusias perusahaan ikut luar biasa. Mereka peduli terhadap standar mutu. Secara umum standar mutu sudah bagus, khususnya perusahaan menengah dan kelas besar," tutupnya.

Sumber : Merdeka.com

Artikel Terkait

1. Silahkan masukkan komentar
2. Berkomentar dengan kata-kata yang santun
3. Jangan menggunakan kata-kata kotor
4. Jika anda tidak suka dengan yang kami sajikan, lebih baik jangan di baca
5. Tinggalkan link web/blog anda agar admin bisa visit back
6. Jadilah pengunjung yang baik
7. Kami hanya memberikan informasi dari sumber-sumber yang bisa admin percaya.
8. Maaf jika ada salah satu artikel tidak ada sumbernya.
EmoticonEmoticon

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:o
:>)
(o)
:p
:-?
(p)
:-s
8-)
:-t
:-b
b-(
(y)
x-)
(h)