Senin, 21 Oktober 2013

Seekor macan tutul terjebak perangkap babi hutan

Seekor macan tutul (Panthera pardus) terjebak dalam sebuah perangkap babi hutan yang dipasang warga di dekat sumber air Desa Kuta Agung, Cilacap, Jawa Tengah.

Informasi yang dihimpun, kejadian tersebut pertama kali diketahui salah seorang warga Dusun Cinongkop RT 02 RW 05, Desa Kuta Agung, Kecamatan Dayeuhluhur, Cilacap, Rasdi pada Kamis sekitar pukul 06.00 WIB.

Saat itu, Rasdi sedang mengecek saluran air bersih yang biasa digunakan warga.

Akan tetapi sebelum sampai di lokasi, Rasdi mendengar harimau yang mengaum, sehingga dia langsung lari sambil berteriak ketakutan.

Sejumlah warga yang mengetahui kejadian tersebut segera menghampiri Rasdi dan menanyakan peristiwa yang dia alami.

Oleh karena itu, sebagian warga melaporkan adanya macan tutul yang terjebak tersebut ke perangkat desa setempat, sedangkan warga lainnya berjaga di sekitar lokasi.

"Perangkap babi hutan ini sebenarnya dipasang pada jarak 1 kilometer dari mata air atau sekitar 500 meter dari pemukiman warga. Jaraknya sekitar 1 kilometer dari lokasi ditemukannya macan tutul itu," kata salah seorang warga, Masruri.

Menurut dia, perangkap babi hutan tersebut dibuat dari bekas kabel rem sepeda motor yang dibuat melingkar dengan diameter sekitar 1 meter dan selanjutnya diperkuat dengan kabel yang diikatkan pada patok yang ditancapkan ke tanah.

Ia mengatakan bahwa perangkap tersebut dipasang pada jalur yang biasa dilewati kawanan babi hutan saat hendak menjarah kebun warga.

Dengan demikian jika ada babi hutan yang lewat, kata dia, secara otomatis tubuh binatang itu akan terikat oleh perangkap tersebut.

"Macan tutul itu terikat di perut. Saking kuatnya dia mencoba melepaskan diri, patok penahan perangkap itu lepas sehingga dia bisa lari sampai ke mata air, hingga akhirnya patok itu terikat di pohon," katanya.

Sementara itu, Asisten Perhutani Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (Asper BKPH) Wanareja, Suratman mengatakan bahwa pihaknya langsung mendatangi lokasi setelah mendapat laporan mengenai macan tutul yang terjebak perangkap babi hutan.

"Harimau tersebut terjebak perangkap babi hutan yang dipasang warga. Kebun-kebun di wilayah itu memang banyak diserang babi hutan," katanya.

Macan tutul yang dirawat di Serulingmas mati

Seekor macan tutul (Panthera pardus) yang dirawat di Taman Rekreasi Margasatwa Serulingmas (TRMS) Banjarnegara, Jawa Tengah, dilaporkan mati karena terluka ketika terjebak perangkap babi hutan di Cilacap.

"Macan tutul itu mati tadi malam (Jumat, red.) akibat luka yang tidak sembuh," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banjarnegara, Aziz Achmad, saat dihubungi Sabtu.
Ilustrasi Macan Tutul
Menurut dia, luka yang dialami macan tutul tersebut disebabkan jeratan kabel rem yang digunakan warga Desa Kuta Agung, Kecamatan Dayeuhluhur, Cilacap, untuk menjebak babi hutan.

"Jeratannya melingkar di tubuh macan tutul itu. Kemudian sudah saya upayakan untuk dioperasi dan dijahit," katanya.

Dalam hal ini, kata dia, operasi tersebut dilakukan oleh drh. Agung dan drh. Anton hingga tiga kali.

Oleh karena macan tutul itu banyak bergerak, lanjut dia, luka yang telah dijahit pun kembali robek.

"Tampaknya dari jeratan itu mengakibatkan infeksi hingga akhirnya macan tutul tersebut tidak tertolong," katanya.

Ia mengatakan bahwa hingga saat ini macan tutul tersebut belum dikubur karena masih menunggu kedatangan tim dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jateng.

Saat dihubungi secara terpisah, salah seorang petugas BKSDA Jateng, Endi Suryo Heksiyanto, mengatakan bahwa pihaknya masih menunggu tim medis yang akan memeriksa kondisi macan tutul tersebut sebelum dikubur.

Seperti dilaporkan, seekor macan tutul ditemukan terjebak dalam perangkap babi hutan yang dipasang warga Desa Kuta Agung, Kecamatan Dayeuhluhur, Cilacap, Kamis (26/9).

Macan tutul tersebut diperkirakan berasal dari Petak 28A hutan alam yang berbatasan dengan Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.

Keesokan harinya, Jumat (27/9), macan tutul tersebut dievakuasi oleh petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Tengah Seksi Konservasi Wilayah II Cilacap-Pemalang untuk dititipkan ke Taman Rekreasi Margasatwa Serulingmas, Banjarnegara, yang merupakan tempat konservasi. 

Bangkai macan tutul dibakar agar tidak dicuri

Petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Tengah membakar bangkai macan tutul (panthera pardus) yang mati dalam perawatan di Taman Rekreasi Margasatwa Serulingmas, Banjarnegara, guna mengantisipasi aksi pencurian.

"Sebelum dikubur, bangkai macan tutul dibakar lebih dulu. Itu dilakukan untuk menghindari adanya tindakan pencurian terhadap bagian tubuh macan tersebut," kata Koordinator Polisi Hutan BKSDA Jateng Seksi Konservasi Wilayah II (Cilacap-Pemalang), Rahmat Hidayat usai penguburan bangkai macan tutul, di kompleks TRMS Banjarnegara, Sabtu sore.

Kendati demikian, dia mengatakan bahwa pihaknya terlebih dulu melakukan autopsi terhadap bangkai macan tutul tersebut sebelum membakarnya.

Macan tutul tersebut diduga mati pada hari Jumat (18/10) malam atau Sabtu dini hari dan baru diketahui petugas TRMS Banjarnegara pada pukul 06.00 WIB saat hendak melakukan perawatan rutin.

Menurut dia, pengelola TRMS Banjarnegara sudah berupaya maksimal dalam mengobati macan tutul yang mengalami luka akibat terjerat perangkap babi hutan yang dipasang warga di Desa Kuta Agung, Kecamatan Dayeuhluhur, Cilacap, pada tanggal 26 September 2013.

Macan tutul tersebut diketahui terjebak pada perangkap babi hutan yang terbuat dari kabel bekas rem sehingga tubuhnya terluka parah.

Sementara itu, petugas dari Dinas Pertanian Perikanan dan Peternakan (Dintankannak) Banjarnegara, drh. M. Syukur Fauzi mengatakan bahwa berdasarkan hasil autopsi, kematian macan tutul tersebut disebabkan luka yang sangat parah.

"Lukanya melingkar 360 derajat dengan kedalaman 1 centimeter pada pinggang akibat kawat seling (kabel rem, red.) yang menjeratnya. Kondisinya sudah sangat parah," katanya. 

Sumber : Antara

Artikel Terkait

1. Silahkan masukkan komentar
2. Berkomentar dengan kata-kata yang santun
3. Jangan menggunakan kata-kata kotor
4. Jika anda tidak suka dengan yang kami sajikan, lebih baik jangan di baca
5. Tinggalkan link web/blog anda agar admin bisa visit back
6. Jadilah pengunjung yang baik
7. Kami hanya memberikan informasi dari sumber-sumber yang bisa admin percaya.
8. Maaf jika ada salah satu artikel tidak ada sumbernya.
EmoticonEmoticon

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:o
:>)
(o)
:p
:-?
(p)
:-s
8-)
:-t
:-b
b-(
(y)
x-)
(h)