Selain
lebih mahal, ikan Gurame memiliki banyak penggemar fanatik, sehingga cocok
dikembangkan untuk menambang keuntungan.
Ikan
gurame adalah ikan air tawar yang banyak digemari konsumen. Dagingnya empuk,
rasanya enak dan gurih. Dan, harganya pun lebih mahal kalau dibandingkan jenis
ikan air tawar lainnya. Sebagai perbandingan, harga gurame segar di tingkat
konsumen Rp25.000 - Rp 35.00 per kg, sementara ikan mas Rp12.000 - Rp14.000 per
kg.
Selama
ini masyarakat mengenal beberapa jenis gurame, antara lain: Angsa, Jepun,
Blausafir, Paris, Bastar dan Porselen. Gurame Porselen lebih unggul dalam hal
menghasilkan telur. Jika induk Bastar hanya mampu menghasilkan 2.000-3.000
butir telur, Porselen memproduksi 10.000 butir. Karena itu Gurame Porselen
disebut top of the pop.
Kolam
yang baik untuk gurame berasal dari jenis tanah liat/lempung, tidak berporos
dan cukup mengandung humus. Jenis tanah seperti ini dapat menahan massa air
yang besar dan tidak bocor. Kemiringan tanah berkisar 3-5% untuk memudahkan
pengairan kolam secara gravitasi.
Ikan gurame dapat tumbuh normal di daerah pada ketinggian 50-400 m dpl. Kualitas air pemeliharaan harus bersih, dasar kolamnya tidak berlumpur dan tidak terlalu keruh. Kedalaman kolam 70-100 cm. Pengairan yang baik akan mempengaruhi pertumbuhan ikan.
Ikan gurame dapat tumbuh normal di daerah pada ketinggian 50-400 m dpl. Kualitas air pemeliharaan harus bersih, dasar kolamnya tidak berlumpur dan tidak terlalu keruh. Kedalaman kolam 70-100 cm. Pengairan yang baik akan mempengaruhi pertumbuhan ikan.
Pembesaran
gurame dapat dilakukan secara polikultur dan monokultur. Polikultur adalah cara
pemeliharan gurame secara bersama-sama dengan ikan jenis lain, seperti tawes,
mas, nilam, atau mujair. Cara ini lebih menguntungkan, mengingat pertumbuhan
gurame lambat.
Sedangkan
monokultur, pemeliharaan khusus untuk gurame. Bibit yang ditebar minimal
berumur 2 bulan. Debit air kolam yang baik 3 liter/detik, sedangkan polikultur
idealnya 6-12 liter/detik. Dengan keasaman air (pH) 6,5-8, dan suhu berkisar
24-28 derajat C.
Kolam
budidaya gurame terdiri dari kolam penyimpanan induk, pemijahan, pendederan,
pembesaran, dan pemberokan. Kolam pembesaran berfungsi membesarkan benih.
Adakalanya diperlukan juga beberapa kolam jaring berukuran 1,25-1,5 cm. Jumlah
bibit yang ditebar sebaiknya tidak lebih dari 10 ekor/meter persegi.
Kolam
pemberokan adalah tempat pembersihan ikan sebelum dipasarkan. Kolam ini
berukuran 10 x 10 m. Lebar pematang bagian atas 0,5 m, dan bagian bawah 1 m
dengan ketinggian 1 m.
Makanan
pokok ikan gurame berupa pelet. Namun, di daerah yang sulit memperoleh pelet
dapat menggunakan alternatif lain, berupa daun-daunan, seperti: pepaya, keladi,
ketela pohon, genjer, kimpul, kangkung, ubi jalar, ketimun, labu dan dadap.
Pemupukan
sebaiknya dilakukan setiap kali pemeliharaan, dan pada saat kolam dikeringkan,
dengan tujuan untuk meningkatkan makanan alami. Caranya, pertama-tama diberi
pupuk kandang 7,5 kg untuk tiap 100 m2 kolam. Air disisakan sedikit demi
sedikit sampai ketinggian 10 cm, dan dibiarkan selama 3 hari. Kemudian
dilanjutkan pupuk buatan (kimia), seperti TSP atau Urea, 500 gram setiap 100 m2
kolam. Pupuk ditebarkan merata ke setiap dasar dan sudut kolam.
Panen
gurame tergantung permintaan konsumen. Umumnya, setelah gurame berumur 2-3
tahun. Umur 2 tahun, ukuran panjangnya mencapai 25 cm, dan berat 0,3 kg/ekor,
umur 3 tahun panjangnya sekitar 35 cm dan beratnya 0,7 kg/ekor. Untuk ikan
berumur 4 tahun panjangnya dapat mencapai 40 cm dan berat 1.5 kg/ekor.
1. Silahkan masukkan komentar
2. Berkomentar dengan kata-kata yang santun
3. Jangan menggunakan kata-kata kotor
4. Jika anda tidak suka dengan yang kami sajikan, lebih baik jangan di baca
5. Tinggalkan link web/blog anda agar admin bisa visit back
6. Jadilah pengunjung yang baik
7. Kami hanya memberikan informasi dari sumber-sumber yang bisa admin percaya.
8. Maaf jika ada salah satu artikel tidak ada sumbernya.
EmoticonEmoticon