Nama
Joko Widodo mulai mendapat perhatian serius kalangan media massa Australia
menjelang Pemilu 2014. Gubernur DKI Jakarta itu bahkan dipandang sebagai
"Obama-nya Indonesia" saat publik di tanah air masih
menimbang-nimbang siapa figur yang pantas menggantikan Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono pada Pemilu 2014.
"Jakarta's
Governor Could Be Indonesia's Obama," demikian judul ulasan yang
ditulis Greg Sheridan, editor luar negeri The Australian, surat kabar
nasional terbesar di Negeri Kanguru itu. Bagi dia, siapapun yang menggantikan
SBY merupakan hal yang krusial, tidak saja bagi Indonesia, namun juga bagi
Australia.
"Jokowi.
Ingatlah nama itu, yang akan diperhitungkan Australia," tulis Sheridan
dalam surat kabar The Australian edisi hari ini, Kamis 14 Maret 2013. Dalam
artikelnya, Sheridan juga memaparkan pandangan mengenai beberapa calon presiden
Indonesia untuk Pemilu 2014, yaitu Prabowo Subianto dan Megawati Sukarnoputri.
Namun,
Sheridan menganggap Jokowi sebagai figur yang patut disorot, dengan merujuk
kepada kemenangan fenomenal pada Pilkada DKI Jakarta setelah mengalahkan calon
incumbent Fauzi Bowo, yang didukung koalisi partai besar.
"Jokowi
tidak berasal dari militer, pegawai negeri, ulama terpandang, maupun dari
koneksi dinasti [politik], yang merupakan pola paling umum untuk menuju puncak
dalam perpolitikan Indonesia. Dia memulai usaha sendiri dengan menjalankan bisnis
furnitur," kata Sheridan.
Jokowi
sendiri sudah berkali-kali menyatakan tidak bakal mencalonkan diri sebagai
Calon Presiden 2014. Namun bagi media Australia itu, tingginya popularitas Jokowi
berdasarkan sejumlah jajak pendapat di Indonesia, sangatlah menggugah. Bersama
wakilnya, Basuki Purnama, dia dianggap pemimpin yang profesional, transparan,
dan jauh dari korupsi dan nepotisme.
"Apa
artinya dia bagi Australia? Kita belum tahu pandangan politik luar negerinya,
namun dia memperjuangkan hal-hal yang baik. Jadi ingatlah nama Jokowi, mungkin
menjadi nama yang berarti bagi Anda," kata Sheridan menutup ulasannya.
Tony
Mitchener, seorang pegawai kantor pemerintah federal Australia, juga menaruh
hormat kepada Jokowi. "Saya turut antusias mengikuti perkembangan berita Jokowi
di tanah air. Saya bertemu beliau pada 2007 saat masih menjabat Wali Kota
Surakarta dan beliau orang yang baik dan tulus," kata Mitchener dalam
bincang-bincang dengan VIVAnews di Canberra.
1. Silahkan masukkan komentar
2. Berkomentar dengan kata-kata yang santun
3. Jangan menggunakan kata-kata kotor
4. Jika anda tidak suka dengan yang kami sajikan, lebih baik jangan di baca
5. Tinggalkan link web/blog anda agar admin bisa visit back
6. Jadilah pengunjung yang baik
7. Kami hanya memberikan informasi dari sumber-sumber yang bisa admin percaya.
8. Maaf jika ada salah satu artikel tidak ada sumbernya.
EmoticonEmoticon