Asmara Subuh merupakan kebiasaan yang sudah menjadi tradisi dari masa ke
masa. Meski kesannya negatif dengan awalan asmara yang dilakukan pada
bulan Ramadhan, namun tak sedikit para remaja yang mengaku asmara subuh
merupakan ajang ngumpul-ngumpul bergembira.
Di Kota Pekanbaru, beberapa remaja tampak berkumpul di kawasan Gedung Idrus Tintin, atau yang dikenal dengan nama Purna MTQ, kawasan ini merupakan suatu tempat yang memiliki bangunan megah dan halaman yang luas, jika ada kegiatan ibadah seperti perlombaan tadarus.
Namun kini, kawasan ini kerap disalahgunakan. Bahkan sekarang, jika ada konser band dari luar kota, dilaksanakan di Purna MTQ ini. Dan jika malam minggu tiba, para remaja kerap duduk-duduk makan jagung dan minuman botol di tempat yang gelap-gelap. Karena ada beberapa pedagang yang sengaja berjualan di tempat yang gelap.
"Biasanya kalau asbuh kan pasangan-pasangan yang jalan-jalan subuh, kalo ramai-ramai dan niatnya untuk olahraga sih gak apa-apa, tapi kebanyakan sekarang cuma berdua-dua, terus udah banyak yg melenceng. Itu kan malah bisa merusak amalan puasa," ujar Tyas Handayani salah seorang mahasiswi kebidanan di Pekanbaru saat ditemui merdeka.com usai melaksanakan salat subuh di Mesjid Agung Pekanbaru, sabtu (13/7).
Menurut Tyas (21), makna kalimat asmara subuh, memiliki arti yang negative. "Dari namanya saja asbuh, asmara subuh. Subuh-subuh mestinya tadarusan, malah asmara-asmaraan," cetus wanita berkulit putih ini.
Namun berbeda halnya dengan Elda (15), kepada merdeka.com siswa yang duduk di bangku SMA swasta Pekanbaru ini, mengaku senang menyambut bulan Ramadan, karena ada event asmara subuh yang datangnya setahun sekali.
"Jarang-jarang loh kita ngumpul subuh-subuh di sini, hidupin mercun (petasan), ketawa-ketawa, berkeliling jalan kaki, kalau yang jomblo (tak punya pacar) sih kayak kami ini Bang, kalau yang punya pacar ya jalan sama pacarnya," ucapnya yang diikuti gelak tawa teman-temannya di kawasan Purna MTQ Pekanbaru.
Sri (16), malah memiliki pendapat yang berseberangan dengan Tyas dan Elda. Sri tak menampik bahwa dirinya kerap melakukan asmara subuh dengan pasangannya.
"Kalau hari biasa, kami jalan-jalan malam minggu aja, sekarang kan ada waktu subuh-subuh, kadang-kadang setelah salat kami langsung keliling kota pakai sepeda motor, kadang juga tidak salat subuh, langsung saja keliling, " ujarnya malu-malu.
Sri juga mengaku, bahwa dirinya bersama pasangannya bernama Ricky tahu batas-batas norma agama. "Hanya sekedar jalan-jalan kok Bang, lagian kami masih anak sekolahan, apalagi ini bulan puasa, jadi gak boleh macam-macam, kalau hanya pegang tangan kan gak apa-apa Bang," ujar Ricky sambil tertawa di atas sepeda motornya, di kawasan Purna MTQ Pekanbaru.
Di Kota Pekanbaru, beberapa remaja tampak berkumpul di kawasan Gedung Idrus Tintin, atau yang dikenal dengan nama Purna MTQ, kawasan ini merupakan suatu tempat yang memiliki bangunan megah dan halaman yang luas, jika ada kegiatan ibadah seperti perlombaan tadarus.
Namun kini, kawasan ini kerap disalahgunakan. Bahkan sekarang, jika ada konser band dari luar kota, dilaksanakan di Purna MTQ ini. Dan jika malam minggu tiba, para remaja kerap duduk-duduk makan jagung dan minuman botol di tempat yang gelap-gelap. Karena ada beberapa pedagang yang sengaja berjualan di tempat yang gelap.
"Biasanya kalau asbuh kan pasangan-pasangan yang jalan-jalan subuh, kalo ramai-ramai dan niatnya untuk olahraga sih gak apa-apa, tapi kebanyakan sekarang cuma berdua-dua, terus udah banyak yg melenceng. Itu kan malah bisa merusak amalan puasa," ujar Tyas Handayani salah seorang mahasiswi kebidanan di Pekanbaru saat ditemui merdeka.com usai melaksanakan salat subuh di Mesjid Agung Pekanbaru, sabtu (13/7).
Menurut Tyas (21), makna kalimat asmara subuh, memiliki arti yang negative. "Dari namanya saja asbuh, asmara subuh. Subuh-subuh mestinya tadarusan, malah asmara-asmaraan," cetus wanita berkulit putih ini.
Namun berbeda halnya dengan Elda (15), kepada merdeka.com siswa yang duduk di bangku SMA swasta Pekanbaru ini, mengaku senang menyambut bulan Ramadan, karena ada event asmara subuh yang datangnya setahun sekali.
"Jarang-jarang loh kita ngumpul subuh-subuh di sini, hidupin mercun (petasan), ketawa-ketawa, berkeliling jalan kaki, kalau yang jomblo (tak punya pacar) sih kayak kami ini Bang, kalau yang punya pacar ya jalan sama pacarnya," ucapnya yang diikuti gelak tawa teman-temannya di kawasan Purna MTQ Pekanbaru.
Sri (16), malah memiliki pendapat yang berseberangan dengan Tyas dan Elda. Sri tak menampik bahwa dirinya kerap melakukan asmara subuh dengan pasangannya.
"Kalau hari biasa, kami jalan-jalan malam minggu aja, sekarang kan ada waktu subuh-subuh, kadang-kadang setelah salat kami langsung keliling kota pakai sepeda motor, kadang juga tidak salat subuh, langsung saja keliling, " ujarnya malu-malu.
Sri juga mengaku, bahwa dirinya bersama pasangannya bernama Ricky tahu batas-batas norma agama. "Hanya sekedar jalan-jalan kok Bang, lagian kami masih anak sekolahan, apalagi ini bulan puasa, jadi gak boleh macam-macam, kalau hanya pegang tangan kan gak apa-apa Bang," ujar Ricky sambil tertawa di atas sepeda motornya, di kawasan Purna MTQ Pekanbaru.
1. Silahkan masukkan komentar
2. Berkomentar dengan kata-kata yang santun
3. Jangan menggunakan kata-kata kotor
4. Jika anda tidak suka dengan yang kami sajikan, lebih baik jangan di baca
5. Tinggalkan link web/blog anda agar admin bisa visit back
6. Jadilah pengunjung yang baik
7. Kami hanya memberikan informasi dari sumber-sumber yang bisa admin percaya.
8. Maaf jika ada salah satu artikel tidak ada sumbernya.
EmoticonEmoticon