Sabtu, 27 Juli 2013

Muka lama, Mega-JK akan kalah dengan Prabowo

Prabowo kunjungi Istana.
Sejumlah partai masih bongkar pasang untuk menduetkan tokoh yang akan diusung jadi capres dan cawapres di 2014 nanti. Nama Gubernur DKI Joko Widodo selalu menjadi yang teratas.

Melihat kondisi ini, diam-diam PDIP melakukan survei internal. Salah satunya dengan mencoba menduetkan sang ketua umum Megawati Soekarnoputri dengan Jusuf Kalla . Namun wacana ini tidak mendapat respons positif dari masyarakat.

"Kalau masalah trend, Mega-JK kalah dari Prabowo Subianto ," kata pengamat politik Hanta Yudha kepada merdeka.com, Selasa (23/7).

Menurutnya, saat ini Prabowo menjadi orang yang cukup digemari oleh masyarakat, terutama masyarakat kecil. Hal ini disebabkan citra Prabowo selama bertahun-tahun selalu mendekatkan diri dengan rakyat kecil seperti para pedagang di pasar, tukang becak, dan lain-lain.

"Yang hanya bisa mengimbangi Prabowo saat ini hanya Jokowi ," ujarnya.

Untuk peluang Mega-JK, Hanta menilai akan sulit menang, karena Mega dan JK adalah muka lama yang dinilai rakyat tidak berhasil dalam membangun bangsa. Meskipun tetap dipaksakan maju, sudah hampir bisa dipastikan duet Mega-JK akan kalah dengan Prabowo.

"Mengapa Prabowo, dia kuat, tegas, seorang dengan berlatar belakang militer. Namun Prabowo bisa dikalahkan dengan pendekatan Jokowi ke rakyat," tutupnya.

Diberitakan sebelumnya, dokumen hasil survei internal PDIP menguji empat skenario buat Jokowi menghadapi pemilihan presiden tahun depan. Jajak pendapat digelar 3-15 Mei lalu ini melibatkan 1.500 responden di 33 provinsi.

Merdeka.com memperoleh dokumen laporan survei berjudul Trajektori Politik 2014 dari seorang sumber mengaku dekat dengan Jokowi.

Skenario pertama, PDIP menyorongkan ketua umum Megawati Soekarnoputri sebagai calon presiden berpasangan dengan Jusuf Kalla . Hasilnya, pasangan Prabowo Subianto - Hatta Rajasa menang dengan raihan dukungan 35,2 persen. Sedangkan Megawati-Kalla meraup 25,3 persen, disusul Aburizal Bakrie -Mahfud dengan 18,3 persen.

Menurut skenario kedua, Jokowi maju berduet dengan Pramono Edhi Wibowo, adik ipar presiden. Hasilnya memuaskan. Pasangan ini unggul setelah meraup 34,0 persen dukungan, disusul Prabowo-Hatta (30,0 persen), dan Aburizal-Mahfud (16,3 persen).

Survei juga menjajal posisi Jokowi sebagai kandidat wakil presiden. Hasilnya jeblok meski dia dipasangkan dengan Megawati. Pasangan Prabowo-Hatta menang dengan sokongan 33,4 persen, dibuntuti Megawati- Jokowi (29,9 persen), dan Aburizal-Mahfud (17,3 persen). Perolehan tidak menyenangkan juga terjadi kalau Jokowi menjadi wakil dari Puan Maharani.

Skenario lain adalah Jokowi keluar dari PDIP dan bertarung melawan Megawati. Dia dipasangkan dengan Pramono Edhi Wibowo. Pasangan ini unggul dengan 36,1 persen suara, disusul Prabowo-Hatta (30,5 persen), dan Megawati- Jusuf Kalla (15,2 persen).

Artikel Terkait

1. Silahkan masukkan komentar
2. Berkomentar dengan kata-kata yang santun
3. Jangan menggunakan kata-kata kotor
4. Jika anda tidak suka dengan yang kami sajikan, lebih baik jangan di baca
5. Tinggalkan link web/blog anda agar admin bisa visit back
6. Jadilah pengunjung yang baik
7. Kami hanya memberikan informasi dari sumber-sumber yang bisa admin percaya.
8. Maaf jika ada salah satu artikel tidak ada sumbernya.
EmoticonEmoticon