![]() |
Sri Sultan Hamengkubuwono X . |
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X
meragukan rumah di kawasan Jalan Patangpuluhan, Wirobrajan, Kota
Yogyakarta sebagai tempat singgah mantan Presiden RI pertama Soekarno.
"Saya kok tidak yakin, apa benar itu rumah singgah Bung Karno, itu di mana?," kata Sultan usai Peringatan Hari Keluarga Nasional ke-20 di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Selasa (16/7). Demikian dikutip dari antara.
Rumah yang diklaim pernah disinggahi Bung Karno itu kini ditawarkan untuk dijual di situs penjualan online "tokobagus.com", oleh seseorang bernama Yuskalivin beberapa hari lalu yang dipatok sebesar Rp29,491 miliar.
"Saya kok tidak yakin, apa benar itu rumah singgah Bung Karno, itu di mana?," kata Sultan usai Peringatan Hari Keluarga Nasional ke-20 di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Selasa (16/7). Demikian dikutip dari antara.
Rumah yang diklaim pernah disinggahi Bung Karno itu kini ditawarkan untuk dijual di situs penjualan online "tokobagus.com", oleh seseorang bernama Yuskalivin beberapa hari lalu yang dipatok sebesar Rp29,491 miliar.
Meski sudah diunggah dalam
situs penjualan online, namun Raja Keraton Ngayogyakarto meragukan jika
rumah tersebut merupakan rumah singgah Soekarno, karena
sepengetahuannya, Soekarno saat di Yogyakarta tinggal di Yudonegaran.
"Mestinya pada waktu Ibu Kota RI di Yogyakarta kan, Soekarno bersama tinggal di Yudonegaran ya kan," kata Sultan menegaskan.
Kemudian, lanjut Sultan ketika Soekarno ditangkap, Fatmawati dan Megawati tinggalnya di Dalem kawasan pinggir kali code dekat Museum Perjuangan Kampung Brongtokusuman ke utara, yang sekarang dibongkar jadi lapangan tenis.
"Saya tidak yakin selain di sana Bung Karno singgah. Pengertian singgah itu seperti apa, sejam atau berapa hari saya tidak tahu," katanya.
Sementara itu pengunggah rumah tersebut, Yuskalivin, mengatakan rumah di atas lahan seluas 4.213 meter persegi dengan bangunan 500 meter persegi itu terdapat lima kamar tidur dan 2 kamar mandi.
Ia mengatakan, rumah tersebut sertifikatnya dimiliki oleh 15 ahli waris dari Purbodiningrat, mereka adalah keturunan dari Purbodiningrat yang merupakan teman dari Mangil Martowidjojo.
"Kalau berminat, nanti saya antar. Tetapi saya janjian dulu sama ahli waris," katanya yang mengaku sebagai orang yang disuruh menjualkan rumah tersebut.
Menurut dia, penjualan rumah tersebut sudah berdasarkan kesepakatan dari ahli waris, namun karena sampai sekarang belum ada yang sesuai maka belum berpindah tangan.
Dalam iklan online tersebut, rumah itu diklaim sebagai rumah bersejarah karena pernah dijadikan Istana Presiden Darurat Presiden Soekarno sewaktu agresi militer Belanda di Yogyakarta antara 1947-1948.
"Mestinya pada waktu Ibu Kota RI di Yogyakarta kan, Soekarno bersama tinggal di Yudonegaran ya kan," kata Sultan menegaskan.
Kemudian, lanjut Sultan ketika Soekarno ditangkap, Fatmawati dan Megawati tinggalnya di Dalem kawasan pinggir kali code dekat Museum Perjuangan Kampung Brongtokusuman ke utara, yang sekarang dibongkar jadi lapangan tenis.
"Saya tidak yakin selain di sana Bung Karno singgah. Pengertian singgah itu seperti apa, sejam atau berapa hari saya tidak tahu," katanya.
Sementara itu pengunggah rumah tersebut, Yuskalivin, mengatakan rumah di atas lahan seluas 4.213 meter persegi dengan bangunan 500 meter persegi itu terdapat lima kamar tidur dan 2 kamar mandi.
Ia mengatakan, rumah tersebut sertifikatnya dimiliki oleh 15 ahli waris dari Purbodiningrat, mereka adalah keturunan dari Purbodiningrat yang merupakan teman dari Mangil Martowidjojo.
"Kalau berminat, nanti saya antar. Tetapi saya janjian dulu sama ahli waris," katanya yang mengaku sebagai orang yang disuruh menjualkan rumah tersebut.
Menurut dia, penjualan rumah tersebut sudah berdasarkan kesepakatan dari ahli waris, namun karena sampai sekarang belum ada yang sesuai maka belum berpindah tangan.
Dalam iklan online tersebut, rumah itu diklaim sebagai rumah bersejarah karena pernah dijadikan Istana Presiden Darurat Presiden Soekarno sewaktu agresi militer Belanda di Yogyakarta antara 1947-1948.
1. Silahkan masukkan komentar
2. Berkomentar dengan kata-kata yang santun
3. Jangan menggunakan kata-kata kotor
4. Jika anda tidak suka dengan yang kami sajikan, lebih baik jangan di baca
5. Tinggalkan link web/blog anda agar admin bisa visit back
6. Jadilah pengunjung yang baik
7. Kami hanya memberikan informasi dari sumber-sumber yang bisa admin percaya.
8. Maaf jika ada salah satu artikel tidak ada sumbernya.
EmoticonEmoticon