Warga Mesir kemarin menyambut presiden baru mereka, Adly Mansur.
Namun, para pemimpin militer terus menekan Ikhwanul Muslimin, setelah
menggulingkan mantan Presiden Muhammad Mursi.
Sebagian besar toko serta kafe-kafe pinggir jalanjuga mulai dibuka,
dan hampir semua sektor bisnis mulai beroperasi seperti biasa di Ibu
Kota Kairo yang ramai.
Ribuan orang juga berkumpul untuk memberi selamat kepada Mansur di
alun-alun Tahrir yang menjadi simbol pergerakan warga Negeri Sungai Nil
itu. Pelaku pasar saham Mesir juga tampaknya suka dengan apa yang mereka
lihat lantaran pasar saham naik lebih dari tujuh persen dalam satu
hari, seperti dilansir surat kabar USA Today, Kamis (4/7).
Namun, beberapa orang masih tidak yakin apakah demonstrasi
besar-besaran yang berlangsung selama empat hari sejak Senin kemarin itu
telah menghasilkan demokrasi muda yang dipelihara oleh militer, atau
demokrasi yang hilang dalam sebuah kudeta militer.
"Saya bingung," kata warga bernama Muhammad Abu Khair (36 tahun).
"Saya tidak tahu apakah harus senang atau sedih. Muhammad Mursi adalah
orang yang baik. Dia tidak mencari dukungan dari siapa pun, tapi Mesir
tidak memberinya kesempatan."
Tapi pemilik toko perhiasan setempat, Essam Abdel Karim, yakin bahwa
peristiwa terjadi kemarin adalah sebuah langkah untuk mendapatkan
presiden lainnya yang peduli dengan semua warga Mesir.
"Sebelumnya saya tidak turun ke jalan-jalan. Namun, saya melakukannya
sekarang sebab saya tidak suka dengan cara Mursi memerintah Mesir,"
kata lelaki 60 tahun itu.
Mansur, yang sebelumnya menjabat ketua Mahkamah Konstitusi tinggi
Mesir, dilantik sebagai presiden sementara Mesir di bawah rencana
transisi yang dirancang oleh para pemimpin militer.
Pekerjaan Mansur
akan berlangsung sampai pemilu selanjutnya diadakan pada tanggal
ditetapkan.
Dalam sambutan pertamanya sebagai presiden, Mansur (67 tahun), memuji
demonstrasi besar-besaran yang ditujukan untuk melengserkan Mursi
setelah hanya satu tahun berkuasa. Dia juga memuji pemuda di balik unjuk
rasa yang dimulai pada 30 Juni kemarin, dan mengatakan mereka telah
mewujudkan hati nurani bangsa, ambisi, dan harapan warga Mesir.
"Hal yang paling mulia tentang 30 Juni adalah peristiwa yang telah
membawa kebersamaan terhadap semua orang tanpa diskriminasi atau
pembagi-bagian," ucap Mansur. "Saya memberikan salam saya kepada rakyat
Mesir yang revolusioner."
Penunjukan Mansur sebagai presiden sementara memang terlihat sangat
ironis lantaran dia sendiri diangkat oleh Mursi untuk menjabat sebagai
ketua mahkamah konstitusi. Di satu sisi dia tak kuasa menampik keinginan
rakyat Mesir untuk melengserkan Mursi, namun di sisi lain dia seolah
mengkhianati Mursi, orang yang mengantarkannya ke ranah politik lebih
tinggi.
Mansur sebelumnya hanya hakim biasa yang bertugas selama kepemimpinan
mantan Presiden Husni Mubarak. Dia sempat bertugas di pengadilan agama,
perdata, dan pidana. Mansur pula yang membuat rancangan undang-undang
pengawasan pemilihan presiden membawa Mursi ke tampuk kekuasaan pada
pemilihan umum tahun lalu di dalamnya termasuk menentukan jangka waktu
kampanye pemilu.
Mansur sebelumnya bukanlah orang yang diperhitungkan. Tidak banyak
orang mengenal dia. Namun kini jutaan rakyat Mesir berada di bawah
kontrolnya sementara waktu sebelum pemilu memilih pemimpin baru kembali
digelar.
1. Silahkan masukkan komentar
2. Berkomentar dengan kata-kata yang santun
3. Jangan menggunakan kata-kata kotor
4. Jika anda tidak suka dengan yang kami sajikan, lebih baik jangan di baca
5. Tinggalkan link web/blog anda agar admin bisa visit back
6. Jadilah pengunjung yang baik
7. Kami hanya memberikan informasi dari sumber-sumber yang bisa admin percaya.
8. Maaf jika ada salah satu artikel tidak ada sumbernya.
EmoticonEmoticon