Kamis, 04 Juli 2013

Meraba masa depan Mesir

Adly Mansur.
Warga Mesir kemarin menyambut presiden baru mereka, Adly Mansur. Namun, para pemimpin militer terus menekan Ikhwanul Muslimin, setelah menggulingkan mantan Presiden Muhammad Mursi.

Sebagian besar toko serta kafe-kafe pinggir jalanjuga mulai dibuka, dan hampir semua sektor bisnis mulai beroperasi seperti biasa di Ibu Kota Kairo yang ramai.

Ribuan orang juga berkumpul untuk memberi selamat kepada Mansur di alun-alun Tahrir yang menjadi simbol pergerakan warga Negeri Sungai Nil itu. Pelaku pasar saham Mesir juga tampaknya suka dengan apa yang mereka lihat lantaran pasar saham naik lebih dari tujuh persen dalam satu hari, seperti dilansir surat kabar USA Today, Kamis (4/7).

Namun, beberapa orang masih tidak yakin apakah demonstrasi besar-besaran yang berlangsung selama empat hari sejak Senin kemarin itu telah menghasilkan demokrasi muda yang dipelihara oleh militer, atau demokrasi yang hilang dalam sebuah kudeta militer.

"Saya bingung," kata warga bernama Muhammad Abu Khair (36 tahun). "Saya tidak tahu apakah harus senang atau sedih. Muhammad Mursi adalah orang yang baik. Dia tidak mencari dukungan dari siapa pun, tapi Mesir tidak memberinya kesempatan."

Tapi pemilik toko perhiasan setempat, Essam Abdel Karim, yakin bahwa peristiwa terjadi kemarin adalah sebuah langkah untuk mendapatkan presiden lainnya yang peduli dengan semua warga Mesir.
"Sebelumnya saya tidak turun ke jalan-jalan. Namun, saya melakukannya sekarang sebab saya tidak suka dengan cara Mursi memerintah Mesir," kata lelaki 60 tahun itu.

Mansur, yang sebelumnya menjabat ketua Mahkamah Konstitusi tinggi Mesir, dilantik sebagai presiden sementara Mesir di bawah rencana transisi yang dirancang oleh para pemimpin militer.

Pekerjaan Mansur akan berlangsung sampai pemilu selanjutnya diadakan pada tanggal ditetapkan.

Dalam sambutan pertamanya sebagai presiden, Mansur (67 tahun), memuji demonstrasi besar-besaran yang ditujukan untuk melengserkan Mursi setelah hanya satu tahun berkuasa. Dia juga memuji pemuda di balik unjuk rasa yang dimulai pada 30 Juni kemarin, dan mengatakan mereka telah mewujudkan hati nurani bangsa, ambisi, dan harapan warga Mesir.

"Hal yang paling mulia tentang 30 Juni adalah peristiwa yang telah membawa kebersamaan terhadap semua orang tanpa diskriminasi atau pembagi-bagian," ucap Mansur. "Saya memberikan salam saya kepada rakyat Mesir yang revolusioner."

Penunjukan Mansur sebagai presiden sementara memang terlihat sangat ironis lantaran dia sendiri diangkat oleh Mursi untuk menjabat sebagai ketua mahkamah konstitusi. Di satu sisi dia tak kuasa menampik keinginan rakyat Mesir untuk melengserkan Mursi, namun di sisi lain dia seolah mengkhianati Mursi, orang yang mengantarkannya ke ranah politik lebih tinggi.

Mansur sebelumnya hanya hakim biasa yang bertugas selama kepemimpinan mantan Presiden Husni Mubarak. Dia sempat bertugas di pengadilan agama, perdata, dan pidana. Mansur pula yang membuat rancangan undang-undang pengawasan pemilihan presiden membawa Mursi ke tampuk kekuasaan pada pemilihan umum tahun lalu di dalamnya termasuk menentukan jangka waktu kampanye pemilu.

Mansur sebelumnya bukanlah orang yang diperhitungkan. Tidak banyak orang mengenal dia. Namun kini jutaan rakyat Mesir berada di bawah kontrolnya sementara waktu sebelum pemilu memilih pemimpin baru kembali digelar.

Artikel Terkait

1. Silahkan masukkan komentar
2. Berkomentar dengan kata-kata yang santun
3. Jangan menggunakan kata-kata kotor
4. Jika anda tidak suka dengan yang kami sajikan, lebih baik jangan di baca
5. Tinggalkan link web/blog anda agar admin bisa visit back
6. Jadilah pengunjung yang baik
7. Kami hanya memberikan informasi dari sumber-sumber yang bisa admin percaya.
8. Maaf jika ada salah satu artikel tidak ada sumbernya.
EmoticonEmoticon