Minggu, 24 Maret 2013

MANFAATKAN TEMBOK RATAPAN, YAHUDI RINTIS BISNIS CALO DO'A




Kaum Yahudi percaya bahwa berdoa di Tembok Yerusalem sama seperti berdialog langsung dengan Tuhan, namun orang-orang Yahudi yang tidak mampu pergi ke sana ternyata masih memiliki sarana agar doa mereka tersampaikan, yakni melalui seorang calo doa.

Setiap hari, Daryl Mitchell mengunjungi Tembok Barat, situs paling suci di Yerusalem bagi kaum Yahudi. Dia datang ke sana untuk meneruskan doa orang-orang yang tidak mampu datang langsung.

Daryl dikenal sebagai seorang calo doa, dan dia mendoakan orang-orang yang sama sekali belum pernah bertemu muka dengan dirinya. Daryl menerima doa-doa para Yahudi tersebut melalui email dan, mengikuti sebuah tradisi Yahudi kuno, mengunjungi Tembok Ratapan selama empat puluh hari berturut-turut dan mendoakan agar setiap doa dikabulkan.

"Empatpuluh hari adalah waktu yang ditetapkan dalam Torah, empat puluh hari tersebut begitu bermakna karena saat itulah nabi Musa menerima wahyu Tuhan, menerima Torah," kata Daryl menjelaskan.

Kaum Yahudi percaya bahwa tembok tersebut adalah lokasi berdirinya kuil Yahudi kuno. Sehingga, bedoa langsung di sana hampir seperti berkata langsung kepada Tuhan. Meski sejatinya lebi baik untuk datang sendiri, namun para Yahudi religius mempercayai bahwa doa yang dipanjatkan akan tetap terkabul jika diwakilkan kepada orang lain. Saat Daryl berdoa di Tembok, orang yang didoakan akan melakukan hal yang sama dimanapun mereka berada, keduanya juga sama-sama tidak boleh melewatkan empat puluh hari tersebut.

Bagi Yahudi yang tidak memiliki email atau fax, masih ada cara lain untuk berdoa di Tembok. Setiap hari, setidaknya ribuan surat yang masuk ke Yerusalem, dengan tujuan Tembok Ratapan.

Selama dua belas tahun, Ani Yaniv bertugas menyortir surat-surat di kantor pos pusat Yerusalem. Dia memisahkan surat-surat yang dialamatkan kepada Tuhan, Bunda Maria, Yesus, atau Yerusalem, di tumpukan terpisah, dua tahun sekali, dia pergi ke Tembok untuk mengubur surat-surat tersebut.

"Saya rasa saya bisa memilah-milah surat-surat dalam dua cara yang berbeda – yang satu adalah keinginan spiritual, yang lainnya adalah keinginan materi. Kebanyakan orang mengirimkan permohonan untuk mendapatkan kesehatan dan perdamaian dalam keluarga, sebuah lingkungan yang baik, perasaan yang baik. Lainnya meminta hal-hal yang berhubungan dengan materi, seperti misalnya suami yang baik, pekerjaan yang baik, dan mobil yang bagus," kata Yaniv.

Namun demikian, para rabbi konservatif tidak sependapat dengan pengiriman doa yng diwakilkan kepada orang lain.

"Bagaimanapun kita memahami cara berdoa, doa tetap merupakan sesuatu yang sangat pribadi. Doa harus dilakukan sendiri, doa adalah fenomena manusia. Saya rasa dalam hal ini, penggunaan teknologi bukan hal yang tepat," kata Rabbi Yossi Turner.

Sementara itu, sebuah arak-arakan massa Yahudi yang kemudian menuju ke Tembok Ratapan akan dilangsungkan pada hari Minggu besok. Massa Yahudi tersebut memang sengaja didatangkan untuk mengadakan doa bersama. Doa tersebut ditujukan untuk permasalahan diplomatik dan hal-hal lain yang dianggap membahayakan Israel.

Rabbi Mordechai Eliyahu, kepala rabbi bidang religius-Zionisme, sedianya turut hadir di sana, walau dikabarkan tengah berada dalam kondisi kesehatan yang buruk. Sejumlah rabbi Zionis dan Chareidi (berasal dari kalangan Yahudi ortodoks yang paling konservatif) menyerukan kepada kaum Yahudi untuk menjadikan hal tersebut sebagai contoh dan hadir dalam acara doa bersama tersebut.

Doa bersama kaum Yahudi tersebut akan diselenggarakan pada Erev Rosh Chodesh, malam permulaan bulan baru. Dalam hal ini, bulan Tammuz – yang dianggap sebagai sebuah "Yom Kippur (hari penebusan dosa, hari kesepuluh dari bulan Tishri) kecil" dan dirasa sangat sesuai untuk menggelar acara doa bersama ditengah masa-masa sulit.

Para Yahudi tersebut akan menggelar doa mengenai masalah niatan Iran untuk melenyapkan Israel, rencana pemerintah Israel untuk menangani permasalahan Yahudi di Yudea dan Samaria, dan keinginan negara-negara kuat dunia untuk menyingkirkan kaum Yahudi di seluruh area pemukiman Yahudi dan membangun sebuah negara Arab di atasnya.

Para partisipan lainnya menginginkan adanya penambahan elemen-elemen khusus dalam daftar isu yang dibahas dalam doa bersama tersebut. Misalnya mengenai parade gay di Tel Aviv minggu lalu, dan di Yerusalem pada minggu depan, yang dipandang sebagai contoh-contoh "hal-hal yang sangat dibenci" yang diancam dalam kitab suci, dan disebut akan menyebabkan kaum Yahudi ditendang keluar dari tanah yang mereka jajah.

Sebagai tambahan, rencana kotamadya Yerusalem baru-baru ini untuk meminimalkan pembangunan pemukiman Yahudi dan meningkatkan pembangunan rumah-rumah Arab juga dipandang sebagai sebuah kekhawatiran besar bagi kaum Yahudi.

Sebuah gerakan anti-parade menyebutkan bahwa doa bersama tersebut bukanlah sebuah cara yang terbaik untuk menghentikan aksi para gay Yahudi yang mengotori jalan-jalan Yerusalem. Sebuah tindakan yang lebih nyata diperlukan untuk menghentikan hal tersebut.

"Tanah Yahudi akan memuntahkan seluruh penduduknya karena kebencian asing yang ditambah dengan tiadanya kepedulian akan rasa takut anak-anak kita," kata salah satu kelompok Yahudi, merujuk kepada opini dari sejumlah orang yang menyatakan bahwa memerangi parade homoseksual tidak seharusnya dipublikasikan karena rasa khawatir bahwa kalangan anak muda akan mendengan hal-hal yang lebih baik tidak diucapkan.

"Ketika hal yang lebih parah terjadi, ingatlah bahwa kalian semua hanya diam! Para pemimpin Torah, janganlah bersembunyi. Kalian memiliki kekuasaan untuk menghentikan parade laknat tersebut. Kalian hanya tinggal mengumumkan bahwa parade-parade semacam itu tidak dilarang di negara in, kalian akan keluar dari koalisi pemerintahan dan kemudian membiarkan Netanyahu dan Livni untuk menjalankan negara ini, setidaknya kalian bisa berkata bahwa tangan kami tidak memicu pertumpahan darah. Tidak ada gunanya mengelar doa, puasa dan begadang dalam situasi semacam ini, jika pada saat yang bersamaan kami membiarkan hal ini terjadi. "Bahkan jika kalian banyak berdoa, aku tidak akan mendengar (Isaiah 1). Apa ada yang mendengar ucapan saya?

Artikel Terkait

1. Silahkan masukkan komentar
2. Berkomentar dengan kata-kata yang santun
3. Jangan menggunakan kata-kata kotor
4. Jika anda tidak suka dengan yang kami sajikan, lebih baik jangan di baca
5. Tinggalkan link web/blog anda agar admin bisa visit back
6. Jadilah pengunjung yang baik
7. Kami hanya memberikan informasi dari sumber-sumber yang bisa admin percaya.
8. Maaf jika ada salah satu artikel tidak ada sumbernya.
EmoticonEmoticon