Orang Yahudi yang menjual tanah ke orang Arab di
Israel tidak boleh memimpin doa di sinagog, tidak memiliki hak untuk memberikan
berkat pada saat pembacaan kitab Taurat, tidak dihitung suaranya dalam sebuah
kuorum yang dibutuhkan untuk doa bersama dan dianggap sebagai kaki tangan musuh
Israel, menurut keputusan secara halachic (hukum agama Yahudi yang berasal dari
kitab suci) pada Senin malam oleh sekelompok rabbi yang menamakan dirinya
"Sanhedrin Baru" (Pengadilan Agung di masa Yerusalem kuno).
Profesor Hillel Weiss, juru bicara Sanhedrin,
mengatakan bahwa meskipun penjual tanah ke orang-orang Arab itu telah membantu
musuh rakyat Yahudi, bukan berarti mereka berdosa dan harus dihukum mati.
Para rabbi yang berpartisipasi dalam sebuah pertemuan
yang digelar di Pisgat Zeev Senin malam itu antara lain Ketua Safed Rabbi
Shmuel Eliyahu, Rabbi Ya'acov Yosef, putra dari mentor Shas Rabbi Ovadia Yosef,
dan mantan anggota kongres United Torah Judaisme , Rabbi Menachem Porush, 93.
Dalam keputusan mereka, Sanhedrin menjelaskan latar
belakang sejarahnya, "Dalam beberapa tahun belakangan ini sebuah fenomena
telah muncul di mana kaum Arab membeli rumah-rumah dan tanah di kawasan Yahudi
dan dengan cara tersebut lambat laun mereka akan membeli sejumlah
kawasan."
Sumber yang dekat dengan Sanhedrin mengatakan bahwa
keputusan yang bersifat halachic itu merupakan sebuah respon dari penjualan
tanah dan apartemen di French Hill, Pisgat Zeev dan kawasan Yahudi lainnya ke
orang-orang Arab.
Blokade yang dibangun di Yerusalem dan memisahkan area
Palestina dengan Yahudi mungkin merupakan bagian dari alasan meningkatnya
pembangunan rumah kaum Arab di kawasan Yahudi. Hal tersebut juga lumrah
mengingat banyaknya wilayah di Palestina yang dipenuhi rumah-rumah ilegal para
pengungsi Yahudi.
Eliyahu, yang mengatakan bahwa ia tidak menandatangani
keputusan halachic tersebut, menjelaskan bahwa fenomena penduduk Arab membeli
tanah milik orang Yahudi telah meningkat sebagai akibat dari pendanaan yang
diberikan oleh Eropa dan Saudi untuk mendukung gerakan tersebut.
"Setiap komunitas memiliki hak untuk memberikan
sanksi terhadap anggota yang menjual tanahnya ke orang Arab," ujar Eliyahu.
"Seorang Yahudi yang memfasilitasi hal ini telah
melanggar hukum, meskipun jika ia hanya ingin menyewakannya kepada
mereka."
Eliyahu mengatakan bahwa di kotanya sendiri, Safed,
seorang Yahudi yang menjual tanah ke orang Arab diboikot oleh komunitas.
"Ia memiliki sebuah toko bahan makanan dan orang-orang memboikotnya."
Halakah melarang penjualan tanah Israel yang dimiliki
oleh kaum Yahudi ke non Yahudi. Namun, tidak ada larangan dalam hukum Yahudi
terhadap seseorang yang telah melakukan itu untuk berpartisipasi dalam kegiatan
ibadah bersama.
Sementara itu, pada bulan Juni lalu, Rabbi ortodoks
Yahudi, Manis Friedman, dari St. Paul, Minnesota, telah memberikan pernyataan
bahwa Israel harus menghancurkan tempat-tempat suci Islam dan membantai warga
sipil dalam apa yang disebutnya sebagai "cara Yahudi" untuk bertarung
dalam "peperangan moral".
Pernyataan tersebut dilontarkan sebagai tanggapan atas
pertanyaan, "Bagaimana seharusnya kaum Yahudi memperlakukan para tetangga
Arab mereka?" yang dimuat dalam majalah Yahudi Moment edisi Mei/Juni, dalam
sebuah kolom yang diberi judul "Tanyakan kepada para Rabbi". Majalah
tersebut menulis berbagai tanggapan dalam kolom tersebut. Tanggapan-tanggapan
tersebut dikemukakan oleh sembilan rabbi yang berbeda, masing-masing rabbi
mewakili berbagai sekolah dan disiplin yang berbeda, dan masing-masing sekolah
mewakili pola pikir Yahudi yang berbeda pula. Para rabbi yang diambil
pendapatnya dalam jajak pendapat tersebut ada yang independen, humanis,
reformis, ortodoks modern, pembaharu, berpikiran membangun, konservatif, aliran
Sephardic dan Chabad.
Rabbi Friedman yang mewakili seksi Chabad dalam
artikel tersebut mengemukakan pendapatnya seperti berikut:
"Saya sama sekali tidak percaya dengan moralitas
Barat. Misalnya, jangan membunuh warga sipil, jangan menghancurkan tempat suci,
jangan bertempur di hari besar, jangan meledakkan pemakaman, jangan menembak
hingga lawan menembak terlebih dahulu karena hal tersebut tidak bermoral.
Namun, saya tidak mempercayai itu semua, omong kosong! Satu-satunya cara yang
paling benar adalah mempergunakan tata cara Yahudi: Hancurkan tempat suci
mereka (umat Islam). Kemudian bunuh semua pria, wanita, anak-anak, termasuk
juga binatang peliharaan mereka."
Pernyataan Friedman itu dimentahkan oleh rabbi Fred
Schindler Dodd, asal Maryland, yang dalam tanggapannya mengatakan,
"Saat-saat dimana saya merasa paling benci menjadi seorang Yahudi adalah
ketika saya harus menyaksikan ratusan orang yang meneriakkan protes terhadap
masalah Yerusalem, mavet lAravim (pembantaian warga Arab). Namun saya merasa
senang jika melihat ada rekonsiliasi dan kerukunan, saat-saat tersebut adalah
saat-saat yang membanggakan. Saya ingin menyerukan kepada semua orang untuk
saling hidup berdampingan, semoga seluruh manusia penghuni tanah suci dan bumi
ini mendapatkan keadilan dan kedamaian."
1. Silahkan masukkan komentar
2. Berkomentar dengan kata-kata yang santun
3. Jangan menggunakan kata-kata kotor
4. Jika anda tidak suka dengan yang kami sajikan, lebih baik jangan di baca
5. Tinggalkan link web/blog anda agar admin bisa visit back
6. Jadilah pengunjung yang baik
7. Kami hanya memberikan informasi dari sumber-sumber yang bisa admin percaya.
8. Maaf jika ada salah satu artikel tidak ada sumbernya.
EmoticonEmoticon