Saya pernah baca di internet
bahwa Nabi Isa As tidak mati di salib (Menurut kristen) atau telah diangkat ke
langit (Menurut Islam) tapi diselamatkan oleh muridnya karena pada saat di
salib Nabi Isa As belum mati. Kemudian Nabi Isa mengembara dan akhirnya
meninggal di Kashmir, mohon penjelasannya apakah ini semacam doktrin dari
penganut ahmadiyah. Terima Kasih.
Waalaikumussalam Wr Wb
Allah swt membicarakan tentang
kisah berakhirnya Nabi Isa as bersama kaumnya didalam tiga surat, yaitu :
إِذْ قَالَ اللّهُ يَا عِيسَى إِنِّي مُتَوَفِّيكَ وَرَافِعُكَ إِلَيَّ
وَمُطَهِّرُكَ مِنَ الَّذِينَ كَفَرُواْ وَجَاعِلُ الَّذِينَ اتَّبَعُوكَ فَوْقَ
الَّذِينَ كَفَرُواْ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ
Artinya : “(ingatlah), ketika
Allah berfirman: "Hai Isa, Sesungguhnya aku akan menyampaikan kamu kepada
akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku serta membersihkan kamu dari
orang-orang yang kafir, dan menjadikan orang-orang yang mengikuti kamu di atas
orang-orang yang kafir hingga hari ". (QS. Al Imran 55)
وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ
اللّهِ وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَكِن شُبِّهَ لَهُمْ وَإِنَّ الَّذِينَ
اخْتَلَفُواْ فِيهِ لَفِي شَكٍّ مِّنْهُ مَا ﴾١٥٧وَمَا قَتَلُوهُ يَقِينًا ﴿لَهُم
بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِلاَّ اتِّبَاعَ الظَّنِّ
﴾١٥٨بَل رَّفَعَهُ اللّهُ إِلَيْهِ وَكَانَ اللّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا ﴿
Artinya : “dan karena Ucapan
mereka: "Sesungguhnya Kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam,
Rasul Allah", Padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula)
menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa
bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan)
Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. mereka tidak
mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti
persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu
adalah Isa. Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya dan
adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. An-Nisaa : 157 – 158)
فَلَمَّا تَوَفَّيْتَنِي كُنتَ أَنتَ الرَّقِيبَ
عَلَيْهِمْ وَأَنتَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ
Artinya : “Maka setelah Engkau
wafatkan Aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka. dan Engkau adalah Maha
menyaksikan atas segala sesuatu.” (QS. Al Maidah : 116 – 117)
Kata-kata "إنى متوفيك"didalam surat Ali Imram dan
kata-kata "فلما توفيتنى"
didalam surat Al Maidah memberikan pengertian bahwa Nabi isa as telah mati
dikarenakan kata tawaffa terdapat didalam Al Qur’an berarti mati sehingga makna
inilah yang dipakai didalam ungkapan tentangnya, sebagaimana kata tawaffaitu
didalam makna bahasanya berarti menggenggam dan mengambil. Dengan demikian
makna "إنى متوفيك" dan
"فلما توفيتنى" berarti “Sesungguhnya aku menggenggammu dari bumi”, sebagaimana dikatakan,”tawaffaitu min fulan maalii alaihi” artinya aku telah memegangnya. Kemudian yatawaffa juga berarti tidur, sebagaimana firman Allah swt didalam surat al An’am :
"فلما توفيتنى" berarti “Sesungguhnya aku menggenggammu dari bumi”, sebagaimana dikatakan,”tawaffaitu min fulan maalii alaihi” artinya aku telah memegangnya. Kemudian yatawaffa juga berarti tidur, sebagaimana firman Allah swt didalam surat al An’am :
وَهُوَ الَّذِي يَتَوَفَّاكُم بِاللَّيْلِ وَيَعْلَمُ
مَا جَرَحْتُم بِالنَّهَارِ ثُمَّ يَبْعَثُكُمْ فِيهِ لِيُقْضَى أَجَلٌ مُّسَمًّى
ثُمَّ إِلَيْهِ مَرْجِعُكُمْ ثُمَّ يُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ
Artinya : “dan Dialah yang
menidurkan kamu di malam hari dan Dia mengetahui apa yang kamu kerjakan di
siang hari, kemudian Dia membangunkan kamu pada siang hari untuk disempurnakan
umur(mu) yang telah ditentukan, kemudian kepada Allah-lah kamu kembali, lalu
Dia memberitahukan kepadamu apa yang dahulu kamu kerjakan.” (QS. Al An’am : 60)
Didalam ayat itu yatawaffa
bermakna tidur, sebagaimana penggunaan kata yab’atsu untuk kebangkitan di
kehidupan lain setelah kematian di dunia, artinya dibangunkan dari tidur karena
itu kemungkinan yang dimaksud dengan kata إنى متوفيك dan
فلما توفيتنى bisa
berarti tidur sebagai pengganti dari kematian sebagaimana disebutkan diatas.
Adapun ta’wil dari kata ورافعك إلى didalam surat Ali Imran dan
يل رفعه الله إليه didalam
surat An Nisaa telah ditafsirkan oleh para ahli tafsir bahwa Allah swt
mengangkat Isa as ke langit sedangkan kata terkahir يل رفعه الله إليه adalah sebagai informasi tentang kenyataan apa
yang dijanjikan Allah kepadanya didalam surat Ali Imran didalam perkataannya
إنى متوفيك ورافعك إلى
Didalam Al Qur’an kata raf’u
(mengangkat) digunakan untuk sesuatu yang bersifat fisik dan juga non fisik
(maknawi). Apabila kata yang dimaksudkan itu adalah pengangkatan yang bersifat
fisik maka ini bisa diterima dikarenakan diselamatkannya Isa as dari
musuh-musuhnya adalah penyelamatan terhadap ruh dan jasadnya. Dengan demikian
pengangkatan yang bersifat fisik yaitu kematian dalam arti sebenarnya atau
dalam arti tidur lebih didahulukan dikarenakan pengangkatannya dalam keadaan
hidup seperti kehidupan pada umumnya di dunia adalah suatu siksaan baginya,
sebagaimana ditunjukkan oleh kenyataan ilmiah bahwa manusia semakin naik ke
langit maka ia akan semakin merasa sesak di dadanya dikarenakan sedikitnya
oksigen di udara dan juga sebagai pembuktian dari kebenaran firman Allah swt :
يَجْعَلْ صَدْرَهُ ضَيِّقًا حَرَجًا كَأَنَّمَا
يَصَّعَّدُ فِي السَّمَاء
Artinya : “Niscaya Allah
menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit.”
(QS. Al An’am : 125)
Dari penuturan itu semua
menunjukkan bahwa Allah swt telah mengangkat Isa as dan menyelamatkannya dari
pembunuhan dan penyaliban yaitu dengan mewafatkannya bisa jadi dengan kematian
yang sebenarnya ataupun secara hukum yaitu tidur demi membebaskan dan
menyelamatkannya dari penyiksaan yang dialami tubuhnya apabila diangkat dari
dunia ke langit masih dalam keadaan hidup seperti kehidupan pada umumnya di
dunia atau Nabi Isa saw diangkat dalam keadaan hidup dan masih tetap hidup
meskipun tidak diketahui bagaimana keadaannya. (Buhuts wa Fatawa Islamiyah juz
IV hal 645 – 646)
Jadi seandainya ada yang
mengatakan bahwa Nabi Isa as diangkat Allah swt dari dunia ke langit dalam
keadaan mati maka hal ini pun dimungkinkan sebagaimana makna dari kata إنى متوفيك didalam surat Ali Imran dan فلما توفيتنى didalam surat Al Maidah
diatas. Adapun apabila ada yang mengatakan bahwa Nabi Isa melakukan da’wahnya
di Kashmir atau India kemudian meninggal di sana maka tidak ada dalil-dalil
yang membuktikan dan membenarkannya dan ada kemungkinan keyakinan ini sengaja
disebarkan sebagai alat propaganda orang-orang Nasrani dalam menjalankan
praktek-praktek kristenisasinya.
Wallahu A’lam
1. Silahkan masukkan komentar
2. Berkomentar dengan kata-kata yang santun
3. Jangan menggunakan kata-kata kotor
4. Jika anda tidak suka dengan yang kami sajikan, lebih baik jangan di baca
5. Tinggalkan link web/blog anda agar admin bisa visit back
6. Jadilah pengunjung yang baik
7. Kami hanya memberikan informasi dari sumber-sumber yang bisa admin percaya.
8. Maaf jika ada salah satu artikel tidak ada sumbernya.
EmoticonEmoticon